Puisi: Facebook (Karya Beno Siang Pamungkas)

Puisi "Facebook" karya Beno Siang Pamungkas mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari media sosial pada hubungan manusia dan bagaimana kita ...
Facebook
(puisi tentang Facebook)

Empat penjuru dan tujuh samudra
segala pilu dan gelak tawa
terhubung di satu nama.

Semarang, 19 Agustus 2009

Analisis Puisi:

Puisi "Facebook" karya Beno Siang Pamungkas adalah sebuah karya yang singkat namun padat, yang mengeksplorasi tema konektivitas dan kontradiksi dalam konteks dunia digital modern. Dengan hanya beberapa baris, puisi ini mengungkapkan kompleksitas hubungan dan emosi manusia yang terhubung melalui platform media sosial yang populer.

Koneksi Global

Puisi dimulai dengan "Empat penjuru dan tujuh samudra", sebuah ungkapan yang mencerminkan cakupan global dan luas dari platform digital. Frasa ini mengacu pada seluruh dunia, menunjukkan bahwa "segala pilu dan gelak tawa"—berbagai emosi dan pengalaman manusia—terhubung dan dapat dijangkau melalui satu nama. Ini menyoroti bagaimana teknologi memungkinkan kita untuk berkomunikasi dan berbagi pengalaman tanpa batasan geografis.

Kontradiksi dalam Dunia Digital

"Terhubung di satu nama" menandakan bahwa meskipun kita terhubung secara global, semuanya berpusat pada satu entitas—dalam hal ini, Facebook. Nama ini mewakili bukan hanya sebuah platform, tetapi juga simbol dari bagaimana media sosial mengintegrasikan berbagai aspek kehidupan kita, baik yang menyenangkan maupun yang menyedihkan.

Puisi ini juga mengimplikasikan kontradiksi yang ada dalam dunia digital: meskipun kita dapat terhubung secara instan dengan orang-orang di seluruh dunia, ada perasaan yang bisa hilang dalam prosesnya. Meskipun "segala pilu dan gelak tawa" dapat berbagi, ada juga kemungkinan bahwa keintiman dan keaslian dalam hubungan manusia bisa tereduksi menjadi sesuatu yang lebih dangkal di platform seperti Facebook.

Keterbatasan dan Ketergantungan

Dengan fokus pada "satu nama", puisi ini juga menggambarkan ketergantungan kita pada platform digital tertentu untuk menghubungkan diri kita dengan dunia luar. Meskipun menawarkan konektivitas, platform ini mungkin juga membatasi atau mempengaruhi cara kita merasakan dan berinteraksi satu sama lain.

Puisi "Facebook" karya Beno Siang Pamungkas adalah refleksi singkat namun mendalam tentang bagaimana teknologi modern mempengaruhi cara kita terhubung dengan dunia. Dengan menggunakan metafora global dan menyoroti kontradiksi dalam pengalaman digital, puisi ini menggambarkan baik manfaat maupun keterbatasan dari platform seperti Facebook. Ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak dari media sosial pada hubungan manusia dan bagaimana kita mengelola koneksi di era digital yang serba cepat ini.

Puisi: Facebook
Puisi: Facebook
Karya: Beno Siang Pamungkas
© Sepenuhnya. All rights reserved.