Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Perjalanan Hara (Karya Wisnhu Bagas M.)

Puisi "Perjalanan Hara" karya Wisnhu Bagas M. menawarkan sebuah refleksi mendalam tentang kematian, doa, dan kerinduan. Melalui penggunaan ...

Perjalanan Hara

Epitaf adalah pintu
Menyatunya doa serta rasa rindu
Setiap doa adalah lampu pada perjalan ini
Yang kemudian menerangi gelap yang paling sunyi
Maka nisan tak benar-benar memisahkan
Segala kerinduan dan cita yang paling angan
Kembang-kembang pusara
Berwarna-warna menyala
Rapallah doa menjulang ke tujuh angkasa

Analisis Puisi:

Puisi "Perjalanan Hara" karya Wisnhu Bagas M. menawarkan sebuah refleksi mendalam tentang kematian, doa, dan kerinduan. Melalui penggunaan simbolisme yang kuat dan deskripsi yang puitis, puisi ini mengeksplorasi hubungan antara kehidupan, kematian, dan spiritualitas.

Pada baris pertama, "epitaf" atau "nisan" digambarkan sebagai pintu yang menghubungkan dunia yang hidup dengan dunia yang mati. Epitaf, sebagai sebuah prasasti di kuburan, simbolik dalam puisi ini sebagai pintu yang menyatukan doa dan kerinduan. Ini mencerminkan keyakinan bahwa doa dan rasa rindu tidak berakhir dengan kematian, melainkan menjadi bagian dari perjalanan spiritual yang lebih besar.

Doa digambarkan sebagai lampu dalam perjalanan, menerangi kegelapan yang paling sunyi. Hal ini menunjukkan keyakinan bahwa doa memiliki kekuatan untuk menerangi jalan bahkan dalam situasi yang paling gelap dan penuh kesunyian. Kegelapan ini bisa diartikan sebagai kematian atau ketidakpastian setelahnya, di mana doa memberikan panduan dan cahaya.

Penyiar juga menyiratkan bahwa nisan atau kuburan tidak benar-benar memisahkan kita dari orang yang telah meninggal. Sebaliknya, kerinduan dan cita tetap ada, melintasi batas kematian. Kembang-kembang pusara yang berwarna-warni menyala melambangkan penghormatan dan cinta yang tidak pudar, meskipun orang yang kita cintai telah pergi.

Rapal doa yang menjulang ke tujuh angkasa mencerminkan harapan bahwa doa-doa ini mencapai tempat yang tinggi, melambangkan langit atau alam spiritual. Angka tujuh sering kali dikaitkan dengan kesempurnaan dan keabadian dalam berbagai tradisi, menunjukkan keyakinan bahwa doa dan kerinduan tidak hanya mencapai tetapi juga melampaui batasan duniawi.

Tema dan Makna

Puisi ini mengeksplorasi tema spiritualitas, kematian, dan kerinduan. Melalui simbolisme epitaf sebagai pintu dan doa sebagai lampu, puisi ini menyoroti keyakinan bahwa kematian tidak mengakhiri hubungan kita dengan orang yang telah pergi. Sebaliknya, doa dan kerinduan dapat menerangi kegelapan dan menjembatani jarak antara yang hidup dan yang telah meninggal.

Kembang-kembang pusara sebagai simbol kehidupan dan cahaya menunjukkan bahwa meskipun fisik seseorang telah tiada, memori dan cinta mereka tetap menyala dan hidup dalam doa dan penghormatan yang diberikan oleh yang hidup.

Gaya Penulisan

Wisnhu Bagas M. menggunakan gaya penulisan yang penuh simbolisme dan deskriptif. Penggunaan metafora seperti epitaf sebagai pintu dan doa sebagai lampu menciptakan gambaran visual yang kuat tentang hubungan antara dunia ini dan alam spiritual. Gaya ini menambahkan kedalaman emosional pada puisi, menjadikannya sebuah refleksi yang puitis tentang kehidupan, kematian, dan keberlanjutan spiritual.

Puisi "Perjalanan Hara" karya Wisnhu Bagas M. adalah sebuah karya yang mengeksplorasi spiritualitas dan kerinduan dengan cara yang mendalam dan reflektif. Melalui simbolisme epitaf, doa, dan kembang pusara, puisi ini mengungkapkan keyakinan bahwa kematian tidak memisahkan kita dari orang yang kita cintai. Sebaliknya, doa dan kerinduan memiliki kekuatan untuk menerangi dan menyatukan kita dengan mereka yang telah pergi. Dengan gaya penulisan yang simbolis dan deskriptif, puisi ini memberikan wawasan yang mendalam tentang perjalanan spiritual dan hubungan antara kehidupan dan kematian.

Puisi
Puisi: Perjalanan Hara
Karya: Wisnhu Bagas M.

Biodata Wisnhu Bagas M.:
  • Wisnhu Bagas M. lahir pada bulan April, 1990 di Jakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.