Puisi: Dendam (Karya Usmar Ismail)

Puisi "Dendam" karya Usmar Ismail adalah sebuah karya yang menawarkan wawasan mendalam
Dendam

Dendam mencerkam di kala lemah,
Hilang daya,
Hendak menggempur yang tak bersuara sama
di dalam dada,
Hendak memadamkan dendam
karena lemah,
Hendak kubangkitkan semangat
membaca,
Tapi dendam tak kunjung padam.

Mei, 1945

Sumber: Puntung Berasap (Jakarta: Balai Pustaka, 1957)

Analisis Puisi:

Puisi "Dendam" karya Usmar Ismail adalah sebuah karya yang menyoroti perasaan mendalam dan konflik batin yang dialami seseorang yang dikuasai oleh rasa dendam. Melalui gaya bahasa yang ringkas namun kuat, puisi ini menggambarkan intensitas emosi dan perjuangan internal yang dialami oleh si tokoh puisi.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi "Dendam" terdiri dari sembilan baris yang singkat namun padat makna. Gaya bahasa yang digunakan sangat kontras, menggabungkan elemen kekuatan dan kelemahan dalam satu gambaran emosional. Usmar Ismail menggunakan bahasa yang lugas dan langsung, menyampaikan perasaan mendalam tanpa hiasan berlebihan, sehingga membuat pesan puisi ini menjadi sangat intens dan menyentuh.
  • "Dendam mencerkam di kala lemah,": Baris ini membuka puisi dengan gambaran dendam yang muncul saat seseorang merasa lemah. Kata "mencerkam" memberikan kesan bahwa dendam adalah sesuatu yang kuat dan mengganggu, merasuki keadaan batin seseorang ketika mereka dalam kondisi paling rapuh.
  • "Hilang daya,": Baris ini menunjukkan kelemahan dan kehilangan energi yang dialami oleh si tokoh. Dendam bukan hanya mempengaruhi kondisi emosional tetapi juga fisik, menyusutkan daya dan kekuatan yang ada.
  • "Hendak menggempur yang tak bersuara sama": Di sini, si tokoh puisi berusaha untuk mengekspresikan dendamnya terhadap sesuatu atau seseorang yang dianggap tidak memberikan respons atau suara. Ini menunjukkan ketidakpuasan dan keinginan untuk menghadapi atau mengatasi rasa dendam yang ada.
  • "di dalam dada,": Baris ini mengindikasikan bahwa dendam adalah sesuatu yang berada di dalam diri, di dalam hati atau jiwa seseorang. Ini menunjukkan bahwa perasaan dendam sangat mendalam dan pribadi, terlokalisasi di tempat yang paling intim dalam diri manusia.
  • "Hendak memadamkan dendam": Baris ini mencerminkan keinginan si tokoh puisi untuk mengatasi atau menghilangkan dendam yang ada. Ada usaha sadar untuk mengatasi perasaan tersebut, namun usaha ini belum berhasil.
  • "karena lemah,": Baris ini menjelaskan bahwa keinginan untuk memadamkan dendam timbul karena kelemahan yang dirasakan. Dendam muncul ketika seseorang merasa tidak berdaya, dan ada usaha untuk mengatasi perasaan tersebut meskipun berada dalam kondisi yang lemah.
  • "Hendak kubangkitkan semangat membaca,": Di sini, si tokoh puisi mencoba untuk menemukan kekuatan dan semangat melalui aktivitas yang positif, seperti membaca. Ini menunjukkan upaya untuk mencari cara alternatif untuk mengatasi dendam, mencari penyembuhan melalui kegiatan yang konstruktif.
  • "Tapi dendam tak kunjung padam.": Baris penutup puisi menegaskan bahwa meskipun ada usaha untuk mengatasi dendam, perasaan tersebut tetap tidak padam. Ini menggambarkan ketidakmampuan untuk menghilangkan dendam dan menunjukkan bahwa perasaan tersebut terus mengganggu dan mendominasi.

Tema dan Pesan

Tema utama puisi "Dendam" adalah konflik batin yang ditimbulkan oleh perasaan dendam dan usaha untuk mengatasi atau memadamkannya. Puisi ini menyampaikan pesan bahwa dendam adalah emosi yang kuat dan sulit dihilangkan, terutama ketika seseorang berada dalam keadaan lemah atau rentan.

Pesan puisi ini juga menggambarkan usaha-usaha yang dilakukan seseorang untuk mengatasi dendam, seperti mencari semangat atau melakukan kegiatan positif, namun perasaan dendam tetap sulit untuk diatasi. Ini menyoroti betapa mendalam dan kompleksnya perasaan dendam serta tantangan yang dihadapi dalam mencoba untuk menyingkirkannya.

Puisi "Dendam" karya Usmar Ismail adalah sebuah karya yang menawarkan wawasan mendalam tentang perasaan dendam dan perjuangan batin yang menyertainya. Dengan gaya bahasa yang sederhana namun kuat, puisi ini menyampaikan kompleksitas emosi dan usaha untuk mengatasi dendam. Melalui gambaran yang intens dan deskriptif, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dampak mendalam dari perasaan dendam dan tantangan dalam mengatasi emosi tersebut.

Puisi
Puisi: Dendam
Karya: Usmar Ismail

Biodata Usmar Ismail:
  • Usmar Ismail lahir pada tanggal 20 Maret 1921 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Ia adalah seorang sutradara, produser film, dan penulis naskah Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perfilman Indonesia.
  • Usmar Ismail aktif dalam Gerakan Pujangga Baru, sebuah kelompok sastra yang berperan dalam perkembangan sastra Indonesia pada masa itu.
  • Usmar Ismail meninggal dunia pada tanggal 2 Januari 1971 (pada usia 49) di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.