Puisi: Batubelah (Karya Ibrahim Sattah)

Puisi "Batubelah" karya Ibrahim Sattah penuh dengan simbolisme alam dan perjalanan manusia di dalamnya. Dengan menggunakan gambaran yang kaya dan ...
Batubelah

    Huuummmbatuuuhuumbatuuummm batu dibatu
    Roh batu dibatu batu berkajang dengan langit
    Asap seludang asap setanggi asap dibatu
    Mandikan hari mandikan bumi mandikan batu mandikan aku.

Konon kata orang tua-tua:
Adalah sebuah batu dibatu, besar dalam belukar
Bisa bergaum bisa terbuka bisa bertangkup
Kena dengan namanya: Batubelah batubertangkup.
Syandan kata yang empunya cerita.
Tubatu bergaum tiga kali
Bila bergaum tubatu terbuka bagai gua lalu bertangkup lagi
Sosok yang malang pada gaum pertama ditangkup kakinya
Maka tersebutlah seorang ibu yang sengaja singgah disitu
Dihari kelima antara pukul satu antara rimba antara sunyi
Dengan mata berlinang mendulang setanggi setengah bernyanyi:
Huuummmbatuuuhuuumm batu dibatu bersimpuh aku dikubahmu
Asap seludang asap setanggi asap dibatu
Mandikan hari mandikan bumi mandikan batu mandikan aku
Roh batu dibatu batu berkajang dengan langit huuuummmbatuhuuumm
Tangkuplah aku tangkup dimana kau suka
Dirimba aku berhuma dilaut menyambut ribut digubuk hati gulana
Pagi tak pagi tak siang tak petang tak malam tak senang
Hingga sepulang aku dari berkarang
Ulah sibungsu sudah terlalu sudah bertingkah melawan pula
Telur tembakul habis sebakul secebis saja tiada bersisa
Bungsu lupakan selera bundanya, lupa sengaja mau durhaka
Huuummmbatuhumbatuuuhhuuummm batubelah batubertangkup
Tangkup kakiku tangkup dibahu tangkup kepala hingga rambutku
Pagi tak pagi tak siang tak petang tak malam tak senang
Huuummmbatuhuuummmbatuuu tangkuplah aku huuummmbatuhuuummm
Tangkup kakiku
Tangkuplah huuummmbatuhummm tangkuplah dibatu
Huuuuummmmmbatuhhhhhhh tangkup kepala hingga rambutku

    Batu bergaum
    Lalu hilang
    Lalu lengang
    Hanya lumut
    Hanya rumput
    Hanya rimba
    Batu dibatu
    Batu berkajang dengan langit
    Batu ibu
    Batubelah batu bertangkup

1972

Sumber: Horison (September, 1973)

Analisis Puisi:

Puisi "Batubelah" karya Ibrahim Sattah menggambarkan sebuah narasi yang kaya akan metafora dan makna mendalam.

Pertemuan dengan Alam: Puisi ini membawa pembaca ke dalam pertemuan dengan alam, khususnya melalui gambaran sebuah batu yang memiliki karakteristik yang unik dan misterius. Batu tersebut menjadi pusat dari cerita yang mengalir melalui narasi puisi.

Simbolisme Batu: Batu dalam puisi ini tidak hanya merupakan objek fisik, tetapi juga menjadi simbol kekuatan alam dan kebijaksanaan yang terpendam di dalamnya. Simbolisme ini mencerminkan kebijaksanaan alam dan kekuatan yang terkandung dalam benda-benda sederhana.

Kehidupan dan Kehadiran Manusia: Puisi ini juga menggambarkan hubungan antara manusia dan alam. Meskipun manusia hanya sebagian kecil dari alam, mereka terikat dengan alam melalui interaksi yang kompleks dan dalam puisi ini, melalui pengalaman manusia dengan batu yang berbicara.

Konflik dalam Keluarga: Terdapat lapisan konflik dalam puisi ini, yang tercermin dari hubungan antara ibu dan anak, terutama melalui gambaran "sibungsu" yang mungkin melambangkan anak yang memberontak terhadap otoritas ibunya.

Permohonan dan Penderitaan: Dalam puisi ini, terdapat permohonan yang kuat dan sering kali penuh penderitaan. Pengulangan kata "Huuummmbatuuuhuumbatuuummm" menciptakan atmosfer yang sarat dengan emosi dan keinginan yang mendalam.

Kebijaksanaan Alam: Di akhir puisi, ada penekanan pada kebijaksanaan alam dan kekuatan yang ada di dalamnya. Hal ini menyoroti kebesaran alam dan kehidupan yang ada di sekitar kita.

Secara keseluruhan, puisi "Batubelah" adalah puisi yang penuh dengan simbolisme alam dan perjalanan manusia di dalamnya. Dengan menggunakan gambaran yang kaya dan bahasa yang kuat, Ibrahim Sattah berhasil menciptakan sebuah karya yang memikat dan membingkai hubungan kompleks antara manusia dan alam.

Ibrahim Sattah
Puisi: Batubelah
Karya: Ibrahim Sattah

Biodata Ibrahim Sattah:
  • Ibrahim Sattah lahir pada tahun 1943 di Tarempa, Siantan, Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau.
  • Ibrahim Sattah meninggal dunia pada tanggal 19 Januari 1988 (pada usia 43 tahun) di Pekanbaru.
© Sepenuhnya. All rights reserved.