Puisi: Bumi Garing (Karya Hadi AKS)

Puisi "Bumi Garing" karya Hadi AKS bukan hanya sekadar gambaran kondisi alam yang memprihatinkan, tetapi juga panggilan untuk bertanggung jawab dan ..

Bumi Garing


Bumi garing
tangkal dugul teu daunan
halodo teuing ku panjang
ngaduruk embun
embunan

Bumi garung
sato gering nahan lapar
sabab daun jujukutan
parérang di tanah angar

Bumi garing
gunung biru nu kulawu
ayeuna teuing ka mana
sirna ku leungeun manusa

Bumi
gering
haté nguyung sedih kingkin
iraha rék aya hujan
nyiram bumi nu hanaang

1997

Analisis Puisi:

Bumi Garing adalah puisi karya Hadi AKS yang menggambarkan keadaan bumi yang mengalami kekeringan dan penderitaan akibat ulah manusia. Melalui bahasa yang penuh emosi dan deskripsi yang mendalam, Hadi AKS berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga kelestarian alam dan dampak dari ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan.

Gambaran Kekeringan yang Mencekam

Puisi ini dibuka dengan gambaran kekeringan yang ekstrem:

Bumi garing
tangkal dugul teu daunan
halodo teuing ku panjang
ngaduruk embun
embunan

Di bait ini, Hadi AKS menggambarkan bumi yang kering dengan pohon-pohon yang tidak berdaun dan kekeringan yang berkepanjangan. Embun yang biasanya memberi kesegaran pun menguap, menandakan betapa parahnya kondisi kekeringan yang melanda.

Dampak Kekeringan terhadap Kehidupan

Puisi ini kemudian menjelaskan dampak kekeringan terhadap satwa dan tumbuhan:

Bumi garung
sato gering nahan lapar
sabab daun jujukutan
parérang di tanah angar

Satwa-satwa digambarkan menderita kelaparan karena tanaman yang biasa menjadi sumber makanan mereka telah mengering. Tanah yang tandus membuat tumbuhan tidak bisa tumbuh, menciptakan lingkungan yang gersang dan memprihatinkan.

Kehancuran Alam oleh Tangan Manusia

Hadi AKS juga menyoroti peran manusia dalam merusak alam:

Bumi garing
gunung biru nu kulawu
ayeuna teuing ka mana
sirna ku leungeun manusa

Gunung-gunung yang dulu biru dan indah kini berubah menjadi abu-abu dan sirna akibat ulah manusia. Bait ini mengingatkan kita bahwa aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan kerusakan alam yang signifikan.

Rintihan Bumi yang Sakit

Bagian akhir puisi menggambarkan bumi yang sekarat dan harapan akan datangnya hujan:

Bumi
gering
haté nguyung sedih kingkin
iraha rék aya hujan
nyiram bumi nu hanaang

Bumi digambarkan seperti makhluk yang sakit, dengan hati yang sedih dan berduka. Harapan untuk turunnya hujan menjadi simbol harapan akan pemulihan dan kesembuhan bagi bumi yang kering dan tandus.

Puisi "Bumi Garing" karya Hadi AKS adalah sebuah peringatan keras tentang dampak negatif dari ketidakpedulian manusia terhadap lingkungan. Melalui deskripsi kekeringan dan penderitaan alam, Hadi AKS mengajak kita untuk merenungkan dan bertindak demi menjaga kelestarian bumi. Puisi ini bukan hanya sekadar gambaran kondisi alam yang memprihatinkan, tetapi juga panggilan untuk bertanggung jawab dan berusaha memperbaiki kerusakan yang telah terjadi. Dengan begitu, kita dapat mewariskan bumi yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Puisi
Puisi: Bumi Garing
Karya: Hadi AKS

Biodata Hadi AKS:
  • Hadi AKS lahir pada tanggal 16 Mei 1965 di Pandeglang, Banten.
© Sepenuhnya. All rights reserved.