Puisi: Perihal Tokoh Utama Komik (Karya M. Aan Mansyur)

Puisi "Perihal Tokoh Utama Komik" karya M. Aan Mansyur menggambarkan tokoh utama melalui berbagai aspek penderitaan, kekuatan, dan keindahan, ...
Perihal Tokoh Utama Komik

Ia berdiri. Luhur dan hening.
Rapuh dalam ikatan yang rawan
putus. Diselubungi jaring laba-laba
dan kebisingan dari kepalanya.
Matanya terpejam bagi puing-
puing, juga bencana yang masih
rencana.

Sepasang tangannya terentang.
Lapang bagi penerimaan. Seperti
sayuran terpotong-potong.
Mencintai pisau dan api dapur.
Kepalanya menampung penyakit.
Sebagian berperang melawan
seluruhnya.

Bibirnya dijahit. Perutnya penuh
kebakaran dan kelaparan.
Kemauannya lunak bagi
kebingungan dan keras kepalanya.

Tubuhnya dicabik-cabik waktu.
Berisi sesuatu yang mengizinkan
tubuh lain tumbuh ditubuhnya.
Paru-parunya sering kering.
Hatinya kuning. Jantungnya
Memompa kehidupan yang ragu-
ragu.

Bahunya lebih kuat dari batu
gunung. Pembuluh darah
menuangkan udara ke dalam
suaranya. Menghamburkan
kekuatan untuk setiap ons
takdirnya. Ia hidup. Dihiasi
pakaian berbagai warna.
Ia bicara menggunakan bahasa
roh. Tidak
masuk akal, namun penuh tetapi.
Ia kadang meratapi bebannya.
Ia menggantungkan diri di
kontrak besar yang tidak pernah
ditandatangani.
Hatinya selalu berduka dengan
harapan suatu hari ia utuh
kembali. Awan akan hilang. Api
yang membakarnya dari
dalam akan dingin. Lengannya
terpasang
lagi – dan tumbuh jadi kebun
baru. Kepalanya menjadi seluruh.
Hatinya merah.

Ia cantik. Pemurah dan sedikit
pemarah. Tak tertandingi
senyumnya. Ia akan menggodamu
dengan cerita yang tidak ada
ujungnya. Dongeng dan musik
ajaib. Ia waktu. Ia seorang ibu. Ia
mengandung dewa-dewa. Ia rahim
ribuan penyembahan dan tarian.

Namanya sama dengan nama
negaramu. Sepasang lengannya
terentang. Mencintai pisau
dan api dapur.

Sumber: Melihat Api Bekerja (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Perihal Tokoh Utama Komik" karya M. Aan Mansyur adalah sebuah karya yang kaya dengan metafora dan imaji, menggambarkan tokoh utama dalam sebuah komik dengan cara yang mendalam dan kompleks. Dalam puisi ini, tokoh utama digambarkan secara simbolis, menggambarkan perjuangan, penderitaan, dan keutuhan yang diraihnya.

Struktur Puisi

Puisi ini terdiri dari beberapa bait yang panjang, masing-masing menggambarkan aspek berbeda dari tokoh utama. Struktur ini memungkinkan penulis untuk mengeksplorasi karakter dengan kedalaman emosional dan simbolis.

Gaya Bahasa

  • Metafora dan Simbolisme: Puisi ini kaya akan metafora dan simbolisme, menggambarkan tokoh utama dengan cara yang tidak langsung namun mendalam. Contoh: "Sepasang tangannya terentang. Lapang bagi penerimaan. Seperti sayuran terpotong-potong."
  • Deskripsi yang Kontras: Gaya bahasa sering kali kontras antara penderitaan dan kekuatan, kelemahan dan keindahan. Contoh: "Bibirnya dijahit. Perutnya penuh kebakaran dan kelaparan."
  • Personifikasi dan Imaji: Menggunakan personifikasi untuk memberi kehidupan pada elemen-elemen non-manusia dan menciptakan imaji yang kuat. Contoh: "Ia cantik. Pemurah dan sedikit pemarah."

Tema dan Makna

  • Kondisi Fisik dan Emosional: Puisi ini menggambarkan tokoh utama sebagai sosok yang mengalami penderitaan fisik dan emosional. Penggambaran ini mencakup kondisi seperti "perutnya penuh kebakaran dan kelaparan" serta "bibirnya dijahit." Contoh: "Tubuhnya dicabik-cabik waktu. Berisi sesuatu yang mengizinkan tubuh lain tumbuh ditubuhnya."
  • Kehidupan yang Terbakar dan Ragu-Ragu: Keseharian tokoh utama dilihat sebagai perjuangan yang berat, dengan hati yang "kuning" dan jantung yang "memompa kehidupan yang ragu-ragu."
  • Kekuatan dan Ketahanan: Meskipun menderita, tokoh utama memiliki kekuatan dan ketahanan yang luar biasa. Dikatakan bahwa "bahunya lebih kuat dari batu gunung" dan "pembuluh darah menuangkan udara ke dalam suaranya."
  • Kecantikan dan Kebaikan: Di balik semua penderitaan, tokoh utama juga memiliki kecantikan dan kebaikan. Dikatakan bahwa ia "cantik," "pemurah," dan "senyumnya tak tertandingi." Contoh: "Ia cantik. Pemurah dan sedikit pemarah."
  • Hubungan dengan Waktu dan Sejarah: Tokoh utama dianggap sebagai simbol waktu dan sejarah, menggambarkan perjalanan hidupnya sebagai bagian dari siklus yang lebih besar. Contoh: "Ia waktu. Ia seorang ibu. Ia mengandung dewa-dewa."
  • Simbolisme dan Metafora: Tokoh utama merupakan cerminan dari kekuatan, penderitaan, dan keindahan yang sering kali dialami oleh manusia, menggambarkan karakter yang kompleks dan berlapis. Contoh: "Namanya sama dengan nama negerimu."
Puisi "Perihal Tokoh Utama Komik" karya M. Aan Mansyur adalah sebuah eksplorasi mendalam tentang karakter dengan simbolisme dan metafora yang kaya. Dengan menggambarkan tokoh utama melalui berbagai aspek penderitaan, kekuatan, dan keindahan, puisi ini menawarkan pandangan yang kompleks dan reflektif mengenai perjalanan hidup dan eksistensi. Gaya bahasa yang kontras dan imaji yang kuat memperkaya makna puisi ini, menjadikannya sebuah karya yang menggugah dan menyentuh.

M. Aan Mansyur
Puisi: Perihal Tokoh Utama Komik
Karya: M. Aan Mansyur

Biodata M. Aan Mansyur:
  • M. Aan Mansyur lahir pada tanggal 14 Januari 1982 di Bone, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.