Puisi: Dendam (Karya B. Y. Tand)

Puisi "Dendam" karya B. Y. Tand menggambarkan perjalanan emosional seseorang dari penguburan dendam hingga penyesalan mendalam.
Dendam

Dendam yang kukuburkan di tasik bumi
setelah kupesiang tujuhhari tujuhmalam
dengan sembilu pemotong pusarku dahulu
Tiba-tiba bangkit mencekik leherku
karena buah-buahan dalam kebun
peninggalan nenekmoyangku
kugadaikan
hanya untuk membeli lipstik istriku.

Sumber: Ketika Matahari Tertidur (1979)

Analisis Puisi:

Puisi "Dendam" karya B. Y. Tand adalah sebuah karya puitis yang mengeksplorasi tema konflik internal, penyesalan, dan dampak dari keputusan yang diambil dalam hidup. Melalui bahasa yang kuat dan metaforis, puisi ini menggambarkan bagaimana rasa dendam dan penyesalan bisa membangkit dan mengganggu kedamaian seseorang.

Struktur dan Tema

Puisi ini memiliki struktur naratif yang mengikuti alur dari penguburan dendam hingga kebangkitan kembali. Tema utama adalah konflik internal dan dampaknya terhadap kehidupan seseorang, khususnya bagaimana keputusan yang diambil bisa mempengaruhi kedamaian batin.

Penguburan dan Kebangkitan Dendam

  • "Dendam yang kukuburkan di tasik bumi": Baris ini menggambarkan usaha untuk menutup dan mengubur rasa dendam dalam diri. Tasik bumi sebagai simbol kedalaman dan kegelapan mengindikasikan usaha untuk menyembunyikan emosi negatif di tempat yang jauh dari pandangan.
  • "setelah kupesiang tujuhhari tujuhmalam / dengan sembilu pemotong pusarku dahulu": Menyiratkan waktu dan usaha yang diinvestasikan untuk menahan dendam, dengan sembilu sebagai metafora untuk penderitaan dan luka yang mendalam.

Kebangkitan Dendam dan Penyesalan

  • "Tiba-tiba bangkit mencekik leherku": Menggambarkan bagaimana dendam yang sudah lama terkubur bisa tiba-tiba bangkit dan mengganggu kehidupan seseorang, menyebabkan penderitaan yang mendalam.
  • "karena buah-buahan dalam kebun / peninggalan nenekmoyangku / kugadaikan": Menunjukkan bahwa tindakan yang diambil, seperti menggadaikan warisan berharga, adalah bentuk penyesalan. Buah-buahan sebagai simbol dari nilai dan warisan keluarga, menunjukkan betapa berartinya hal-hal yang dipertaruhkan.

Konflik Pribadi dan Dampaknya

  • "hanya untuk membeli lipstik istriku": Baris ini mengungkapkan penyesalan karena keputusan yang diambil—menggadaikan warisan demi sesuatu yang dianggap sepele atau materialistis seperti lipstik—menyebabkan dampak besar dan menghidupkan kembali rasa dendam.

Interpretasi

Puisi ini menyajikan sebuah refleksi mendalam tentang bagaimana rasa dendam dan penyesalan dapat mempengaruhi kehidupan seseorang. Penggunaan simbolisme dan metafora seperti tasik bumi, sembilu, dan buah-buahan menciptakan gambaran yang kuat tentang penderitaan dan dampaknya.

Puisi "Dendam" mengingatkan kita tentang bahaya menekan emosi negatif dan bagaimana tindakan-tindakan yang kita ambil, terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai dan warisan keluarga, bisa menimbulkan penyesalan mendalam. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keputusan hidup mereka dan dampaknya terhadap kedamaian batin serta hubungan dengan orang-orang terdekat.

Puisi "Dendam" karya B. Y. Tand adalah karya yang menggambarkan perjalanan emosional seseorang dari penguburan dendam hingga penyesalan mendalam. Melalui gaya bahasa yang metaforis dan naratif, puisi ini mengeksplorasi tema-tema konflik internal, dampak keputusan, dan penyesalan, memberikan wawasan tentang bagaimana emosi yang tidak tertangani dapat mempengaruhi hidup seseorang secara signifikan.

B. Y. Tand
Puisi: Dendam
Karya: B. Y. Tand

Biodata B. Y. Tand:
  • B. Y. Tand (Burhanuddin Yusuf Tanjung) lahir pada tanggal 10 Agustus 1942 di Indrapura, Kabupaten Asahan, Sumatra Utara.
© Sepenuhnya. All rights reserved.