Puisi: Sisik Ular (Karya Darwanto)

Puisi "Sisik Ular" karya Darwanto mengajak kita merenungkan makna di balik peristiwa yang tampaknya biasa namun sarat dengan nilai kehidupan.

Sisik Ular


Seekor ular yang biasa melata itu seperti sudah memahami akan sisiknya yang tersangkut di dekat ladang di situ
dan sisik ular yang tersangkut di dekat ladang itu seperti sudah mengerti akan seekor ular itu tadi yang bersegera pergi
sisik ular itu seperti hanya berharap ular itu bisa selamat setelah menggoreskan niat baiknya di bumi

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Sisik Ular" karya Darwanto adalah sebuah karya yang menggunakan simbolisme untuk menyampaikan pesan tentang perjuangan, pengorbanan, dan harapan. Dengan gaya yang sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak kita merenungkan makna di balik peristiwa yang tampaknya biasa namun sarat dengan nilai kehidupan.

Struktur Puisi

Puisi ini terdiri dari tiga baris yang masing-masing menggambarkan tindakan dan kondisi seekor ular serta sisiknya yang tertinggal. Struktur yang sederhana ini memungkinkan pembaca untuk fokus pada makna mendalam di balik kata-kata yang dipilih dengan hati-hati.

Gaya Bahasa dan Simbolisme

Darwanto menggunakan bahasa yang sederhana namun simbolis. Ular dan sisiknya digunakan sebagai metafora untuk menyampaikan pesan yang lebih luas tentang kehidupan:
  • "Seekor ular yang biasa melata itu seperti sudah memahami akan sisiknya yang tersangkut di dekat ladang di situ": Menggambarkan kesadaran ular terhadap kondisi dirinya. Ular di sini bisa melambangkan seseorang yang sadar akan jejak atau bagian dari dirinya yang tertinggal dalam perjalanan hidup.
  • "dan sisik ular yang tersangkut di dekat ladang itu seperti sudah mengerti akan seekor ular itu tadi yang bersegera pergi": Sisik ular melambangkan bagian dari diri atau masa lalu yang tertinggal, namun tetap memiliki makna dan tujuan.
  • "sisik ular itu seperti hanya berharap ular itu bisa selamat setelah menggoreskan niat baiknya di bumi": Sisik yang tertinggal mengekspresikan harapan dan doa agar ular (atau individu) dapat melanjutkan hidupnya dengan selamat, setelah meninggalkan sesuatu yang baik di dunia.

Tema dan Makna

  • Kesadaran Diri dan Perjalanan Hidup: Puisi ini menggambarkan kesadaran seekor ular terhadap sisiknya yang tertinggal. Ini bisa dilihat sebagai simbol dari kesadaran diri manusia terhadap jejak yang mereka tinggalkan dalam perjalanan hidup mereka. Setiap tindakan dan keputusan meninggalkan "sisik" atau jejak yang berdampak pada diri mereka dan dunia sekitar.
  • Pengorbanan dan Harapan: Sisik yang tertinggal juga bisa diartikan sebagai pengorbanan yang dilakukan oleh individu. Sisik tersebut berharap agar ular dapat melanjutkan hidupnya dengan selamat. Ini mencerminkan pengorbanan yang sering kali dilakukan oleh orang-orang demi kebaikan yang lebih besar, serta harapan bahwa pengorbanan tersebut akan menghasilkan sesuatu yang baik.
  • Niat Baik dan Pengaruh Positif: Ungkapan "menggoreskan niat baiknya di bumi" menunjukkan bahwa tindakan ular memiliki niat baik yang ditinggalkan di dunia. Ini menekankan pentingnya memiliki niat baik dan bagaimana niat tersebut dapat meninggalkan pengaruh positif meskipun individu tersebut telah pergi.

Emosional

  • Rasa Kesadaran dan Refleksi: Puisi ini menggugah rasa kesadaran dan refleksi dalam diri pembaca. Bagaimana kita menyadari jejak yang kita tinggalkan dalam hidup kita dan bagaimana jejak tersebut dapat memengaruhi orang lain setelah kita pergi.
  • Rasa Pengorbanan dan Doa: Ada rasa pengorbanan yang kuat dalam puisi ini, terutama dalam harapan sisik agar ular dapat melanjutkan hidupnya dengan selamat. Ini mencerminkan rasa doa dan harapan yang tulus untuk kebaikan orang lain, bahkan ketika kita harus meninggalkan sesuatu di belakang.
  • Optimisme dan Positif: Meskipun ada elemen pengorbanan, puisi ini juga mengandung optimisme. Harapan agar ular bisa selamat dan meninggalkan niat baik menunjukkan bahwa ada keyakinan pada kekuatan niat baik dan pengaruh positif yang bisa ditinggalkan di dunia.
Puisi "Sisik Ular" karya Darwanto adalah sebuah karya yang sederhana namun penuh makna. Melalui simbolisme ular dan sisiknya, puisi ini menyampaikan pesan tentang kesadaran diri, pengorbanan, harapan, dan niat baik. Darwanto berhasil mengajak pembaca untuk merenungkan jejak yang mereka tinggalkan dalam hidup dan bagaimana jejak tersebut bisa berdampak pada dunia. Puisi ini mengajarkan bahwa meskipun kita mungkin harus meninggalkan sesuatu di belakang, niat baik kita akan tetap memberikan pengaruh positif dan harapan untuk masa depan.

Darwanto
Puisi: Sisik Ular
Karya: Darwanto

Biodata Darwanto:
  • Darwanto lahir pada tanggal 6 Maret 1994.
© Sepenuhnya. All rights reserved.