Puisi: Ketidakmampuan (Karya M. Aan Mansyur)

Puisi "Ketidakmampuan" karya M. Aan Mansyur menggambarkan keindahan dalam hal-hal yang sering kali diabaikan dan menolak untuk mengidealisasi ...
Ketidakmampuan

Mereka yang asing dan tidak
mengenal namaku adalah
kekasihku—termasuk langit, bunga-
bunga, buku-buku tua, pagi, segelas
kopi, dan anak kecil.

Aku tidak ingin mencintai
pahlawan—mereka yang
pandai dan mampu mengubah
penderitaan orang lain
jadi senyuman. Aku tidak mau
melihat
orang yang kucintai berubah jadi
patung di taman kota atau poster
di dinding sekolah dan diabaikan.

Sumber: Melihat Api Bekerja (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Ketidakmampuan" karya M. Aan Mansyur adalah sebuah refleksi mendalam tentang cinta, ketidaksempurnaan, dan keterasingan. Dengan gaya yang khas, Aan Mansyur menyajikan pandangan yang berbeda tentang siapa atau apa yang pantas dicintai.

Struktur Puisi

Puisi ini terdiri dari dua bait. Bait pertama menggambarkan objek-objek yang dicintai oleh penyair, sementara bait kedua menyampaikan penolakan terhadap pahlawan dan orang-orang yang sempurna. Struktur ini menciptakan kontras yang kuat antara apa yang diinginkan oleh penyair dan apa yang ia tolak.

Gaya Bahasa dan Simbolisme

Aan Mansyur menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh dengan simbolisme untuk menggambarkan pandangan dan perasaannya.
  • Objek Cinta: "langit, bunga-bunga, buku-buku tua, pagi, segelas kopi, dan anak kecil" adalah simbol dari hal-hal yang sederhana, alami, dan sering kali diabaikan. Objek-objek ini menggambarkan keterasingan dan keintiman yang ditemukan dalam ketidakmampuan untuk sepenuhnya memahami atau dimengerti.
  • Penolakan terhadap Pahlawan: Penyair menolak untuk mencintai pahlawan atau orang-orang yang dianggap sempurna dan mampu mengubah penderitaan menjadi kebahagiaan. Ini menggambarkan ketidakinginan untuk mengidealisasi atau memuja seseorang yang terlalu sempurna, yang akhirnya bisa menjadi tidak relevan atau diabaikan.

Tema dan Makna

  • Keterasingan dan Ketidakmampuan: Tema utama dari puisi ini adalah keterasingan dan ketidakmampuan. Penyair lebih memilih untuk mencintai hal-hal yang sederhana dan sering kali tidak dipedulikan, yang menggambarkan perasaan keterasingan dan ketidakmampuan untuk sepenuhnya terhubung dengan orang lain.
  • Penolakan terhadap Kesempurnaan: Aan Mansyur menolak untuk mencintai orang-orang yang sempurna atau pahlawan. Ini mencerminkan ketidakpercayaan terhadap kesempurnaan dan keinginan untuk menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan. Penyair lebih memilih untuk mencintai yang asing dan tidak sempurna, yang mencerminkan keintiman dan kejujuran yang lebih mendalam.
  • Keindahan dalam Kesederhanaan: Objek-objek cinta yang disebutkan oleh penyair adalah hal-hal yang sederhana dan sehari-hari. Ini menunjukkan bahwa keindahan dan cinta bisa ditemukan dalam hal-hal kecil dan sederhana, yang sering kali diabaikan oleh orang lain.

Emosional

  • Keintiman dan Keterasingan: Penyair menemukan keintiman dalam keterasingan. Dengan mencintai hal-hal yang sederhana dan tidak sempurna, ia menciptakan hubungan yang lebih mendalam dan pribadi. Ini mencerminkan keinginan untuk menemukan makna dan keindahan dalam hal-hal yang tidak sempurna dan sering kali diabaikan.
  • Ketidakmampuan untuk Mencintai yang Sempurna: Penolakan penyair terhadap pahlawan dan orang-orang yang sempurna mencerminkan ketidakmampuan untuk mencintai atau mengidealisasi kesempurnaan. Ini menunjukkan bahwa penyair mencari kejujuran dan keintiman dalam ketidaksempurnaan, yang dianggap lebih nyata dan relevan.
  • Kecintaan terhadap Kehidupan Sehari-hari: Dengan mencintai hal-hal sederhana seperti langit, bunga-bunga, dan segelas kopi, penyair menunjukkan kecintaan terhadap kehidupan sehari-hari dan keindahan yang bisa ditemukan dalam momen-momen kecil. Ini mencerminkan pandangan hidup yang menghargai hal-hal kecil dan sederhana.
Puisi "Ketidakmampuan" karya M. Aan Mansyur adalah refleksi mendalam tentang cinta, keterasingan, dan ketidaksempurnaan. Melalui bahasa yang sederhana dan simbolisme yang kaya, Aan Mansyur menggambarkan keindahan dalam hal-hal yang sering kali diabaikan dan menolak untuk mengidealisasi kesempurnaan. Puisi ini mengajak kita untuk menemukan keindahan dan makna dalam hal-hal kecil dan sederhana, serta menghargai ketidaksempurnaan yang ada dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, "Ketidakmampuan" adalah sebuah karya yang mengajak kita untuk merenungkan dan mengeksplorasi pandangan kita tentang cinta dan kesempurnaan.

M. Aan Mansyur
Puisi: Ketidakmampuan
Karya: M. Aan Mansyur

Biodata M. Aan Mansyur:
  • M. Aan Mansyur lahir pada tanggal 14 Januari 1982 di Bone, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.