Puisi: Dari Kami (Karya S.M. Ardan)

Puisi "Dari Kami" karya S.M. Ardan menggambarkan perjalanan emosional dari penderitaan menuju harapan dan kedamaian.
Dari Kami

Bendera dari sobekan hati janda dan yatim
Di tiang dari tulang-tulang dilorengi-merah darah
Di tiang dari tulang-tulang dilorengi-merah darah
Dikibari pelepasan nyawa-nyawa harus mau rela
Katanya

Kini aman melambai
Dan langit biru bersih
Pada waktu-waktu tertentu menitik airmata buat kami

Dan wajah itu berseri lagi secepat
Mentari mengering kelembaban

Kami tetap luka, tersenyum: tak sia-sia
Makin lapang damai di pangkuan
Luka dalam tekanan, tersenyum: tak sia-sia

Bendera dari sobekan hati janda dan yatim
Katanya kini aman melambai
Dan langit biru-bersih

Sumber: Majalah Zenith (April, 1952)

Analisis Puisi:

Puisi "Dari Kami" karya S.M. Ardan merupakan sebuah karya yang mendalam, mengangkat tema perjuangan, pengorbanan, dan harapan melalui simbolisme dan narasi emosional. Dengan penggunaan bahasa yang kuat dan metafora yang menyentuh, puisi ini mengeksplorasi dampak konflik dan penderitaan pada individu dan masyarakat.

Struktur dan Tema

Puisi ini terdiri dari beberapa bait yang menggambarkan perjalanan emosional dan sosial pasca-konflik. Struktur puisi membagi pengalaman dan refleksi menjadi dua fase utama: penderitaan dan harapan.

Simbolisme dan Metafora

  • "Bendera dari sobekan hati janda dan yatim": Frasa ini menggunakan simbol bendera untuk menggambarkan penderitaan mendalam dan pengorbanan yang dialami oleh individu yang terluka secara emosional, seperti janda dan yatim. Bendera ini menjadi simbol perjuangan dan kesedihan.
  • "Di tiang dari tulang-tulang dilorengi-merah darah": Metafora ini menunjukkan betapa besar pengorbanan yang dilakukan, dengan tiang bendera diibaratkan sebagai tulang-tulang yang berlumur darah, menggambarkan kekejaman dan kekuatan dari penderitaan.

Pernyataan Penerimaan dan Harapan

  • "Kini aman melambai / Dan langit biru bersih": Di sini, penulis menunjukkan transisi dari penderitaan menuju sebuah fase di mana keamanan dan kedamaian akhirnya tercapai. Langit biru yang bersih melambangkan pemulihan dan harapan baru.
  • "Pada waktu-waktu tertentu menitik airmata buat kami": Ini mencerminkan bahwa meskipun keamanan telah tercapai, penderitaan dan kesedihan masih ada, dan airmata merupakan bagian dari proses penyembuhan.

Ketahanan dan Optimisme

  • "Kami tetap luka, tersenyum: tak sia-sia": Meskipun masih mengalami luka dan kesedihan, ada perasaan optimisme dan penerimaan bahwa perjuangan mereka tidak sia-sia. Ini menunjukkan ketahanan dan kekuatan batin dalam menghadapi kesulitan.
  • "Makin lapang damai di pangkuan": Frasa ini menyiratkan bahwa meskipun perjuangan dan penderitaan, akhirnya kedamaian dapat dirasakan dan dinikmati.

Konflik dan Resolusi

  • "Bendera dari sobekan hati janda dan yatim / Katanya kini aman melambai": Menyimpulkan dengan refleksi tentang bagaimana simbol perjuangan (bendera) akhirnya melambai sebagai tanda keamanan dan kedamaian yang telah dicapai, meskipun pengorbanan dan kesedihan masih membekas.
Puisi "Dari Kami" karya S.M. Ardan adalah sebuah refleksi yang mendalam tentang penderitaan dan pengorbanan dalam konteks konflik dan perjuangan. Dengan menggunakan simbolisme dan metafora yang kuat, puisi ini menggambarkan perjalanan emosional dari penderitaan menuju harapan dan kedamaian.

Melalui narasi ini, penulis mengajak pembaca untuk merenungkan betapa besar pengorbanan yang telah dilakukan dan bagaimana, meskipun masih ada kesedihan, akhirnya ada pencapaian kedamaian dan penerimaan. Puisi ini menjadi penghormatan terhadap mereka yang telah berjuang dan berkorban, serta sebuah pesan bahwa walaupun perjalanan mereka sulit, ada harapan dan keberhasilan di ujungnya.

S.M. Ardan
Puisi: Dari Kami
Karya: S.M. Ardan

Biodata S.M. Ardan:
  • S.M. Ardan lahir pada tanggal 2 Februari 1932 di Medan, Sumatra Utara.
  • S.M. Ardan meninggal dunia pada tanggal 26 November 2006.
© Sepenuhnya. All rights reserved.