Puisi: Melihat Api Bekerja (Karya M. Aan Mansyur)

Puisi "Melihat Api Bekerja" karya M. Aan Mansyur mengandung kritik sosial yang tajam serta refleksi mendalam tentang kehidupan modern dan hubungan ...
Melihat Api Bekerja

Di kota ini ruang bermain
adalah sesuatu yang hilang
dan tak seorang pun berharap
menemukannya. Anak-anak tidak
butuh permainan. Mereka akan
memilih kegemaran masing-masing
setelah dewasa. Menjadi dewasa
bukan menunggu negara bangun.
Menjadi dewasa adalah menu
Favorit di restoran cepat saji.

Para tetangga lebih butuh pagar
tinggi daripada pendidikan. Sekolah
adalah cara yang baik untuk
istirahat berkelahi di rumah. Anak-
anak membeli banyak penghapus
dan sedikit buku. Terlalu banyak hal
yang mereka katakan dan gampang
jatuh cinta. Mereka menganggap
jatuh cinta sebagai kata kerja dan
ingin mengucapkannya sesering
mungkin. Mereka tidak tahu jatuh
cinta dan mencintai adalah dua
penderitaan yang berbeda.

Jalan-jalan dan rumah kian lebar.
Semakin banyak orang yang hidup
dalam kehilangan. Harapan adalah
kalimat larangan, sesuatu yang
dihapus para polisi setiap mereka
temukan di pintu-pintu toko.
Hidup tanpa curiga adalah hidup
yang terkutuk. Kawan adalah lawan
yang tersenyum kepadamu.

Selebihnya, tanpa mereka tahu,
sepasang kekasih diam-diam
ingin mengubah kota ini jadi
abu. Aku mencintaimu dan kau
mencintaiku—meskipun tidak
setiap waktu. Kita menghabiskan
tabungan pernikahan untuk beli
bensin.

Kita akan berciuman sambil
melihat api bekerja.

Sumber: Melihat Api Bekerja (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Melihat Api Bekerja" karya M. Aan Mansyur adalah karya yang mengandung kritik sosial yang tajam serta refleksi mendalam tentang kehidupan modern dan hubungan antarmanusia. Melalui penggunaan metafora yang kuat dan bahasa yang lugas, Aan Mansyur menyampaikan pesan yang menggugah pikiran tentang kondisi masyarakat saat ini.

Gaya Bahasa dan Metafora

M. Aan Mansyur menggunakan bahasa yang langsung dan metafora yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesannya:
  • "Di kota ini ruang bermain adalah sesuatu yang hilang": Menggambarkan hilangnya kebebasan dan kreativitas dalam kehidupan kota modern.
  • "Menjadi dewasa adalah menu favorit di restoran cepat saji": Kritik terhadap budaya instan dan kehilangan proses bertumbuh yang alami.
  • "Para tetangga lebih butuh pagar tinggi daripada pendidikan": Menyoroti bagaimana masyarakat lebih mementingkan keamanan dan isolasi daripada pengetahuan dan kebersamaan.
  • "Hidup tanpa curiga adalah hidup yang terkutuk": Menggambarkan bagaimana ketidakpercayaan telah menjadi norma dalam kehidupan sosial.
  • "Kita akan berciuman sambil melihat api bekerja": Menggambarkan keinginan untuk menghancurkan segala sesuatu dan memulai kembali, dengan cinta sebagai satu-satunya yang tersisa.

Tema dan Makna

  • Hilangnya Ruang Bermain dan Kreativitas: Puisi ini menggambarkan bagaimana kota modern telah kehilangan ruang-ruang yang memungkinkan anak-anak untuk bermain dan bermimpi. Ini adalah metafora untuk hilangnya kebebasan dan kreativitas dalam masyarakat yang semakin terstruktur dan teratur.
  • Kritik Terhadap Sistem Pendidikan dan Kehidupan Keluarga: Aan Mansyur mengkritik sistem pendidikan yang tidak efektif dan kehidupan keluarga yang penuh konflik. Anak-anak digambarkan lebih memilih membeli banyak penghapus daripada buku, yang menunjukkan ketidakseriusan mereka terhadap pendidikan karena lingkungan yang tidak mendukung.
  • Ketidakpercayaan dan Kehilangan Harapan: Puisi ini menyoroti bagaimana masyarakat modern dipenuhi dengan ketidakpercayaan dan kehilangan harapan. Harapan dianggap sebagai sesuatu yang berbahaya dan harus dihapus, menunjukkan betapa pesimisnya pandangan masyarakat terhadap masa depan.
  • Cinta dan Pemberontakan: Bagian terakhir dari puisi ini menggambarkan sepasang kekasih yang ingin melarikan diri dari kenyataan dan membakar segala sesuatu di sekitar mereka. Ini adalah simbol dari pemberontakan terhadap sistem dan keinginan untuk memulai kembali dari awal, dengan cinta sebagai landasan.

Emosional

  • Rasa Kehilangan dan Kekosongan: Puisi ini dipenuhi dengan rasa kehilangan dan kekosongan. Hilangnya ruang bermain, sistem pendidikan yang rusak, dan ketidakpercayaan dalam masyarakat semuanya menciptakan perasaan bahwa ada sesuatu yang hilang dalam kehidupan modern.
  • Pemberontakan dan Keinginan untuk Melarikan Diri: Sepasang kekasih yang ingin membakar kota adalah simbol dari keinginan untuk melarikan diri dari kenyataan yang pahit. Ini adalah ungkapan dari rasa frustasi dan keinginan untuk memulai kembali dengan sesuatu yang baru.
  • Cinta Sebagai Pelarian: Dalam puisi ini, cinta adalah satu-satunya yang tersisa ketika segala sesuatu runtuh. Ini menunjukkan bahwa meskipun kehidupan modern penuh dengan ketidakpercayaan dan kehilangan, cinta masih bisa menjadi pelarian dan harapan terakhir.
Puisi "Melihat Api Bekerja" karya M. Aan Mansyur adalah refleksi yang tajam dan mendalam tentang kehidupan modern. Melalui penggunaan metafora yang kuat dan bahasa yang lugas, Aan Mansyur berhasil menggambarkan rasa kehilangan, ketidakpercayaan, dan keinginan untuk melarikan diri dari kenyataan yang pahit. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan kondisi masyarakat saat ini dan mempertimbangkan kembali nilai-nilai yang kita pegang dalam kehidupan sehari-hari.

M. Aan Mansyur
Puisi: Melihat Api Bekerja
Karya: M. Aan Mansyur

Biodata M. Aan Mansyur:
  • M. Aan Mansyur lahir pada tanggal 14 Januari 1982 di Bone, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.