Puisi: Mengisahkan Kebohongan (Karya M. Aan Mansyur)

Puisi "Mengisahkan Kebohongan" karya M. Aan Mansyur mengungkapkan tema kompleks tentang cinta, kebohongan, dan hubungan antara manusia dan alam.
Mengisahkan Kebohongan

Selalu kau ceritakan tentang
seorang laki-laki tua yang
mencintai taman kota. Dia
senang bicara kepada pohon. Dia
sedih karena pohon-pohon kian
gampang melepaskan. Daun-daun
masih muda sudah jatuh dan
berharap disingkirkan.

Pada suatu sore, katamu, di depan
tempat sampah, dia termangu
seperti batang pohon. Dia
melihat seekor burung mati, tapi
tanpa sayap. Seperti ada yang
melepaskannya dengan sengaja.
Pohon-pohon bahkan tidak lagi
mencintai burung, katanya.

Aku mendengarmu bicara. Aku
selalu mendengarmu bicara
tentang percakapan laki-laki itu di
taman kota.

Aku mencintaimu seperti laki-laki
itu mencintai taman kota, katamu.
Aku juga mencintaimu – meskipun
sebetulnya kautahu di kota ini
tidak ada taman dan percakapan.

Sumber: Melihat Api Bekerja (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Mengisahkan Kebohongan" karya M. Aan Mansyur mengungkapkan tema kompleks tentang cinta, kebohongan, dan hubungan antara manusia dan alam. Dengan struktur yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menggambarkan narasi yang menyentuh mengenai seorang laki-laki tua yang mencintai taman kota dan bagaimana cerita itu mencerminkan hubungan pribadi serta perasaan penulis terhadap seseorang yang dicintai.

Struktur Puisi

Puisi ini memiliki struktur naratif yang kuat, di mana cerita laki-laki tua di taman kota berfungsi sebagai latar belakang untuk eksplorasi tema utama. Terdapat tiga narasi utama dalam puisi ini:
  • Deskripsi Laki-Laki Tua: Menggambarkan cinta laki-laki tua terhadap taman kota dan kesedihannya melihat pohon dan burung yang kehilangan bagian dari mereka.
  • Pengalaman Pribadi: Memperkenalkan perasaan dan pengalaman penulis dalam mendengarkan cerita tersebut.
  • Hubungan Pribadi: Mengaitkan cerita laki-laki tua dengan perasaan penulis terhadap seseorang yang dicintai.

Gaya Bahasa

  • Deskriptif dan Naratif: Gaya bahasa puisi ini sangat deskriptif, dengan fokus pada detil-detail kecil seperti percakapan antara laki-laki tua dan pohon, serta pengamatan terhadap burung mati tanpa sayap. Hal ini menambah kedalaman emosional dan memungkinkan pembaca untuk merasakan dan membayangkan situasi tersebut.
  • Metafora dan Simbolisme: Taman kota, pohon, dan burung menjadi simbol penting dalam puisi ini. Taman kota bisa dilihat sebagai metafora untuk hubungan yang penuh kasih dan perhatian, sementara burung yang mati tanpa sayap melambangkan kehilangan dan ketidakberdayaan.

Cinta dan Kebohongan

Puisi ini mengeksplorasi tema cinta yang kompleks dan kebohongan yang seringkali menyertainya. Laki-laki tua yang mencintai taman kota mencerminkan bentuk cinta yang tulus dan mendalam, tetapi juga kesedihan karena perubahan dan kehilangan. Ketika penulis mengaitkan cerita ini dengan perasaan pribadi, puisi ini menunjukkan bahwa cinta bisa menjadi sebuah kebohongan atau ilusi ketika realitas tidak sesuai dengan harapan.
  • Kehilangan dan Perubahan: Laki-laki tua merasa sedih melihat pohon yang melepaskan daun dan burung yang mati tanpa sayap. Ini mencerminkan rasa kehilangan yang mendalam dan perubahan yang tidak diinginkan, mirip dengan pengalaman penulis dalam hubungan pribadinya.
  • Kebohongan dalam Cinta: Penulis menunjukkan bahwa meskipun ia mendengar cerita tentang cinta laki-laki tua, realitas hidupnya tidak sesuai dengan cerita tersebut. Ini menggambarkan bagaimana kadang-kadang cinta bisa menjadi kebohongan, di mana harapan dan kenyataan tidak selaras.

Hubungan Manusia dan Alam

Puisi ini juga mengeksplorasi hubungan antara manusia dan alam melalui cerita laki-laki tua yang mencintai taman kota. Koneksi ini menyoroti bagaimana manusia sering kali mencerminkan perasaan dan kondisi internal mereka melalui interaksi mereka dengan alam.
  • Cinta terhadap Alam: Laki-laki tua yang mencintai taman kota menggambarkan hubungan harmonis antara manusia dan alam, di mana cinta terhadap taman mencerminkan perasaan kedekatan dan rasa memiliki.
  • Kehilangan Alam: Sedihnya laki-laki tua melihat pohon dan burung yang kehilangan bagian dari diri mereka mencerminkan rasa kehilangan yang lebih besar dan bagaimana perubahan dalam alam dapat menggambarkan perubahan dalam kehidupan manusia.

Emosional

Puisi ini menciptakan suasana yang melankolis dan reflektif. Dengan menggambarkan cerita laki-laki tua yang penuh cinta dan kesedihan, serta mengaitkannya dengan pengalaman pribadi penulis, puisi ini menciptakan rasa empati dan keterhubungan emosional dengan pembaca.
  • Kesedihan dan Harapan: Kesedihan laki-laki tua dan ketidakmampuan untuk melihat taman kota seperti dulu mencerminkan harapan dan kerinduan akan sesuatu yang lebih baik. Ini menciptakan rasa keterhubungan dan memahami perasaan kehilangan yang mendalam.
  • Realitas dan Fantasi: Perbedaan antara cerita laki-laki tua dan kenyataan kota tanpa taman menunjukkan bagaimana harapan dan kenyataan sering kali berbenturan. Ini menciptakan konflik emosional yang mempengaruhi cara pembaca melihat cinta dan hubungan pribadi mereka.
Puisi "Mengisahkan Kebohongan" karya M. Aan Mansyur merupakan karya yang mendalam dan reflektif, menggabungkan tema cinta, kebohongan, dan hubungan manusia dengan alam. Dengan menggunakan narasi yang kuat dan simbolisme yang efektif, puisi ini menawarkan pandangan tentang bagaimana cinta bisa menjadi ilusi dan bagaimana perubahan dalam alam mencerminkan perasaan dan kondisi internal manusia. Melalui deskripsi yang rinci dan emosional, puisi ini memberikan wawasan tentang perasaan kehilangan, harapan, dan realitas dalam hubungan cinta.

M. Aan Mansyur
Puisi: Mengisahkan Kebohongan
Karya: M. Aan Mansyur

Biodata M. Aan Mansyur:
  • M. Aan Mansyur lahir pada tanggal 14 Januari 1982 di Bone, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.