Puisi: Senja (Karya Bakdi Soemanto)

Puisi "Senja" karya Bakdi Soemanto mengungkapkan refleksi sederhana namun mendalam tentang kedatangan dan perginya senja, serta makna dari ...
Senja

Senja jadi hadir akhirnya
setelah ditunggu
dua belas jam lamanya

Ia tidak berkata: "spada",
langsung saja masuk kamar
menutup pintu
dan tidur

Dua belas jam kemudian
ia lenyap
tak jelas lewat mana
barangkali menguap.

1974

Sumber: Kata (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Senja" karya Bakdi Soemanto mengungkapkan refleksi sederhana namun mendalam tentang kedatangan dan perginya senja, serta makna dari peristiwa sehari-hari yang sering dianggap sepele. Dengan gaya bahasa yang minimalis dan penggunaan imaji yang tajam, puisi ini menciptakan gambaran yang kuat tentang bagaimana senja datang dan pergi dalam kehidupan sehari-hari.

Struktur Puisi

Puisi ini terdiri dari tiga bait pendek yang menyajikan narasi langsung dan sederhana tentang kedatangan dan kepergian senja. Struktur puisi ini mencerminkan siklus waktu yang teratur dan monoton, yang menggarisbawahi ketidakberartian dan kepasifan dari peristiwa tersebut.
  • Bait Pertama: Menggambarkan kedatangan senja setelah menunggu selama dua belas jam. Menunjukkan harapan dan penantian yang dialami.
  • Bait Kedua: Menyampaikan bahwa senja tidak memberikan pernyataan atau pernyataan khusus. Ia datang dan pergi dengan cara yang biasa, menutup pintu dan tidur.
  • Bait Ketiga: Menunjukkan kepergian senja setelah dua belas jam, tidak ada jejak atau petunjuk jelas tentang kemana senja pergi. Menggambarkan ketidakpastian dan ketidakberartian dari kepergian senja.

Gaya Bahasa

  • Imaji dan Simbolisme: Puisi ini menggunakan imaji sederhana namun efektif untuk menggambarkan kedatangan dan kepergian senja. Imaji ini menciptakan gambaran yang jelas tentang siklus waktu dan rutinitas. Contoh: "Senja jadi hadir akhirnya" menggambarkan harapan dan penantian, sementara "ia lenyap / tak jelas lewat mana" menunjukkan ketidakpastian.
  • Sederhana dan Minimalis: Gaya bahasa puisi ini minimalis dan langsung, mencerminkan ketidakberartian dari kehadiran dan kepergian senja. Tidak ada deskripsi yang berlebihan, hanya fakta-fakta sederhana tentang senja. Contoh: "Ia tidak berkata: 'spada', / langsung saja masuk kamar / menutup pintu / dan tidur."

Tema dan Makna

  • Rutinitas dan Keberadaan: Puisi ini menunjukkan bagaimana senja, meskipun dianggap sebagai peristiwa penting dalam siklus sehari-hari, pada akhirnya merupakan sesuatu yang tidak lebih dari rutinitas yang biasa. Kehadirannya tidak menambah atau mengurangi makna dari waktu yang berlalu. Contoh: "Ia tidak berkata: 'spada', / langsung saja masuk kamar / menutup pintu / dan tidur."
  • Kepasifan dalam Kehidupan: Menggambarkan bagaimana peristiwa sehari-hari, seperti kedatangan dan kepergian senja, sering kali berlalu tanpa dampak besar pada kehidupan kita. Hal ini mencerminkan kepasifan dan ketidakberartian dalam siklus waktu. Contoh: "Dua belas jam kemudian / ia lenyap / tak jelas lewat mana / barangkali menguap."
  • Kepergian yang Tidak Terlihat: Senja lenyap tanpa meninggalkan jejak yang jelas, menggambarkan ketidakpastian tentang apa yang terjadi setelah peristiwa berlalu. Ini mencerminkan ide bahwa banyak hal dalam kehidupan kita yang datang dan pergi tanpa jejak yang jelas. Contoh: "tak jelas lewat mana / barangkali menguap."
Puisi "Senja" karya Bakdi Soemanto mengungkapkan tema ketidakberartian dan kepasifan dengan gaya bahasa minimalis dan imaji sederhana. Dengan menggambarkan kedatangan dan kepergian senja sebagai sesuatu yang rutin dan tidak signifikan, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan bagaimana peristiwa sehari-hari sering kali berlalu tanpa dampak besar pada kehidupan kita. Struktur puisi yang singkat dan langsung memperkuat makna ini, menciptakan refleksi yang mendalam tentang waktu dan keberadaan.

Bakdi Soemanto
Puisi: Senja
Karya: Bakdi Soemanto

Biodata Bakdi Soemanto:
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.