Puisi: Cinta adalah Teror (Karya Nirwan Dewanto)

Puisi "Cinta adalah Teror" karya Nirwan Dewanto menawarkan pandangan yang tidak biasa tentang cinta. Menggabungkan elemen keindahan dan kebrutalan, ..
Cinta adalah Teror

Cinta adalah teror yang mengambang malam hari
Menggembungkan baju dan selimutmu waktu kau tidur
Telah kau dengar pasangan-pasangan bersumpah 
Demi laut dan planet
Sampai bibir-bibir mereka terbakar
Cinta bagai sebilah kulit lokan
Ingin menyelam ke dasar lautan
Dan mengutuk pantai tersepuh cahaya bulan
Cinta bagaikan sebutir es
Bergerak dari kaki langit ke ranjangmu
Tapi kau sudah tenggelam ke planet terjauh
Di mana tak setetes air pun dapat menyentuh rambutmu
Dan jika kedua tanganmu menjadi kering
Cinta adalah dunia yang membuatmu lelap

Jika cinta bertanya, manakah yang lebih indah
Memiliki seorang perempuan atau seekor anjing?
Tundalah jawabanmu sampai akhirnya kau mati
Dan cinta akan tahu
Bahwa kau masih terikat di bumi

Ketika kau dengar langkah-langkah kaki pengembara
Menjelajahi atap-atap rumah, mencari sepasang sepatu
Biarkan cinta membimbing dan membersihkan tubuhnya
Di dekat kobaran api
Tak penting benar, apakah ia seorang seorang bajingan
Atau seorang nabi
Atau seorang makhluk dari galaksi yang jauh
Dengarlah seluruh nasehat dan igauannya
Lunak dan merdu bagai tetesan keringat topan
Karena baru sekali ia mengenal cinta
Dan esok kalau kau bangkit lagi
Lihatlah, kedua belah lenganmu menjadi hijau
Menyongsong penciptaan kedua

Cinta menghidupi juga para pembunuh
Dan para mayat berpakaian rapi
Cinta leluasa melanggar aturan di jalanan
Cinta melempar ribuan sayap ke ruang penjara
Cinta tumbuh juga dari payudara kering kerontang
Adakah yang bakal kaudengar lagi
Setelah topan membusukkan seluruh negeri?
Tutuplah pintu rumahmu dan lupakan wajahmu
Birakan para raja dan anjing mereka
Mengintaimu dari puncak menara
Dan kau akan tahu, cinta adalah
Pakaian-pakaian yang mencari tubuhmu
Ke sebuah tanah air tanpa serdadu

Sumber: Tonggak (1987)

Analisis Puisi:

Puisi "Cinta adalah Teror" karya Nirwan Dewanto menawarkan pandangan yang tidak biasa tentang cinta. Menggabungkan elemen keindahan dan kebrutalan, puisi ini mengeksplorasi berbagai dimensi cinta yang sering kali terabaikan.

Tema Utama

  • Cinta sebagai Kekacauan dan Teror: Tema utama dalam puisi ini adalah cinta sebagai sumber kekacauan dan teror. Cinta digambarkan sebagai kekuatan yang mengganggu ketenangan malam dan mengisi pikiran dengan mimpi-mimpi yang penuh gejolak.
  • Ketidakpastian dan Ambiguitas: Puisi ini juga mengeksplorasi ketidakpastian dan ambiguitas cinta. Pasangan yang bersumpah demi laut dan planet hingga bibir mereka terbakar, menunjukkan betapa cinta bisa menjadi janji yang berbahaya dan tidak pasti.
  • Transformasi dan Kehidupan Baru: Selain itu, puisi ini menyoroti cinta sebagai kekuatan transformasi yang mampu menciptakan kehidupan baru. Ini tercermin dalam metafora tentang penciptaan kedua, di mana lengan menjadi hijau menyongsong kehidupan baru.

Teknik Sastra

  • Metafora dan Simbolisme: Puisi ini kaya dengan metafora dan simbolisme. Cinta digambarkan sebagai teror, es, kulit lokan, dan sayap, yang semuanya melambangkan berbagai aspek dari kekuatan dan dampak cinta.
  • Personifikasi: Personifikasi digunakan untuk memberikan cinta sifat-sifat manusia. Misalnya, cinta yang membimbing dan membersihkan tubuh, atau cinta yang menghidupi para pembunuh dan mayat berpakaian rapi.
  • Kontras: Kontras antara keindahan dan kebrutalan, antara kedamaian dan kekacauan, digunakan untuk menekankan kompleksitas cinta. Ini membantu menggambarkan bagaimana cinta bisa menjadi sumber kebahagiaan sekaligus penderitaan.

Makna

  • Cinta sebagai Kekuatan yang Tak Terelakkan: Puisi ini menggambarkan cinta sebagai kekuatan yang tak terelakkan dan mendalam. Cinta mampu mengubah kehidupan seseorang secara drastis, baik secara positif maupun negatif.
  • Cinta dan Ketidakberdayaan Manusia: Puisi ini juga mencerminkan ketidakberdayaan manusia di hadapan cinta. Manusia tidak dapat sepenuhnya mengendalikan cinta, yang sering kali datang dengan kekuatan yang tak terduga dan menghancurkan.
  • Eksplorasi Eksistensial: Melalui gambaran tentang pengembara yang mencari sepasang sepatu atau para mayat yang berpakaian rapi, puisi ini mengeksplorasi pertanyaan eksistensial tentang kehidupan, kematian, dan makna cinta dalam keberadaan manusia.
Puisi "Cinta adalah Teror" karya Nirwan Dewanto adalah puisi yang kaya dengan simbolisme dan makna mendalam. Melalui penggunaan metafora, personifikasi, dan kontras, puisi ini mengeksplorasi berbagai dimensi cinta sebagai kekuatan yang mengganggu, ambigu, dan transformasional. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan sifat kompleks cinta dan dampaknya pada kehidupan manusia. Dengan begitu, puisi ini berhasil menyampaikan pesan tentang kekuatan cinta yang tidak terelakkan dan ketidakberdayaan manusia di hadapannya, menciptakan sebuah karya yang penuh refleksi dan kedalaman.

Nirwan Dewanto
Puisi: Cinta adalah Teror
Karya: Nirwan Dewanto

Biodata Nirwan Dewanto:
  • Nirwan Dewanto lahir pada tanggal 28 September 1961 di Surabaya, Jawa Timur, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.