Analisis Puisi:
Puisi "Burung" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kehadiran spiritual dalam alam semesta melalui gambaran burung.
Kehadiran Spiritual Burung: Dalam puisi ini, burung dianggap masih dekat dengan malaikat karena memiliki sayap dan mampu berbisik dengan kepaknya. Ini menciptakan gambaran tentang keanggunan dan kedalaman spiritual dalam keberadaan burung, yang mungkin menjadi simbol dari keberadaan spiritual yang mendekati kemurnian dan kesucian.
Bahasa Bisikan Burung: Burung juga disebutkan berbisik dalam "basa asing tertangkap," yang menunjukkan penggunaan bahasa yang tidak lazim atau misterius. Ini bisa diinterpretasikan sebagai komunikasi yang bersifat spiritual atau transcendental, yang hanya dapat dipahami oleh mereka yang terbuka terhadap kehadiran spiritual dalam alam semesta.
Musikalitas dan Makna Hidup: Lagu burung disebutkan sebagai "tak berkata mendesir," menciptakan gambaran akan musik alam yang memenuhi awal dan akhir hari. Ini menggambarkan keindahan dan harmoni alam semesta yang memberi makna pada kehidupan, menjadikannya berarti dan keramat.
Angin sebagai Simbol Kehidupan: Puisi ini diakhiri dengan gambaran "serintis angin berembus di pinggir bumi," yang mungkin melambangkan sirkulasi energi kehidupan dalam alam semesta. Angin di sini bisa diartikan sebagai simbol kehidupan yang mengalir tanpa henti, memberi kekuatan dan vitalitas pada segala sesuatu yang ada.
Spiritualitas dan Keterhubungan Alam Semesta: Secara keseluruhan, puisi ini menggambarkan kehadiran spiritual dalam alam semesta dan keterhubungan yang mendalam antara manusia, alam, dan dimensi spiritual lainnya. Dengan penggunaan gambaran yang kuat dan bahasa yang indah, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan akan keberadaan spiritual yang melingkupi kehidupan dan alam semesta secara keseluruhan.
Puisi "Burung" karya Subagio Sastrowardoyo adalah sebuah karya sastra yang menggambarkan kehadiran spiritual dalam alam semesta melalui gambaran burung. Dengan menggunakan bahasa yang indah dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan akan keberadaan spiritual yang mendalam dalam alam semesta dan keterhubungan yang melingkupi segala sesuatu yang ada.
Karya: Subagio Sastrowardoyo
Biodata Subagio Sastrowardoyo:
- Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun, Jawa Timur.
- Subagio Sastrowardoyo meninggal dunia pada tanggal 18 Juli 1996 (pada umur 72 tahun) di Jakarta.