Puisi: Bedanya (Karya Usmar Ismail)

Puisi "Bedanya" karya Usmar Ismail mengajak pembaca untuk merenungkan perbedaan yang mencolok dalam kehidupan dan bagaimana pencerahan dapat ...
Bedanya

Lilinmu hampir padam
dalam bilik redam,
makin kecil nyala sumbu
dalam kamar sempit mambu,
hawa tengik mencekik
mengisap zat asam ...
nanah meleleh di dalam
hati sarang kangker!

Cayaku benderang di ruang
beribu volt terpasang
habis tumpas suram-muram
tiap pojok gelap-kelam
dicetus kilat terang,
tiap titik sumber sinar
menyorot Tugu Kebenaran!!

April, 1945

Sumber: Puntung Berasap (Jakarta: Balai Pustaka, 1957)

Analisis Puisi:

Puisi "Bedanya" karya Usmar Ismail menampilkan kontras yang mencolok antara kegelapan dan terang, kekurangan dan kelebihan, serta penderitaan dan pencerahan. Dengan gaya bahasa yang penuh imajinasi dan simbolis, puisi ini mengeksplorasi tema perbedaan yang mendalam melalui perbandingan antara dua situasi yang ekstrem.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terbagi menjadi dua bait: satu menggambarkan suasana gelap dan penderitaan, sementara yang lainnya menggambarkan cahaya dan pencerahan. Gaya bahasa yang digunakan sangat deskriptif, dengan metafora dan simbol yang kuat untuk menggambarkan kontras antara dua keadaan tersebut.
  • "Lilinmu hampir padam dalam bilik redam,": Baris ini membuka puisi dengan suasana yang suram. Lilin yang hampir padam melambangkan akhir dari harapan atau kehidupan, sementara bilik redam menggambarkan ketidakberdayaan dalam ruang yang membatasi.
  • "makin kecil nyala sumbu dalam kamar sempit mambu,": Lilin yang nyalanya makin kecil menunjukkan berkurangnya harapan atau energi. Kamar sempit dan bau tidak sedap menambah suasana kekelaman dan penderitaan.
  • "hawa tengik mencekik mengisap zat asam ... nanah meleleh di dalam hati sarang kangker!": Baris ini menggambarkan suasana yang sangat tidak nyaman dan menyakitkan. Hawa tengik dan nanah meleleh menciptakan citra penderitaan fisik dan emosional yang mendalam, dengan "sarang kangker" melambangkan penyakit atau luka yang parah.
  • "Cayaku benderang di ruang beribu volt terpasang": Kontras dengan bagian pertama, baris ini menggambarkan situasi yang cerah dan energik. "Cayaku benderang" menunjukkan cahaya yang terang dan "beribu volt terpasang" menunjukkan kekuatan dan intensitas.
  • "habis tumpas suram-muram tiap pojok gelap-kelam dicetus kilat terang,": Cahaya terang di sini mengusir kegelapan dan suram-muram, menciptakan pencerahan yang jelas dan menghilangkan setiap sudut gelap. "Kilat terang" menggambarkan pencerahan yang tiba-tiba dan kuat.
  • "tiap titik sumber sinar menyorot Tugu Kebenaran!!": Baris terakhir menyimpulkan puisi dengan menyoroti "Tugu Kebenaran" yang diterangi oleh cahaya. Ini menandakan bahwa kebenaran atau pencerahan akhirnya terlihat jelas dan terungkap, menggantikan kegelapan dan penderitaan.

Tema dan Pesan

Tema utama puisi ini adalah kontras antara kegelapan dan terang, penderitaan dan pencerahan. Puisi ini menunjukkan dua dunia yang sangat berbeda: satu yang penuh dengan penderitaan, kegelapan, dan kekurangan, dan satu lagi yang penuh dengan cahaya, kekuatan, dan pencerahan.

Pesan utama dari puisi ini adalah bahwa perbedaan antara penderitaan dan pencerahan sangat mencolok dan nyata. Sementara penderitaan dan kegelapan dapat terasa menyiksa dan menekan, pencerahan dan cahaya membawa kejelasan, kekuatan, dan kebenaran. Kontras ini menunjukkan bagaimana perubahan dari kegelapan ke terang dapat memiliki dampak yang dramatis dan mendalam pada kehidupan seseorang.

Puisi "Bedanya" karya Usmar Ismail adalah sebuah karya yang mengeksplorasi tema kontras antara penderitaan dan pencerahan dengan gaya bahasa yang kuat dan simbolis. Dengan menggambarkan dua keadaan yang ekstrem, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan perbedaan yang mencolok dalam kehidupan dan bagaimana pencerahan dapat mengubah pandangan dan pemahaman kita. Pesan dari puisi ini adalah pentingnya mengatasi kegelapan dan mencari cahaya untuk menemukan kebenaran dan pencerahan dalam hidup.

Puisi
Puisi: Bedanya
Karya: Usmar Ismail

Biodata Usmar Ismail:
  • Usmar Ismail lahir pada tanggal 20 Maret 1921 di Bogor, Jawa Barat, Indonesia. Ia adalah seorang sutradara, produser film, dan penulis naskah Indonesia yang dikenal sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perfilman Indonesia.
  • Usmar Ismail aktif dalam Gerakan Pujangga Baru, sebuah kelompok sastra yang berperan dalam perkembangan sastra Indonesia pada masa itu.
  • Usmar Ismail meninggal dunia pada tanggal 2 Januari 1971 (pada usia 49) di Jakarta, Indonesia.
© Sepenuhnya. All rights reserved.