Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Peramal (Karya Ari Pahala Hutabarat)

Puisi "Peramal" karya Ari Pahala Hutabarat menyajikan gambaran yang kaya akan simbolisme dan metafora, menjelajahi tema tentang takdir, masa lalu, ...
Peramal
: hudan noer

Ada sungai, awan merah, dan saudagar yang ziarah
di pasar tua. Ada retak batu kecubung, asmara renta
serta rejeki yang tertunda
di telapak tanganmu
di kampung halamanmu
karena aku takut tenggelam
ada sungai dan janji di gurat tanganmu
ada sangsi yang tak selesai di sungai itu

2010

Analisis Puisi:

Puisi "Peramal" karya Ari Pahala Hutabarat menyajikan gambaran yang kaya akan simbolisme dan metafora, menjelajahi tema tentang takdir, masa lalu, dan ketidakpastian. Melalui gambaran visual yang kuat dan penggunaan simbol-simbol khas, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang berbagai aspek kehidupan dan bagaimana elemen-elemen tersebut mempengaruhi perjalanan seseorang.

Elemen Alam dan Kehidupan

  • "Ada sungai, awan merah, dan saudagar yang ziarah di pasar tua" mengarah pada gambaran yang kaya akan elemen alam dan kehidupan sehari-hari. Sungai dan awan merah bisa melambangkan perubahan, waktu, dan perasaan yang mendalam. Sungai sering kali berfungsi sebagai simbol aliran waktu dan perjalanan hidup, sedangkan awan merah bisa merujuk pada emosi atau situasi yang penuh gairah dan perubahan.
  • "Saudagar yang ziarah di pasar tua" menggambarkan seseorang yang mencari makna atau jawaban dalam kehidupan, mungkin dengan harapan untuk menemukan sesuatu yang berharga atau bermakna di tempat-tempat yang telah lama dilupakan.

Simbol Batu Kecubung dan Asmara Renta

  • "Ada retak batu kecubung" menyiratkan sesuatu yang pernah dianggap berharga tetapi kini retak atau rusak. Batu kecubung adalah batu permata yang sering dianggap memiliki makna spiritual dan mistis, sehingga retakannya bisa melambangkan kerusakan pada sesuatu yang pernah dianggap suci atau penting.
  • "Asmara renta serta rejeki yang tertunda di telapak tanganmu" menggambarkan cinta yang telah pudar dan peluang yang belum tercapai. Telapak tangan sering kali dihubungkan dengan garis nasib dan takdir, sehingga ini menunjukkan ketidakmampuan untuk mewujudkan harapan atau keinginan yang telah lama ada.

Tema dan Pesan

  • Takdir dan Ketidakpastian: Puisi ini mengeksplorasi tema tentang takdir dan ketidakpastian. Dengan menggunakan simbol-simbol seperti sungai dan gurat tangan, puisi ini menggambarkan bagaimana masa lalu, takdir, dan keputusan yang belum selesai dapat mempengaruhi masa kini. Ada rasa ketidakpastian tentang masa depan dan ketidakmampuan untuk melanjutkan hidup sepenuhnya tanpa menyelesaikan atau memahami masalah-masalah yang tertunda.
  • Keterhubungan Masa Lalu dan Masa Kini: "Ada janji di gurat tanganmu" dan "sangsi yang tak selesai di sungai itu" menunjukkan bagaimana masa lalu, terutama hal-hal yang belum terselesaikan atau tidak dipenuhi, terus mempengaruhi individu. Ini mengisyaratkan bahwa meskipun seseorang mungkin telah meninggalkan masa lalu, jejaknya tetap ada dan berpengaruh pada perjalanan hidup mereka saat ini.

Gaya Bahasa dan Struktur

Ari Pahala Hutabarat menggunakan bahasa yang puitis dan metaforis untuk menyampaikan pesan puisi ini. Struktur puisi yang menggambarkan berbagai elemen visual dan emosional menciptakan gambar yang kompleks tentang kehidupan dan takdir. Pilihan kata seperti "retak," "asmara renta," dan "sangsi" menambahkan lapisan makna dan emosi, menggambarkan konflik internal dan eksternal yang dialami oleh individu.

Puisi "Peramal" karya Ari Pahala Hutabarat adalah karya yang mendalam dan penuh dengan simbolisme, menggambarkan bagaimana masa lalu, takdir, dan ketidakpastian saling terkait dalam perjalanan hidup seseorang. Dengan menggunakan elemen alam, simbol-simbol spiritual, dan gambaran yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenung tentang bagaimana berbagai aspek kehidupan membentuk pengalaman mereka dan mempengaruhi pandangan mereka terhadap masa depan. Puisi ini menyajikan refleksi yang mendalam tentang takdir dan pengaruh masa lalu, mengajak pembaca untuk mempertimbangkan bagaimana mereka menghadapi dan menyelesaikan ketidakpastian dalam hidup mereka.

Ari Pahala Hutabarat
Puisi: Peramal
Karya: Ari Pahala Hutabarat

Biodata Ari Pahala Hutabarat:
  • Ari Pahala Hutabarat (akrab disapa Ari atau Ucok) lahir pada tanggal 24 Agustus 1975 di Palembang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.