Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Pendatang (Karya Gus tf)

Puisi "Pendatang" menggambarkan tentang kehadiran dan perginya seseorang atau sekelompok orang yang membawa pesan dan pengaruh tertentu dalam ...
Pendatang

Nanti, ketika aku pergi, akan tiba pendatang lain
dengan kalimat lain. Mungkin mereka jelaskan, segenap
misteri kehidupan; tetapi tidak tentang mereka sendiri. Selalu,
kata mereka, "Ada lampu. Tapi bukan buat disuluh dalam diri."

Namun, karena bertetangga, kau senantiasa terus tergoda
untuk tahu tentang mereka. Ada kalanya lupa, tetapi lebih sering
kau saling suruh berbaku-hasut mendesak mereka. Sampai suatu ketika
mereka berkata, "Ada mitos. Tapi semua cuma dongeng tak berguna."

Besoknya, terkejut, kausaksikan semua: puing-puing hangus,
tubuh-tubuh gosong, rumah-rumah rata. Di tengah sangit udara, kau
tiba-tiba ingat kejadian semalam, dan berkata, "Lampu itu! Ada nyala
di dada mereka!" semua pun lalu menangis. Menangis, sejadi-jadinya.

Payakumbuh, 1999

Analisis Puisi:

Puisi "Pendatang" adalah puisi yang ditulis oleh Gus tf, yang menggambarkan tentang kehadiran dan perginya seseorang atau sekelompok orang yang membawa pesan dan pengaruh tertentu dalam kehidupan. Puisi ini penuh dengan simbolisme dan menawarkan pandangan mendalam tentang hubungan antara manusia, misteri kehidupan, dan reaksi kita terhadap yang tak diketahui.

Kehadiran Pendatang

Puisi ini dimulai dengan menyatakan bahwa akan ada pendatang lain yang datang setelah sang penyair pergi. Pendatang ini membawa kalimat-kalimat baru yang mungkin menjelaskan misteri kehidupan, tetapi mereka tidak menjelaskan tentang diri mereka sendiri. Kalimat "Ada lampu. Tapi bukan buat disuluh dalam diri" menggambarkan bahwa meskipun mereka membawa cahaya atau pengetahuan, itu bukan untuk digunakan dalam memahami diri mereka sendiri. Lampu tersebut mungkin melambangkan pengetahuan atau wawasan yang mereka bawa, tetapi tetap ada batasan dalam memahami siapa mereka sebenarnya.

Keingintahuan dan Desakan

Bagian berikutnya dari puisi ini menggambarkan bagaimana sebagai tetangga, kita selalu tergoda untuk mengetahui lebih banyak tentang pendatang ini. Meskipun terkadang kita lupa, lebih sering kita saling mendorong dan mendesak untuk mengetahui lebih banyak tentang mereka. Namun, ketika mereka mengatakan bahwa semua mitos hanyalah dongeng tak berguna, ini menunjukkan betapa sulitnya memahami kebenaran tentang pendatang tersebut. Mereka membawa pesan yang meremehkan mitos dan legenda, mengisyaratkan bahwa apa yang kita anggap sebagai kebenaran mungkin hanya ilusi atau cerita kosong.

Tragedi dan Penyesalan

Klimaks dari puisi ini terjadi ketika keesokan harinya, kita melihat kehancuran: "puing-puing hangus, tubuh-tubuh gosong, rumah-rumah rata." Tragedi ini menggambarkan kehilangan besar dan kehancuran yang terjadi secara tiba-tiba. Di tengah udara yang penuh dengan bau hangus, kita tiba-tiba mengingat kejadian semalam dan menyadari bahwa lampu yang ada di dada mereka adalah nyala yang sebenarnya. Ini adalah momen pencerahan yang menyakitkan, di mana kita menyadari bahwa ada sesuatu yang lebih dalam dan bermakna dalam kehadiran mereka yang sebelumnya tidak kita sadari.

Puisi ini diakhiri dengan tangisan yang sejadi-jadinya, menggambarkan penyesalan dan kesedihan yang mendalam. "Pendatang" adalah refleksi tentang bagaimana kita sering kali gagal memahami dan menghargai kehadiran orang lain hingga mereka pergi. Puisi ini juga menyoroti bagaimana misteri kehidupan dan kebenaran tentang orang lain sering kali tersembunyi di balik penampilan dan kata-kata yang mereka bawa. Melalui tragedi dan kehilangan, kita baru menyadari nilai sebenarnya dari apa yang mereka bawa dalam kehidupan kita.

Simbolisme

Gus tf menggunakan berbagai simbol dalam puisi ini untuk menyampaikan pesannya. Lampu melambangkan pengetahuan atau wawasan yang dibawa oleh pendatang, sementara mitos dan dongeng menggambarkan cerita dan keyakinan yang kita miliki tentang kehidupan. Kehancuran dan kebakaran melambangkan hilangnya kesempatan untuk memahami dan menghargai kehadiran mereka. Tangisan pada akhir puisi adalah ekspresi dari penyesalan dan kesedihan yang mendalam.

Puisi "Pendatang" karya Gus tf adalah puisi yang menggugah pikiran dan perasaan, menawarkan pandangan mendalam tentang kehadiran, misteri, dan kehilangan dalam kehidupan. Puisi ini mengingatkan kita untuk lebih menghargai dan memahami orang-orang di sekitar kita, serta untuk tidak meremehkan pesan dan pengetahuan yang mereka bawa. Gus tf berhasil menangkap kompleksitas hubungan manusia dan mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehadiran dan kehilangan dalam hidup.

Gus tf Sakai
Puisi: Pendatang
Karya: Gus tf

Biodata Gus tf Sakai:
  • Gustrafizal Busra atau lebih dikenal Gus tf Sakai lahir pada tanggal 13 Agustus 1965 di Payakumbuh, Sumatera Barat.
© Sepenuhnya. All rights reserved.