Puisi: Menjelang Senja (Karya Darwanto)

Puisi "Menjelang Senja" karya Darwanto mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan, kenangan, dan menerima kenyataan bahwa segala sesuatu ...

Menjelang Senja


Waktuku menjelang senja
di musim-musim menua
kuletakkan kembali topiku yang tua
sudah tiada lagi yang aku punya
hanya selembar penutup raga
segala warna seakan sirna
mendadak sebuah gua
tertimbun layu bunga-bunga
tinggal kenangan, beribu kata
dunia begitu maya
begitu tinggi langit senja

2024

Analisis Puisi:

Puisi "Menjelang Senja" karya Darwanto adalah refleksi mendalam tentang kehidupan, waktu, dan kefanaan. Melalui penggunaan simbolisme dan pencitraan yang kuat, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna dari masa senja kehidupan.

Tema

  • Kefanaan Hidup: Tema utama dari puisi ini adalah kefanaan hidup. Menggambarkan masa menjelang senja, puisi ini memusatkan perhatian pada akhir perjalanan hidup dan perasaan kehilangan.
  • Refleksi Diri: Puisi ini juga menyentuh tema refleksi diri. Sang penyair merenungkan masa lalu dan mengenang segala yang telah hilang seiring berjalannya waktu.
  • Kesendirian dan Kesepian: Kesepian adalah tema lain yang menonjol. Frasa "sudah tiada lagi yang aku punya" dan "tinggal kenangan, beribu kata" menggambarkan perasaan sepi dan kesendirian di masa tua.

Gaya Bahasa

  • Simbolisme Senja: Simbol senja digunakan untuk menggambarkan akhir kehidupan, masa menjelang kematian.
  • Simbolisme Topi yang Tua: Topi tua melambangkan pengalaman hidup dan masa lalu yang penuh kenangan.
  • Simbolisme Gua yang Tertimbun Layu Bunga-Bunga: Gua tertimbun bunga layu menggambarkan kenangan yang terkubur dan perasaan hampa.
  • Imaji: Pencitraan visual sangat kuat dalam puisi ini, seperti "selembar penutup raga" dan "segala warna seakan sirna" yang menggambarkan hilangnya vitalitas dan warna kehidupan di masa tua.
  • Personifikasi: "Warna seakan sirna" dan "dunia begitu maya" memberikan kehidupan pada konsep abstrak, memperkuat tema kefanaan dan kesepian.

Makna

  • Kehampaan di Akhir Hidup: Puisi ini menggambarkan perasaan hampa yang sering dialami di akhir kehidupan. Penggambaran tentang "sudah tiada lagi yang aku punya" mencerminkan kehilangan dan kefanaan yang dirasakan.
  • Kenangan yang Tertinggal: Kenangan menjadi elemen penting dalam puisi ini. Meskipun kehidupan fisik berakhir, kenangan tetap hidup, meski sering kali hanya tinggal sebagai bayangan yang samar.
  • Refleksi tentang Kehidupan dan Kematian: Puisi ini adalah refleksi mendalam tentang kehidupan dan kematian. Penyair merenungkan perjalanan hidupnya dan menerima kenyataan bahwa semuanya akan berakhir.
  • Konflik Batin: Terdapat konflik batin antara menerima kenyataan kefanaan dan merasakan kehilangan. Ini tergambar dalam frasa seperti "dunia begitu maya" yang menunjukkan kesadaran akan ketidakabadian.
Puisi "Menjelang Senja" karya Darwanto adalah karya yang kaya akan simbolisme dan pencitraan, menggambarkan masa akhir kehidupan dengan penuh refleksi dan kesadaran akan kefanaan. Dengan menggunakan simbol seperti senja, topi tua, dan gua yang tertimbun bunga layu, Darwanto berhasil menyampaikan perasaan hampa dan kesepian yang sering menyertai masa tua. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan makna kehidupan, kenangan, dan menerima kenyataan bahwa segala sesuatu pada akhirnya akan sirna. "Menjelang Senja" adalah karya yang memukau, menghadirkan kesedihan sekaligus ketenangan dalam menghadapi akhir perjalanan hidup.

Darwanto
Puisi: Menjelang Senja
Karya: Darwanto

Biodata Darwanto:
  • Darwanto lahir pada tanggal 6 Maret 1994.
© Sepenuhnya. All rights reserved.