Puisi: Bismillah (Karya Ibrahim Sattah)

Puisi "Bismillah" karya Ibrahim Sattah mengundang pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan alam semesta dan mencari kesatuan dengan ....
Bismillah

bismillah mawar
bismillah langit bismillah laut bismillah bumi
bismillah hati
bismillah sekali janji
a i u e o a i u e o a i u e o a i u e o
a i u e o a i u e o
a i u e o

patala mawar rinduku
petala langit bapaku petala bumi ibuku
petala laut lukaku
a i u e o
namaku

mari mawar mari bumi
mari hati
mari laut lepaskan ombakmu
mari langit tuangkan anggurmu
mabuk pun aku
bismillah sekali janji
t r r r r r r r a a a a a a a k k k k k k k k

!

Sumber: Horison Sastra Indonesia 1: Kitab Puisi (2001)

Analisis Puisi:

Puisi "Bismillah" karya Ibrahim Sattah adalah sebuah karya puisi yang penuh dengan makna dan simbolisme. Dalam puisi ini, penulis menggunakan kata "Bismillah," yang merupakan kata pembuka dalam Al-Quran dan sering kali diucapkan sebelum memulai suatu tindakan atau kegiatan. Puisi ini merupakan penggambaran perjalanan spiritual dan pencarian makna dalam hidup.

Penggunaan Kata "Bismillah": Kata "Bismillah" digunakan sebagai pengantar atau pemicu untuk mengawali pemahaman terhadap berbagai aspek kehidupan. Hal ini menunjukkan bahwa penulis ingin mengaitkan setiap tindakan dan pengalaman dalam hidupnya dengan semangat spiritual dan kesadaran akan Tuhan.

Simbolisme Mawar, Langit, Laut, dan Bumi: Dalam puisi ini, mawar, langit, laut, dan bumi digunakan sebagai simbol-simbol alam semesta. Mawar mungkin melambangkan keindahan dan kasih sayang, sementara langit, laut, dan bumi mewakili unsur-unsur alam yang luas dan penuh misteri. Dalam konteks spiritual, elemen-elemen ini bisa merujuk pada pencarian makna yang mendalam dalam kehidupan.

Pengulangan Vokal dan Konsonan: Penulis menggunakan pengulangan vokal (a, i, u, e, o) dan konsonan (t, r, k) untuk menciptakan ritme yang kuat dalam puisi ini. Pengulangan ini mungkin mencerminkan berbagai variasi dalam hidup dan pengalaman manusia, serta kekayaan bunyi dan makna yang bisa ditemukan dalam pencarian spiritual.

"Mabuk Pun Aku": Baris ini bisa diartikan sebagai pengalaman spiritual yang membebaskan. Mabuk dalam konteks ini tidak harus diartikan secara harfiah, tetapi lebih sebagai pencapaian kesadaran yang mendalam.

Panggilan untuk Bersatu dengan Alam Semesta: Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan alam semesta dan mencari kesatuan dengan segala yang ada. Melalui kata "Bismillah," penulis mengajak untuk membuka diri terhadap pengalaman spiritual dan merangkul kehidupan dengan penuh kesadaran.

Secara keseluruhan, puisi "Bismillah" merupakan sebuah perjalanan ke dalam diri dan pencarian makna yang mendalam dalam kehidupan. Penulis menggunakan bahasa dan simbolisme yang kaya untuk menggambarkan proses ini dan mengajak pembaca untuk merenungkan arti sejati dari kehidupan dan eksistensi manusia.

Ibrahim Sattah
Puisi: Bismillah
Karya: Ibrahim Sattah

Biodata Ibrahim Sattah:
  • Ibrahim Sattah lahir pada tahun 1943 di Tarempa, Siantan, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.
  • Ibrahim Sattah meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 1988 (pada usia 43 tahun) di Pekanbaru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.