Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Di Suatu Malam di Pinggir Jalan (Karya Darwanto)

Puisi "Di Suatu Malam di Pinggir Jalan" karya Darwanto mengajak pembaca untuk merenungkan realitas sosial yang ada di sekitar kita dan mendorong ...

Di Suatu Malam di Pinggir Jalan


Malam yang tua itu memang tak pernah menegurmu
dan begitu saja membiarkanmu
di bawah pohon pinggir jalan yang sepi itu, kau terjerat kail si penunggu
berpusing, mabok, membentur-benturkan serak-serak batuk-batukmu
hingga paginya, tercium oleh seorang warga bau anyir dan amis bagai si pecandu
berteriak-teriak, berlari sempoyongan menemukan mayatmu

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Di Suatu Malam di Pinggir Jalan" karya Darwanto menggambarkan situasi yang penuh dengan keputusasaan dan keterasingan. Dengan menggunakan bahasa yang kuat dan imaji yang tajam, puisi ini menyoroti kondisi seseorang yang terpinggirkan dan terlupakan oleh masyarakat.

Tema Utama

  • Keterasingan dan Pengabaian: Puisi ini menonjolkan tema keterasingan melalui gambaran seseorang yang terjerat dalam situasi yang menyedihkan dan terlupakan oleh lingkungan sekitar. Malam yang "tak pernah menegurmu" menjadi simbol dari masyarakat yang acuh tak acuh terhadap penderitaan individu.
  • Realitas Sosial: Melalui deskripsi kondisi karakter utama yang "terjerat kail si penunggu" dan akhirnya ditemukan sebagai mayat, puisi ini mencerminkan realitas sosial yang keras dan tak berperasaan. Ini menggambarkan bagaimana masyarakat sering kali mengabaikan mereka yang terpinggirkan hingga terlambat untuk memberikan pertolongan.
  • Keputusasaan: Kondisi karakter yang "berpusing, mabok, membentur-benturkan serak-serak batuk-batukmu" mencerminkan keadaan yang penuh dengan keputusasaan. Ini menggambarkan situasi di mana seseorang terjebak dalam lingkaran penderitaan tanpa jalan keluar.

Teknik Sastra

  • Imaji: Puisi ini kaya dengan imaji yang kuat, seperti "terjerat kail si penunggu", "berpusing, mabok", dan "bau anyir dan amis". Penggunaan imaji ini memberikan visualisasi yang tajam dan menambah kedalaman emosional pada puisi.
  • Personifikasi: Malam dipersonifikasikan sebagai entitas yang "tak pernah menegurmu", menambah nuansa keterasingan dan kesepian yang dirasakan oleh karakter utama. Ini menunjukkan bagaimana lingkungan sekitar tidak memberikan perhatian atau bantuan.
  • Simbolisme: Pohon pinggir jalan yang sepi menjadi simbol dari tempat yang terlupakan dan terpinggirkan, menggambarkan kondisi karakter yang tidak diperhatikan oleh orang lain. "Kail si penunggu" bisa diartikan sebagai jebakan yang menahan karakter dalam penderitaan.

Interpretasi

  • Keterasingan Individu dalam Masyarakat: Puisi ini dapat diinterpretasikan sebagai kritik terhadap bagaimana masyarakat sering kali mengabaikan individu yang terpinggirkan. Kondisi karakter yang ditemukan sebagai mayat mencerminkan hasil dari pengabaian sosial, menunjukkan perlunya perhatian dan tindakan terhadap mereka yang menderita di sekitar kita.
  • Lingkaran Keputusasaan: Gambaran karakter yang "berpusing, mabok" dan akhirnya meninggal menunjukkan lingkaran keputusasaan yang sulit untuk ditembus. Ini bisa diinterpretasikan sebagai refleksi dari masalah sosial seperti kecanduan atau tunawisma, yang sering kali tidak mendapatkan perhatian dan bantuan yang cukup.
  • Kritik Sosial: Puisi ini juga dapat dilihat sebagai kritik terhadap sistem sosial yang gagal melindungi individu yang rentan. Kondisi karakter yang "tercium oleh seorang warga" hanya setelah kematian menunjukkan bagaimana perhatian masyarakat datang terlambat, menekankan perlunya perubahan dalam pendekatan sosial terhadap masalah-masalah ini.
Puisi "Di Suatu Malam di Pinggir Jalan" karya Darwanto adalah karya yang kuat dan menyentuh, menggambarkan tema keterasingan, realitas sosial yang keras, dan keputusasaan. Melalui penggunaan imaji yang tajam, personifikasi, dan simbolisme, puisi ini menyampaikan pesan mendalam tentang pentingnya perhatian dan tindakan terhadap individu yang terpinggirkan dan menderita. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan realitas sosial yang ada di sekitar kita dan mendorong perubahan menuju masyarakat yang lebih peduli dan inklusif.

Darwanto
Puisi: Di Suatu Malam di Pinggir Jalan
Karya: Darwanto

Biodata Darwanto:
  • Darwanto lahir pada tanggal 6 Maret 1994.
© Sepenuhnya. All rights reserved.