Puisi: Menyunting Sajak Untukmu (Karya M. Aan Mansyur)

M. Aan Mansyur adalah seorang penyair kontemporer Indonesia yang karyanya sering kali memikat hati pembaca dengan kedalaman emosi dan refleksi ...
Menyunting Sajak Untukmu

Jangan banyak bicara. Di pusat tiap
kata ada sesuatu yang selalu siap
meledakkan pembuluh darahmu.
Halus dan berbahaya seperti masa
lalu di benak pendendam.

Sajak di tulis bukan untuk
kaukenakan ke pesta. Kata-kata
sesungguhnya pemalu dan benci
keriuhan. Sajak tidak tahu cara
menjatuhkan negara yang paling
lemah sekalipun. Sajak ditulis
untuk menjaga kata tidak meledak
semaunya di jantungmu.

Tidak persis begitu. Sebetulnya.

Singkirkan semua yang cuma kata.
Baca dan baca lagi hingga hilang
maksudku menuliskan sajak ini.
Apakah kau sudah merasakan hal
yang sejak mula kupikirkan?
Baiklah,
akan kuhapus dan memulainya lagi.

Sumber: Melihat Api Bekerja (2015)

Analisis Puisi:

M. Aan Mansyur adalah seorang penyair kontemporer Indonesia yang karyanya sering kali memikat hati pembaca dengan kedalaman emosi dan refleksi filosofis. Salah satu puisinya yang berjudul "Menyunting Sajak Untukmu" menyajikan pandangan yang tajam tentang hakikat puisi dan kekuatan kata-kata.

Gaya Bahasa

  • Kesederhanaan yang Kuat: Dalam puisi ini, Aan Mansyur menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna. Setiap kata dipilih dengan cermat untuk menciptakan efek yang mendalam.
  • Metafora dan Personifikasi: Puisi ini dipenuhi dengan metafora, seperti "kata-kata sesungguhnya pemalu dan benci keriuhan," yang memberikan kedalaman pada makna kata-kata. Aan juga menggunakan personifikasi untuk memberikan kehidupan pada kata-kata dan sajak.

Struktur Puisi

  • Baris Pendek dan Padat: Struktur puisi ini terdiri dari baris-baris pendek yang padat dengan makna. Hal ini menciptakan ritme yang khas dan menekankan setiap kata yang dipilih.
  • Pengulangan untuk Penekanan: Aan menggunakan pengulangan, seperti pada frasa "Baca dan baca lagi," untuk menekankan pentingnya merenungkan dan memahami makna sajak.

Kekuatan dan Bahaya Kata-Kata

  • Kekuatan Destruktif Kata: Puisi ini membuka dengan peringatan bahwa "di pusat tiap kata ada sesuatu yang selalu siap meledakkan pembuluh darahmu," menekankan bahwa kata-kata memiliki potensi destruktif yang besar.
  • Kata-Kata sebagai Pelindung: Meskipun kata-kata bisa berbahaya, puisi ini juga menyatakan bahwa sajak ditulis untuk menjaga kata tidak meledak semaunya di jantungmu, menunjukkan peran protektif dari puisi dalam menyalurkan emosi dan pikiran.

Puisi sebagai Ekspresi yang Dalam dan Pribadi

  • Puisi sebagai Pelarian dari Keriuhan: Puisi ini menekankan bahwa sajak tidak ditulis untuk pesta atau keramaian, melainkan sebagai bentuk ekspresi yang tenang dan introspektif.
  • Proses Penyuntingan sebagai Refleksi Diri: Dengan perintah untuk "Singkirkan semua yang cuma kata," Aan mengajak pembaca untuk menggali lebih dalam, melewati permukaan kata-kata dan mencapai inti makna dan emosi.

Kesadaran Diri dan Pencarian Makna

  • Refleksi Pribadi dalam Membaca: Puisi ini mengajak pembaca untuk membaca dan membaca lagi, hingga mereka benar-benar merasakan dan memahami maksud penulis. Ini mencerminkan proses refleksi dan pencarian makna yang mendalam.
  • Menghapus dan Memulai Lagi: Pada akhir puisi, penulis menyatakan akan menghapus dan memulai lagi, menunjukkan bahwa pencarian makna dalam puisi adalah proses yang berkelanjutan dan tidak pernah selesai.

Emosional

Puisi ini mengundang pembaca untuk merenung tentang kekuatan dan bahaya kata-kata. Dengan gaya yang introspektif, Aan Mansyur menyampaikan perasaan waspada terhadap kata-kata dan sajak, serta pentingnya menyadari potensi destruktif dan protektif dari kata-kata. Emosi yang disampaikan adalah campuran dari kekhawatiran, refleksi, dan keinginan untuk mencapai pemahaman yang lebih dalam.

Puisi "Menyunting Sajak Untukmu" adalah sebuah puisi yang menggugah pikiran dan perasaan pembaca untuk merenungkan tentang kekuatan kata-kata dan puisi. Dengan menggunakan gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, Aan Mansyur berhasil menyampaikan pesan tentang pentingnya merenung dan mencari makna yang lebih dalam dalam setiap kata dan sajak. Puisi ini mengingatkan kita bahwa kata-kata memiliki kekuatan yang luar biasa, baik untuk menghancurkan maupun untuk melindungi, dan bahwa proses memahami dan mengekspresikan diri melalui puisi adalah perjalanan yang berkelanjutan.

M. Aan Mansyur
Puisi: Menyunting Sajak Untukmu
Karya: M. Aan Mansyur

Biodata M. Aan Mansyur:
  • M. Aan Mansyur lahir pada tanggal 14 Januari 1982 di Bone, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.