Puisi: Mata (Karya Ari Pahala Hutabarat)

Puisi "Mata" karya Ari Pahala Hutabarat menggambarkan hubungan antara pandangan, waktu, dan pencarian makna dalam kehidupan.
Mata
: sidi

di bening bayang mata bayiku
kulihat wajah
seperti subuh
yang malu-malu
menghapus lukanya sendiri
dengan pagi

di bening bayang mata bayiku
kulihat wajah
seperti senja
yang ragu-ragu
menoreh lukanya sendiri
dengan malam

di bening bayang mata bayiku
kulihat kusam bayang mataku
mencari-cari bayang mataMu

di bening bayang mata bayiku
kulihat sangsi bayang mataku
menatap tajam ke kelam mataMu

bayangMukah
yang terbayang olehku
di bening mata bayiku?

2008

Analisis Puisi:

Puisi "Mata" karya Ari Pahala Hutabarat adalah sebuah karya yang penuh dengan imaji dan simbolisme, menggambarkan hubungan antara pandangan, waktu, dan pencarian makna dalam kehidupan. Melalui penggunaan metafora dan perenungan yang mendalam, puisi ini menawarkan refleksi yang kompleks mengenai identitas dan pencarian spiritual.

Struktur dan Gaya Bahasa

  • Pengulangan: Pengulangan frasa "di bening bayang mata bayiku" menciptakan ritme yang meditatif dan memperkuat tema sentral puisi mengenai pengamatan dan refleksi. "di bening bayang mata bayiku"
  • Perubahan Waktu: Puisi ini berpindah dari pagi ke malam, menggambarkan siklus waktu dan pergeseran emosi. "seperti subuh" dan "seperti senja"
  • Metafora dan Personifikasi: Penulis menggunakan metafora untuk menggambarkan emosi dan keadaan dengan membandingkan wajah dan mata dengan fenomena alam. "wajah seperti subuh yang malu-malu" dan "senja yang ragu-ragu"
  • Imaji Visual: Imaji visual digunakan untuk menggambarkan perasaan dan pencarian makna. "di bening bayang mata bayiku"

Tema dan Makna

  • Refleksi Waktu: Puisi ini menggambarkan proses pencarian makna melalui refleksi terhadap waktu, dengan subuh dan senja sebagai simbol dari permulaan dan akhir. "subuh yang malu-malu menghapus lukanya sendiri dengan pagi" dan "senja yang ragu-ragu menoreh lukanya sendiri dengan malam"
  • Pencarian Diri: Penulis menyiratkan pencarian diri melalui pengamatan terhadap mata, baik mata bayi sebagai simbol kemurnian maupun mata sendiri sebagai cerminan keinginan untuk menemukan sesuatu yang lebih dalam. "kulihat kusam bayang mataku mencari-cari bayang mataMu"
  • Hubungan Spiritual: Puisi ini juga mengeksplorasi hubungan spiritual antara individu dengan sesuatu yang lebih besar, menggambarkan keterhubungan antara mata manusia dan sesuatu yang sakral atau ilahi. "menatap tajam ke kelam mataMu" dan "bayangMukah yang terbayang olehku di bening mata bayiku?"
  • Kesadaran Emosional: Penulis mengekspresikan kesadaran akan perubahan dan penyesalan melalui gambaran emosi yang kompleks dan pandangan mata. "sangsi bayang mataku"

Emosional

Puisi ini menciptakan suasana meditasi dan refleksi yang mendalam melalui penggunaan metafora dan imaji. Ari Pahala Hutabarat menggambarkan proses pencarian makna hidup dan identitas dengan membandingkan mata dan waktu, memberikan pembaca gambaran tentang bagaimana pengamatan dan refleksi dapat mengungkapkan kedalaman perasaan dan pencarian spiritual.

Puisi "Mata" karya Ari Pahala Hutabarat adalah karya yang menyentuh dengan kedalaman emosional dan spiritual. Melalui penggunaan metafora dan imaji yang kuat, puisi ini mengeksplorasi tema pencarian diri, hubungan spiritual, dan refleksi waktu. Karya ini mengajak pembaca untuk merenung tentang identitas dan makna hidup melalui pandangan dan perasaan yang terhubung dengan fenomena alam dan spiritualitas.

Ari Pahala Hutabarat
Puisi: Mata
Karya: Ari Pahala Hutabarat

Biodata Ari Pahala Hutabarat:
  • Ari Pahala Hutabarat (akrab disapa Ari atau Ucok) lahir pada tanggal 24 Agustus 1975 di Palembang.
© Sepenuhnya. All rights reserved.