Puisi: Bilakah (Karya Asmara Hadi)

Puisi "Bilakah" karya Asmara Hadi mengungkapkan impian dan harapannya untuk melihat Indonesia yang merdeka, di mana rakyat bisa hidup dalam ...
Bilakah

Bilakah alam bersinar senang
Diterangi Surya Kemerdekaan?
Bilakah rakyat bernafas tenang
Mengisap udara Kemerdekaan?

Bilakah terbit bintang "Merdeka"
Menyinari alam Indonesia?
Bilakah hilang malam celaka
Kehidupan senang bersuka ria?

Di situlah baru senang di hati
Indonesia telah merdeka
Merah-Putih telah berkibar

Di sanalah baru aku berhenti
Dari bermenung berhati duka
Hari panas, tiada sabar.

Sumber: Pikiran Rakyat (Desember, 1932)

Analisis Puisi:

Puisi "Bilakah" karya Asmara Hadi adalah sebuah karya yang mencerminkan kerinduan akan kemerdekaan dan kebebasan. Lewat bait-baitnya, Hadi mengungkapkan harapan dan impian untuk melihat bangsa Indonesia yang merdeka, di mana rakyat bisa hidup dalam ketenangan dan kebahagiaan.

Tema dan Pesan

  • Kerinduan akan Kemerdekaan: Tema utama dalam puisi ini adalah kerinduan akan kemerdekaan. Pertanyaan-pertanyaan retoris seperti "Bilakah alam bersinar senang?" dan "Bilakah rakyat bernafas tenang?" menekankan keinginan penyair untuk melihat Indonesia yang merdeka dan bebas dari penjajahan serta penderitaan.
  • Harapan untuk Masa Depan: Puisi ini juga memancarkan harapan untuk masa depan yang lebih baik. Gambaran tentang "bintang 'Merdeka'" yang akan menyinari alam Indonesia mencerminkan impian penyair akan masa depan yang cerah dan penuh dengan kebahagiaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
  • Perjuangan dan Pengorbanan: Bait-bait dalam puisi ini juga menyiratkan perjuangan dan pengorbanan yang harus dilalui untuk mencapai kemerdekaan. Harapan akan hilangnya "malam celaka" menunjukkan bahwa kemerdekaan adalah hasil dari perjuangan panjang melawan penindasan dan kesengsaraan.

Simbolisme dan Gaya Bahasa

  • Alam dan Surya: Penggunaan simbol alam dan Surya dalam puisi ini melambangkan kemerdekaan dan kebebasan. Alam yang bersinar senang dan Surya Kemerdekaan menggambarkan Indonesia yang bebas dan merdeka, di mana rakyatnya bisa hidup dengan tenang dan bahagia.
  • Bintang Merdeka: Bintang Merdeka adalah simbol harapan dan impian akan masa depan yang lebih baik. Bintang ini diharapkan akan menyinari alam Indonesia, menghapus malam celaka dan membawa kebahagiaan serta kemerdekaan.
  • Merah-Putih: Simbol Merah-Putih yang berkibar menggambarkan kebanggaan dan identitas nasional. Merah-Putih sebagai bendera Indonesia melambangkan semangat perjuangan dan keberanian rakyat Indonesia dalam meraih kemerdekaan.

Makna dan Interpretasi

  • Impian akan Kebebasan: Puisi ini mencerminkan impian akan kebebasan yang mendalam. Pertanyaan retoris dalam puisi ini menekankan kerinduan penyair untuk melihat bangsa Indonesia yang bebas dari penjajahan dan penderitaan.
  • Harapan untuk Generasi Mendatang: Gambaran tentang "bintang 'Merdeka'" yang akan menyinari alam Indonesia mencerminkan harapan penyair untuk generasi mendatang. Penyair berharap bahwa suatu hari nanti, anak cucu bangsa Indonesia bisa hidup dalam kebebasan dan kesejahteraan.
  • Pentingnya Perjuangan: Puisi ini juga mengingatkan kita akan pentingnya perjuangan dan pengorbanan untuk mencapai kemerdekaan. Hilangnya "malam celaka" adalah simbol dari akhir penderitaan dan awal dari kehidupan yang lebih baik, yang hanya bisa dicapai melalui perjuangan bersama.
Puisi "Bilakah" karya Asmara Hadi adalah refleksi mendalam tentang kerinduan akan kemerdekaan dan kebebasan. Melalui simbolisme alam, Surya, bintang, dan Merah-Putih, penyair mengungkapkan impian dan harapannya untuk melihat Indonesia yang merdeka, di mana rakyat bisa hidup dalam ketenangan dan kebahagiaan. Puisi ini mengajak kita untuk merenungkan pentingnya perjuangan dan pengorbanan dalam meraih kemerdekaan serta mengingatkan kita akan harapan untuk masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.

Puisi: Bilakah
Puisi: Bilakah
Karya: Asmara Hadi

Biodata Asmara Hadi:
  • Asmara Hadi lahir di Talo, Bengkulu, pada tanggal 8 September 1914.
  • Asmara Hadi meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 3 September 1976 (pada usia 61 tahun).
© Sepenuhnya. All rights reserved.