Puisi: Durrahman (Karya Joko Pinurbo)

Puisi "Durrahman" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang menggambarkan gambaran tentang kehormatan, kebesaran hati, dan pengorbanan dalam ...
Durrahman

Mengenakan kemeja dan celana pendek putih,
Durrahman berdiri sendirian di beranda istana.
Dua ekor burung gereja hinggap di atas bahunya,
bercericit dan menari riang.
Senja melangkah tegap, memberinya salam hormat,
kemudian berderap ke dalam matanya yang hangat dan terang.

Di depan mikrofon Durrahman mengucapkan pidato singkatnya:
"Hai umatku tercinta, dalam diriku ada seorang presiden
yang telah kuperintahkan untuk turun tahta
sebab tubuhku terlalu lapang baginya.
Hal-hal yang menyangkut pemberhentiannya
akan kubereskan sekarang juga."

Dua ekor burung gereja menjerit nyaring di atas bahunya.
Durrahman berjalan mundur ke dalam istana.
Dikecupnya telapak tangannya, lalu dilambai-lambaikannya
ke arah ribuan orang yang mengelu-elukannya dari seberang.

Selamat jalan, Gus. Selamat jalan, Dur.
Dalam dirimu ada seorang pujangga yang tak binasa.
Hatimu suaka bagi segala umat yang ingin membangun kembali
puing-puing cinta, ibukota bagi kaum yang teraniaya.
Ketika kami semua ingin jadi presiden,
baju presidenmu sudah lebih dulu kautanggalkan.

2010

Analisis Puisi:

Puisi "Durrahman" karya Joko Pinurbo adalah sebuah karya yang menggambarkan gambaran tentang kehormatan, kebesaran hati, dan pengorbanan dalam konteks kepemimpinan. Melalui narasi tentang seorang presiden yang turun tahta dengan kemuliaan dan rendah hati, penyair menyampaikan pesan tentang nilai-nilai kepemimpinan yang sejati.

Kemuliaan dan Kebesaran Hati Durrahman: Dalam puisi ini, Durrahman digambarkan sebagai seorang pemimpin yang memiliki kemuliaan dan kebesaran hati. Meskipun memiliki kekuasaan dan otoritas sebagai seorang presiden, Durrahman memilih untuk turun tahta demi kebaikan umatnya. Tindakannya mencerminkan sikap rendah hati dan pengorbanan yang tinggi untuk kepentingan orang lain.

Kehormatan dalam Penurunan Tahta: Penurunan tahta Durrahman disampaikan dengan penuh kehormatan dan martabat. Meskipun tindakannya mungkin dianggap sebagai kekalahan atau kelemahan oleh beberapa orang, Durrahman tetap mempertahankan integritasnya dan menyampaikan keputusannya dengan sikap yang teguh dan lugas.

Penghargaan atas Jasa Durrahman: Dalam bagian akhir puisi, penyair menyampaikan penghargaan atas jasa-jasa Durrahman sebagai seorang pemimpin dan pujangga. Durrahman dianggap sebagai suaka bagi umat yang ingin membangun kembali puing-puing cinta dan sebagai ibukota bagi kaum yang teraniaya. Pesan ini menggambarkan betapa pentingnya peran pemimpin yang memiliki hati yang mulia dan dedikasi untuk kebaikan umat.

Puisi "Durrahman" adalah sebuah karya yang menggambarkan gambaran tentang kehormatan dan kebesaran hati dalam konteks kepemimpinan. Melalui narasi tentang penurunan tahta seorang presiden dengan kemuliaan dan rendah hati, penyair menyampaikan pesan tentang nilai-nilai kepemimpinan yang sejati, yang didasarkan pada pengorbanan untuk kepentingan orang lain dan integritas yang teguh. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan tentang makna sejati dari kepemimpinan dan pentingnya memiliki hati yang mulia dalam memimpin.

Puisi Durrahman
Puisi: Durrahman
Karya: Joko Pinurbo
© Sepenuhnya. All rights reserved.