Puisi: Ayah Bundaku (Karya Abdurahman Faiz)

Puisi "Ayah Bundaku" karya Abdurahman Faiz adalah ungkapan cinta dan penghargaan yang mendalam kepada kedua orang tua.

Ayah Bundaku


Bunda
engkau adalah
rembulan yang menari
dalam dadaku

Ayah
engkau adalah
matahari yang menghangatkan
hatiku

Ayah bunda
kucintai kau berdua
seperti aku
mencintai surga

Semoga Allah mencium ayah bunda
dalam taman-Nya terindah
nanti

Januari, 2002

Sumber: Aku Ini Puisi Cinta (2005)

Analisis Puisi:

Puisi "Ayah Bundaku" karya Abdurahman Faiz adalah sebuah karya yang penuh kasih dan penghormatan kepada orang tua. Dengan penggunaan metafora yang sederhana namun mendalam, Faiz menyampaikan perasaan cinta dan rasa syukur yang mendalam terhadap ayah dan bundanya. Melalui puisi ini, pembaca dapat merasakan kedalaman emosi dan hubungan yang kuat antara penulis dan orang tua mereka.

Puisi ini adalah ungkapan cinta dan penghargaan yang tulus terhadap kedua orang tua. Dengan membandingkan orang tua dengan elemen alam, Faiz menciptakan gambaran yang kuat tentang peran dan dampak mereka dalam kehidupan penulis.

Metafora Rembulan dan Matahari

  • Bunda sebagai Rembulan: "Bunda engkau adalah rembulan yang menari dalam dadaku" adalah metafora yang indah menggambarkan peran ibu dalam kehidupan penulis. Rembulan di sini melambangkan kelembutan, kecantikan, dan ketenangan, yang menunjukkan bagaimana kehadiran ibu memberikan rasa damai dan kebahagiaan dalam hati penulis. Tarian rembulan dalam dada mencerminkan kehangatan dan kasih sayang yang terus-menerus hadir.
  • Ayah sebagai Matahari: "Ayah engkau adalah matahari yang menghangatkan hatiku" menggambarkan peran ayah sebagai sumber kekuatan dan energi dalam kehidupan penulis. Matahari adalah simbol dari kekuatan, kehangatan, dan pencerahan, menunjukkan bagaimana ayah memberikan dukungan dan motivasi yang diperlukan dalam hidup penulis. Kehangatan matahari mencerminkan kasih sayang dan bimbingan ayah yang selalu ada.
  • Cinta Seperti Cinta kepada Surga: "Ayah bunda kucintai kau berdua seperti aku mencintai surga" adalah pernyataan yang kuat tentang betapa mendalamnya cinta penulis kepada orang tuanya. Perbandingan cinta kepada ayah dan bunda dengan cinta kepada surga menunjukkan betapa pentingnya mereka dalam hidup penulis. Cinta ini digambarkan sebagai sesuatu yang suci dan sangat berharga, hampir setara dengan keinginan dan harapan untuk surga.
  • Doa dan Harapan: "Semoga Allah mencium ayah bunda dalam taman-Nya terindah nanti" adalah doa yang tulus dan penuh harapan untuk kebahagiaan orang tua di akhirat. Taman-Nya terindah merujuk pada surga yang dijanjikan, dan doa ini mencerminkan keinginan penulis untuk melihat orang tua mendapatkan kebahagiaan dan kedamaian abadi sebagai balasan atas segala pengorbanan dan kasih sayang mereka.
Puisi "Ayah Bundaku" karya Abdurahman Faiz adalah ungkapan cinta dan penghargaan yang mendalam kepada kedua orang tua. Dengan menggunakan metafora alam seperti rembulan dan matahari, Faiz berhasil menciptakan gambaran yang kuat tentang peran dan dampak ayah dan bunda dalam hidupnya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan orang tua dan menghargai cinta serta dukungan yang diberikan oleh mereka. Melalui doa di akhir puisi, penulis menunjukkan harapan dan rasa syukur yang tulus untuk kebahagiaan orang tua di kehidupan yang akan datang.

Abdurahman Faiz
Puisi: Ayah Bundaku
Karya: Abdurahman Faiz

Biodata Abdurahman Faiz:
  • Abdurahman Faiz lahir pada tanggal 15 November 1995 di Jakarta.
  • Abdurahman Faiz adalah anak pertama dari pasangan Tomi Satryatomo dan Helvy Tiana Rosa.
© Sepenuhnya. All rights reserved.