Puisi: Cursing the Distance (Karya Ehfrem Vyzty)

Puisi "Cursing The Distance" adalah refleksi yang mendalam tentang perjuangan melawan keterpisahan dan pencarian kedekatan melalui iman dan doa.

Cursing the Distance


Habis-habisan aku dikejar gerimis setelah dingin angin membelai penuh mesra tubuh kita malam itu
Kristus menjadi saksi bisu saat kita patah-patah mengutuk kecacatan jarak yang parah-parah dalam doa penuh iman

"Tuhan, aku mau menggantikan-Mu tergantung di palang hina itu. Luka-luka sudah meludahi debu pada tubuh. Sepertinya, jarak telah mengutuk kami dipeluk rindu penuh-penuh" gumam kita dalam sujud doa

"Aku mengamini segala ingin paling pasti atas imanmu, anakku. Jarak 'kan Kusekat penuh dendam dengan rindu-rindu" jawab Tuhan

Perlahan-lahan sehabis begitu, kita pun saling peluk. Tuhan sudah meniadakan jarak antara kita dengan hati paling hati-hati mengubur rindu

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Cursing The Distance" karya Ehfrem Vyzty menyajikan gambaran yang mendalam tentang perjuangan emosional dan spiritual dalam menghadapi jarak dan keterpisahan. Melalui penggunaan citra religius dan emosi yang intens, puisi ini mengeksplorasi tema cinta, rindu, dan iman dalam konteks hubungan manusia dan spiritualitas. Dengan lirik yang puitis dan penuh makna, penyair mengajak pembaca untuk merenung tentang kekuatan doa dan kekuatan cinta dalam mengatasi keterpisahan.

Makna dan Interpretasi

  • Gerimis dan Kesedihan: Baris pertama puisi ini menggambarkan suasana malam yang penuh dengan "gerimis" dan "dingin angin," menciptakan suasana yang melankolis dan emosional. "Gerimis" dan "dingin angin" melambangkan ketidaknyamanan dan kesedihan yang dirasakan ketika menghadapi keterpisahan. Citra ini juga menunjukkan bagaimana kondisi fisik dapat mencerminkan keadaan emosional, di mana cuaca buruk menjadi metafora untuk perasaan duka dan kerinduan.
  • Kristus sebagai Saksi dan Doa: Kristus digambarkan sebagai "saksi bisu" dalam puisi ini, yang menunjukkan kehadiran spiritual dalam momen kesedihan dan kesulitan. "Patah-patah mengutuk kecacatan jarak" mengungkapkan kemarahan dan frustrasi terhadap jarak yang memisahkan dua orang yang saling mencintai. Doa yang penuh iman menjadi sarana untuk mengungkapkan rasa sakit dan keinginan untuk mengatasi perpisahan. Penggunaan Kristus sebagai simbol pengorbanan menambahkan dimensi religius dan mendalam pada perjuangan emosional yang digambarkan.
  • Permohonan dan Jawaban Tuhan: Dalam baris yang menyebutkan "Tuhan, aku mau menggantikan-Mu tergantung di palang hina itu," puisi ini menggambarkan keinginan untuk berkorban sebagai bentuk pengabdian dan cinta yang mendalam. "Luka-luka sudah meludahi debu pada tubuh" menunjukkan penderitaan yang dialami dalam proses tersebut. Tuhan merespons dengan janji untuk mengatasi jarak dengan "rindu-rindu," menunjukkan bagaimana iman dan doa dapat mengatasi kesulitan dan keterpisahan.
  • Penyatuan dan Penguburan Rindu: Di akhir puisi, "kita pun saling peluk" menunjukkan penyatuan dan kedekatan yang dicapai setelah proses doa dan permohonan. Tuhan dianggap telah meniadakan jarak dan mengubur rindu, menunjukkan bahwa kehadiran spiritual dan iman dapat membawa kedekatan emosional dan pengertian yang lebih dalam. Citra "hati paling hati-hati mengubur rindu" menegaskan bahwa rasa rindu yang mendalam dapat diatasi dengan bantuan iman dan pengorbanan.

Gaya Bahasa dan Struktur

Ehfrem Vyzty menggunakan gaya bahasa yang kuat dan emosional, dengan penggunaan citra religius dan metafora yang mendalam. Struktur puisi ini mengikuti alur naratif yang menggabungkan elemen doa, pengorbanan, dan penyatuan. Penyair menggunakan dialog langsung antara manusia dan Tuhan untuk menunjukkan dinamika spiritual dan emosional dalam menghadapi jarak dan perpisahan.

Puisi "Cursing The Distance" adalah refleksi yang mendalam tentang perjuangan melawan keterpisahan dan pencarian kedekatan melalui iman dan doa. Dengan menggunakan citra religius dan bahasa yang emosional, Ehfrem Vyzty menggambarkan bagaimana cinta dan iman dapat membantu mengatasi kesulitan dan memulihkan hubungan yang terpisah. Puisi ini menawarkan pandangan tentang kekuatan spiritual dalam menghadapi tantangan dan pentingnya kepercayaan dalam menjaga kedekatan emosional.

Ehfrem Vyzty
Puisi: Cursing the Distance
Karya: Ehfrem Vyzty

Biodata Ehfrem Vyzty:
  • Ehfrem Vyzty lahir pada tanggal 9 Juni 2003 di Manggarai, Flores, NTT.
  • Ehfrem Vyzty pernah mengikuti lomba cipta puisi di berbagai media dan telah mendapatkan sertifikat sebagai penulis terbaik. Beberapa puisi maupun cerpennya telah dibukukan.
  • Ehfrem Vyzty merupakan siswa SMAK Seminari St. Yohanes Paulus II Labuan Bajo, Manggarai Barat, Flores, NTT.
  • Buku perdananya bertajuk “Melukismu dalam Aksara” telah diterbitkan beberapa waktu yang lalu oleh penerbit JSI. Buku berikutnya akan diterbitkan dalam waktu dekat.

Anda mungkin menyukai postingan ini

© 2025 Sepenuhnya. All rights reserved.