Puisi: Menjatuhkan Bintang-Bintang (Karya M. Aan Mansyur)

Puisi "Menjatuhkan Bintang-Bintang" karya M. Aan Mansyur memadukan elemen-elemen simbolis dengan bahasa yang kaya dan menggugah, menciptakan narasi ..
Menjatuhkan Bintang-Bintang

Aku akan menggulung langit
malam seperti karpet Turki dan
menjualnya kepada penawar
tertinggi. Akan aku lepaskan
binatang
buas dari diriku. Ia pernah tidur
berabad-abad di rumah ibadah.
Selalu lolos dari perangkap cahaya.

Aku belajar dengan cara
mengabaikan. Tetapi, sekarang, aku
ingin berhenti sejenak. Mengingat
nama mereka yang tertelan pasir
hisap pikiranku tahun lalu. Ada
hutan hitam di kepalaku. Waktuku
penuh tengkorak. Kakiku tangga,
memanjat dan menjatuhkan diri
sendiri.

Kepalaku pernah lebih ringan dari
bulu burung gelatik. Menggelitik
seperti riak-riak halus di perut
perahu yang berbaring di perut
telaga. Selalu menggoyang langitku.

Begini ramalan cuaca pekan ini:
Besok, udara lebih cerah dari
senyum bayi. Lusa, langit remaja
jatuh cinta ─ ceria, panas, dan
mengumpulkan hujan. Kamis,
penuh awan berbentuk tanda
baca. Jumat, curah dari awan mirip
kebun binatang. Sabtu, alam akan
penuh
api dan apapun yang menyerupai
itu. Minggu, Tidak ada cuaca.

Hati-hati. Angka bunuh diri langit
bisa tiba-tiba meningkat. Begitu
pun dengan kelembaban dan
keasinannya. Tetapi, aku akan
berjalan-jalan di cakrawala ketika
matahari mendarat di topiku.

Aku akan menggulung langit
malam seperti karpet. Sebagai
bintang-bintang, kau akan
berjatuhan. Dalam cahaya sekarat
senyum terakhirmu, ada sesuatu
yang nampak serasi. Mengerikan
dan menantang. Aku, untuk
pertama kali, kaupahami.

Sumber: Melihat Api Bekerja (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Menjatuhkan Bintang-Bintang" karya M. Aan Mansyur adalah sebuah eksplorasi yang mendalam tentang introspeksi, keterhubungan dengan alam semesta, dan perenungan tentang identitas dan eksistensi. Puisi ini memadukan elemen-elemen simbolis dengan bahasa yang kaya dan menggugah, menciptakan narasi yang mengundang pembaca untuk merenung lebih dalam tentang kehidupan dan makna di baliknya.

Struktur Puisi

Puisi ini memiliki aliran naratif yang kuat, dibagi menjadi beberapa bagian yang masing-masing menyajikan gambaran berbeda namun saling terkait:
  • Pembukaan: Menggambarkan aksi menggulung langit malam seperti karpet Turki dan menjualnya, simbolisasi dari kontrol dan kekuasaan atas alam semesta.
  • Perenungan Internal: Menghadirkan refleksi tentang pikiran, kenangan, dan pengalaman masa lalu.
  • Ramalan Cuaca: Menyajikan cuaca sebagai metafora untuk kondisi emosional dan perubahan yang terjadi dalam diri.
  • Kesimpulan: Menggambarkan tindakan menggulung langit malam lagi dan implikasi emosional dari tindakan tersebut.

Gaya Bahasa

  • Metafora dan Simbolisme: Puisi ini kaya akan metafora, seperti "menggulung langit malam seperti karpet Turki" dan "binatang buas dari diriku". Simbolisme ini memberikan kedalaman dan makna lebih dalam pada setiap baris.
  • Imaji: Penggunaan deskripsi visual yang kuat seperti "bulu burung gelatik", "riap-riap halus di perut perahu", dan "awan berbentuk tanda baca" menciptakan gambar yang hidup dalam pikiran pembaca.
  • Personifikasi: Elemen alam seperti langit dan cuaca dipersonifikasikan, memberikan karakter dan perasaan pada mereka.

Kontrol dan Kekuasaan

  • Menggulung Langit: Tindakan menggulung langit malam seperti karpet Turki adalah simbol kontrol dan kekuasaan yang ekstrim atas alam semesta. Ini mencerminkan keinginan manusia untuk menguasai dan mengendalikan.
  • Binatang Buas: Penggambaran binatang buas yang dilepaskan dari dalam diri adalah representasi dari sisi gelap dan liar yang telah lama terkendali, mencerminkan perjuangan internal dan pembebasan diri.

Refleksi dan Perenungan

  • Mengabaikan dan Mengingat: Puisi ini menunjukkan proses pembelajaran melalui pengabaian, tetapi juga kebutuhan untuk berhenti dan merenung, mengingat nama-nama yang terlupakan dan kenangan yang tertinggal.
  • Hutan Hitam dan Tengkorak: Metafora tentang hutan hitam di kepala dan waktu penuh tengkorak menggambarkan beban mental dan kenangan gelap yang menghantui pikiran.

Kondisi Emosional dan Perubahan

  • Ramalan Cuaca: Menggunakan cuaca sebagai metafora untuk kondisi emosional dan perubahan yang terjadi dalam diri. Setiap hari dalam seminggu menggambarkan suasana hati yang berbeda, dari cerah dan bahagia hingga penuh api dan kehampaan.
  • Keindahan dalam Kejatuhan: Tindakan menjatuhkan bintang-bintang dan melihat senyum sekarat menciptakan gambaran yang indah namun menakutkan, mencerminkan kompleksitas emosi manusia.

Emosional

Puisi ini menyentuh berbagai lapisan emosi, dari keinginan akan kontrol dan kekuasaan, refleksi dan introspeksi mendalam, hingga penerimaan dan pemahaman akan kondisi emosional yang berubah-ubah. Ada rasa ketenangan dan keteraturan dalam tindakan menggulung langit, namun juga ketidakpastian dan kegelisahan dalam menghadapi perubahan cuaca emosional.

Puisi "Menjatuhkan Bintang-Bintang" karya M. Aan Mansyur adalah sebuah puisi yang mengajak pembaca untuk merenung tentang kontrol, kekuasaan, refleksi diri, dan perubahan emosional. Dengan gaya bahasa yang kaya dan simbolisme yang mendalam, puisi ini berhasil menciptakan narasi yang menggugah dan penuh makna. Pembaca diajak untuk melihat lebih dalam ke dalam diri mereka sendiri, merenung tentang kekuatan yang mereka miliki dan bagaimana mereka menghadapi perubahan dalam hidup. Puisi ini adalah cerminan dari kompleksitas emosi manusia dan keterhubungan kita dengan alam semesta yang lebih luas.

M. Aan Mansyur
Puisi: Menjatuhkan Bintang-Bintang
Karya: M. Aan Mansyur

Biodata M. Aan Mansyur:
  • M. Aan Mansyur lahir pada tanggal 14 Januari 1982 di Bone, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.