Serba-Serbi Lebaran: Tradisi, Kuliner, dan Makna di Balik Perayaannya

Hari Raya Idulfitri merupakan hari raya kemenangan. Kemenangan yang dimaksud di mana umat Islam berhasil mengendalikan hawa nafsu selama bulan ...

Kita hidup di negara yang terkenal dengan segala keberagaman yang dimilikinya, termasuk keberagaman agama salah satunya. Setiap agama memiliki Hari Raya yang tentunya dirayakan oleh masing-masing umatnya. Begitu pula dengan agama Islam yang memiliki Hari Raya Idulfitri dan Iduladha.

Bukankah perayaan Hari Raya Idulfitri dinanti-nanti semua orang? Hari Raya Idulfitri atau yang disebut Lebaran merupakan momen yang terjadi satu kali dalam setahun lamanya. Lebaran dilaksanakan setelah umat Islam menjalani ibadah puasa selama satu bulan. Kita dapat berkumpul dan bermaaf-maafan dengan sanak saudara saat Hari Raya Idulfitri ini, karena saudara yang merantau akan mudik atau pulang ke kampung halamannya.

Uniknya Lebaran yaitu menjadi Hari Raya di mana semua orang bisa turut merayakannya. Hari Raya Idulfitri diawali dengan melaksanakan Salat Id pada pagi harinya. Salat Idulfitri dilaksanakan sebanyak dua rakaat. Takbir sebanyak tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua. Salat Id lebih utama dilaksanakan di ruang terbuka seperti halaman atau lapangan yang luas, selama tidak ada halangan.

Tradisi yang biasa dilakukan setelah Salat Idulfitri yaitu ziarah ke makan atau “nyekar”. Setelah ziarah ke makam selesai dilakukan, kemudian makan bersama keluarga besar dilanjutkan dengan berkeliling kampung untuk berjabat tangan dengan semua orang.

Serba-Serbi Lebaran

Bagi orang Jawa, salah satu tradisi yang juga erat kaitannya dengan lebaran disebut “munjung”. Tradisi ini sebenarnya hampir dimiliki oleh semua daerah dan suku yang ada di Indonesia. Munjung biasa dilakukan saat menjelang Idulfitri, dengan cara orang yang muda mengunjungi yang lebih tua sembari memberikan seperangkat sembako. Sembako yang diberikan umumnya terdiri dari gula, teh, mie instan, sirop, roti lebaran, minyak goreng, tepung terigu, dan lain sebagainya. Orang yang menerima punjungan sembako tersebut akan memberikan THR atau biasa disebut dengan fitrah. Tunjangan Hari Raya (THR) dikemas dengan angpao lebaran menjadi salah satu hal yang juga identik dengan Lebaran. 

Kuliner andalan saat Lebaran pastinya beraneka ragam, bukan? Roti kering, nastar, wafer, astor, kacang mete, dan berbagai jenis makan lainnya menjadi menu andalan hampir memenuhi meja semua orang. Bagi saya, makanan tradisional khas Jawa yang tidak kalah lezatnya seperti tapai, kacang telur, ketupat, lontong, cilok selalu ada dan tidak pernah tertinggal.

Terkadang Lebaran di tahun-tahun sebelumnya tidak berlangsung secara bersamaan. Menariknya, lebaran tahun ini dapat berlangsung secara bersamaan, sehingga perayaan Lebaran lebih ramai dan meriah. Dengan demikian, membuat kondisi jalan di mana-mana pada saat sebelum dan sesudah lebaran pasti padat merayap. Walaupun sekarang sudah terdapat banyak tol yang menjadi solusi untuk melakukan perjalanan dengan cepat dan mengurangi kemacetan, namun masih terjadi kemacetan di beberapa jalan. Sebelum Lebaran terjadi arus mudik, di mana perantau dari berbagai daerah pulang ke kampung halaman. Begitu setelah Lebaran terjadi arus balik, di mana perantau balik ke tempat untuk bekerja atau mencari nafkah. 

Hari Raya Idulfitri merupakan hari raya kemenangan. Kemenangan yang dimaksud di mana umat Islam berhasil mengendalikan hawa nafsu selama bulan Ramadan. Hari Raya Idulfitri menandakan berakhirnya waktu puasa Ramadan, serta waktu untuk melaksanakan ibadah Tarawih. Menurut saya, Lebaran bukan hanya tentang pakaian baru, kendaraan bagus, makanan lezat, dan acara ceremonial, namun ketaatan bertambah dan dosa terhapus.

Lebaran juga menjadi sebuah momentum untuk dapat memaafkan, memperbaiki hubungan, merefleksi diri, serta untuk meningkatkan kualitas spiritual dan moral seseorang. Hanya pada waktu Lebaran kita dapat berkumpul, berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota keluarga sembari berjabat tangan.

Pada intinya, makna Lebaran yaitu tentang rasa syukur, kegembiraan, dan kebersamaan dalam merayakan kemenangan setelah menjalani ibadah puasa selama satu bulan penuh pada bulan Ramadan. Jadi, secara keseluruhan, Idulfitri mewakili pembaharuan, pengampunan, perayaan keberkahan hidup, dan peningkatan ketaatan kepada Tuhan.

Maka dari itu, marilah kita menjaga semangat kebaikan dan kedamaian yang tercipta selama bulan Ramadan kemarin. Tetap lanjutkan untuk berbuat baik kepada sesama, menjalin hubungan baik dengan keluarga, serta terus berusaha untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita.

Biodata Penulis:

Fatimah Vita Azzahro lahir pada tanggal 25 Juli 2005 dSukoharjo.

© Sepenuhnya. All rights reserved.