Puisi: Di Tengah Jalan (Karya Usmar Ismail)

Puisi "Di Tengah Jalan" karya Usmar Ismail menawarkan pandangan yang mendalam tentang pengalaman hidup dan bagaimana kita berjuang dengan pemikiran ..
Di Tengah Jalan

Tertarung pikir di tengah jalan
Pada hidup melintas bagai bayangan
Sejenak bertumbuk-menghilang
Belum kuinsaf sudah melayang ...
Ngeri membalut
berlalu sudah
sekedip-hidup
Akan terus begini menjelang menghilang ...

Januari, 1944

Sumber: Puntung Berasap (Jakarta: Balai Pustaka, 1957)

Analisis Puisi:

Puisi "Di Tengah Jalan" karya Usmar Ismail menawarkan pandangan mendalam tentang pengalaman hidup dan ketidakpastian. Dengan gaya bahasa yang singkat namun kuat, puisi ini mengungkapkan tema-tema penting tentang eksistensi dan perubahan.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari delapan baris yang memiliki gaya bahasa yang sangat reflektif dan ekspresif. Usmar Ismail menggunakan metafora dan simbolisme untuk menyampaikan perasaan dan pemikirannya tentang kehidupan dan pengalaman manusia. Gaya bahasa yang digunakan menciptakan suasana yang introspektif dan penuh pertanyaan.

"Tertarung pikir di tengah jalan"

Baris ini menggambarkan situasi di mana seseorang berjuang dengan pemikiran dan perasaan mereka di tengah perjalanan hidup. "Tertarung pikir" menunjukkan konflik internal atau ketidakpastian yang dialami seseorang ketika mereka berada di persimpangan dalam hidup mereka.

"Pada hidup melintas bagai bayangan"

Di sini, hidup digambarkan sebagai sesuatu yang melintas seperti bayangan. Ini mengisyaratkan bahwa hidup itu sementara dan mungkin terasa tidak nyata atau sulit dipahami. "Bagai bayangan" menambah kesan bahwa hidup adalah sesuatu yang tidak dapat dipertahankan dengan jelas.

"Sejenak bertumbuk-menghilang"

Baris ini menunjukkan bagaimana pengalaman atau momen dalam hidup bisa muncul dan kemudian menghilang dengan cepat. "Bertumbuk-menghilang" menyoroti ketidakpastian dan kecepatan perubahan yang sering terjadi dalam hidup.

"Belum kuinsaf sudah melayang ..."

Baris ini menggambarkan perasaan penyesalan atau ketidakmampuan untuk memahami sesuatu sebelum itu berlalu. "Belum kuinsaf" menunjukkan ketidakmampuan untuk belajar atau menyadari sesuatu tepat waktu, sedangkan "sudah melayang" menandakan bahwa kesempatan atau momen tersebut telah berlalu.

"Ngeri membalut berlalu sudah sekedip-hidup"

Baris ini mengekspresikan ketakutan atau kecemasan tentang bagaimana hidup berlalu begitu cepat. "Ngeri membalut" menunjukkan perasaan tertekan atau khawatir tentang bagaimana segalanya berubah dan berlalu tanpa sempat benar-benar dirasakan atau dipahami.

"Akan terus begini menjelang menghilang ..."

Baris terakhir menyiratkan bahwa pola ini akan terus berlanjut. "Akan terus begini" menunjukkan siklus yang berulang, dan "menjelang menghilang" mencerminkan bahwa hidup akan terus berjalan menuju akhir atau perubahan yang tidak dapat dihindari.

Tema dan Pesan

Tema utama dari puisi ini adalah ketidakpastian dan perubahan dalam hidup. Usmar Ismail menggambarkan bagaimana hidup dapat terasa seperti perjalanan yang penuh dengan pertarungan internal dan perubahan yang cepat. Ada rasa kesadaran akan bagaimana momen dan kesempatan berlalu dengan cepat, meninggalkan perasaan penyesalan atau ketidakmampuan untuk memahami dengan tepat.

Pesan dari puisi ini adalah tentang realitas dari pengalaman hidup yang tidak selalu dapat diprediksi atau dikendalikan. Kehidupan sering kali bergerak cepat dan tidak dapat dipahami sepenuhnya, meninggalkan kita dengan perasaan ketidakpastian dan kekhawatiran tentang masa depan.

Puisi "Di Tengah Jalan" karya Usmar Ismail menawarkan pandangan yang mendalam tentang pengalaman hidup dan bagaimana kita berjuang dengan pemikiran dan perasaan kita. Dengan bahasa yang singkat namun kuat, puisi ini menyampaikan perasaan ketidakpastian dan perubahan yang cepat. Usmar Ismail menggunakan metafora dan simbolisme untuk menciptakan gambaran yang kuat tentang bagaimana hidup berlalu dan bagaimana kita berusaha untuk memahami dan menghadapi kenyataan tersebut. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan pengalaman mereka sendiri dan bagaimana mereka berhubungan dengan perjalanan hidup yang sering kali penuh dengan ketidakpastian.

Puisi
Puisi: Di Tengah Jalan
Karya: Usmar Ismail

Biodata Usmar Ismail:
  • Usmar Ismail lahir pada tanggal 20 Maret 1921 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Ia adalah seorang sutradara, produser film, dan penulis naskah Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perfilman Indonesia.
  • Usmar Ismail aktif dalam Gerakan Pujangga Baru, sebuah kelompok sastra yang berperan dalam perkembangan sastra Indonesia pada masa itu.
  • Usmar Ismail meninggal dunia pada tanggal 2 Januari 1971 (pada usia 49) di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.