Puisi: Terimakasih Wahai Kekasih (Karya Hamid Jabbar)

Puisi "Terima Kasih Wahai Kekasih" karya Hamid Jabbar adalah sebuah ungkapan syukur dan penghargaan yang dalam kepada sosok kekasih yang disayangi.
Terimakasih Wahai Kekasih

Terima kasih wahai Kekasih
Engkau masih tersenyum menyapa lirih
"Hamid..."

1977

Sumber: Wajah Kita (1981)

Analisis Puisi:

Puisi "Terima Kasih Wahai Kekasih" karya Hamid Jabbar adalah sebuah ungkapan syukur dan penghargaan yang dalam kepada sosok kekasih yang disayangi. Dalam puisi ini, Hamid Jabbar menghadirkan sebuah momen intim di mana kekasihnya menyapa dengan lembut, membangkitkan perasaan rindu dan penghargaan yang mendalam.

Tema Utama

  • Ekspresi Syukur dan Penghargaan: Puisi ini secara jelas mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus dari penyair kepada kekasihnya. Ungkapan "Terima kasih wahai Kekasih" tidak hanya merupakan kata-kata formal, melainkan merupakan ungkapan dari hati yang penuh dengan perasaan.
  • Kedalaman Hubungan Emosional: Melalui kata-kata "Engkau masih tersenyum menyapa lirih", penyair menggambarkan momen keintiman di mana kekasihnya tetap hadir dalam ingatannya dengan cara yang lembut dan menenangkan. Ini mencerminkan kedalaman hubungan emosional antara dua orang yang saling mencintai.

Bahasa dan Gaya Puisi

  • Bahasa yang Sederhana Namun Bermakna: Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun sangat bermakna. Kata-kata yang dipilih secara hati-hati menguatkan kesan keintiman dan kehangatan hubungan antara penyair dan kekasihnya.
  • Atmosfer Sentimental: Atmosfer sentimental dalam puisi ini diwujudkan melalui penggunaan kata-kata yang lembut dan puitis. Penyair berhasil menciptakan suasana yang membangkitkan perasaan hangat dan rindu di antara pembaca.

Interpretasi

Puisi "Terima Kasih Wahai Kekasih" karya Hamid Jabbar adalah sebuah pengakuan syukur dan cinta yang dalam terhadap kekasihnya. Dengan menggunakan kata-kata yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merasakan keintiman dan kehangatan dalam hubungan antara dua orang yang saling mencintai. Ungkapan "Terima kasih" tidak hanya merupakan ungkapan terima kasih atas kehadiran fisik, melainkan juga ungkapan rasa syukur akan kehadiran emosional dan spiritual kekasih dalam kehidupan penyair.

Puisi "Terima Kasih Wahai Kekasih" menawarkan sebuah pandangan yang intim dan puitis tentang cinta dan rasa syukur. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun mendalam, Hamid Jabbar berhasil mengekspresikan perasaan rindu, penghargaan, dan keintiman dalam hubungan dengan kekasihnya. Puisi ini mengundang pembaca untuk merenungkan tentang arti cinta sejati dan kehadiran yang berarti dalam kehidupan seseorang.

Puisi: *
Puisi: *
Karya: Hamid Jabbar

Biodata Hamid Jabbar
  • Hamid Jabbar (nama lengkap Abdul Hamid bin Zainal Abidin bin Abdul Jabbar) lahir 27 Juli 1949, di Koto Gadang, Bukittinggi, Sumatra Barat.
  • Hamid Jabbar meninggal dunia pada tanggal 29 Mei 2004.
© Sepenuhnya. All rights reserved.