Ada yang baru nih dari Songmont! Tas Elegan dengan Kualitas Terbaik

Puisi: Kebun (Karya Cecep Syamsul Hari)

Puisi "Kebun" karya Cecep Syamsul Hari menawarkan refleksi mendalam tentang angan-angan, keindahan, dan ketidakmampuan dalam mencapai idealisasi.
Kebun

Mestinya ada batas bagi angan-angan. Seperti pantai
bagi laut. Atau cakrawala bagi langit dan bumi. "Kebun itu,"
katamu, "penuh dengan singkong, talas dan ubi

jalar. Agak jauh di pinggir, bergerombol pohon pisang
— dekat dengan kandang ayam." Kebun itu sangat indah
dalam mataku, meskipun aku tak lebih seorang

pemimpi yang hanya mampu membawamu
ke alam dongeng: Berlayar ke Negeri Ombak-ombak Hijau,
bertemu segala peri yang baik hati.

Sering sekali, aku takut, kau dilarikan raksasa pemakan anak-anak.
Meskipun kau bukan anak-anak lagi. Sering pula aku takut,
kau disumpah peri jahat. Tidur selama seratus tahun.

Sedangkan aku bukanlah pangeran yang datang berkuda angin.
Mengecup keningmu. Perlahan membangunkanmu.
Membawamu kembali ke puri jauh di kaki gunung.

Mestinya ada batas bagi angan-angan. Begitu juga rasa takut
kehilangan. Seperti pantai bagi laut. Atau cakrawala
bagi langit dan bumi. Kebun itu sangat indah dalam mataku.

Tak akan kuubah ia menjadi kebun bunga.

1991-1999

Analisis Puisi:

Puisi "Kebun" karya Cecep Syamsul Hari merupakan karya yang menyelami dunia angan-angan dan imajinasi, serta menyentuh tema tentang batasan dalam harapan dan rasa takut. Dengan menggunakan gambaran kebun sebagai simbol, puisi ini mengungkapkan perasaan mendalam tentang cinta, mimpi, dan ketidakmampuan untuk mencapai idealisasi yang diinginkan.

Gambaran Kebun

  • Simbol Kebun: Kebun dalam puisi ini berfungsi sebagai simbol dari impian dan idealisasi: "Kebun itu, penuh dengan singkong, talas dan ubi jalar." Penggambaran kebun yang sederhana, namun penuh dengan tanaman-tanaman yang melimpah, mencerminkan keindahan dan kesederhanaan harapan yang dimiliki penyair. Keberadaan pohon pisang dan kandang ayam menunjukkan suasana yang akrab dan alami.
  • Keindahan dan Imaginasi: "Kebun itu sangat indah dalam mataku, meskipun aku tak lebih seorang pemimpi," menekankan bahwa keindahan kebun, dan secara lebih luas, keindahan impian, hanya dapat sepenuhnya dihargai dalam dunia imajinasi penyair. Kebun ini juga menjadi tempat bagi cerita-cerita dongeng dan fantasi seperti "Negeri Ombak-ombak Hijau," yang melambangkan keinginan untuk melarikan diri dari kenyataan.

Rasa Takut dan Ketidakmampuan

  • Rasa Takut: Penyair mengungkapkan rasa takut akan kehilangan: "Sering sekali, aku takut, kau dilarikan raksasa pemakan anak-anak." Meskipun tokoh yang dicintai bukan lagi anak-anak, ketakutan ini melambangkan kekhawatiran mendalam akan kemungkinan kehilangan sesuatu yang berharga.
  • Ketidakmampuan Mencapai Ideal: "Meskipun aku bukanlah pangeran yang datang berkuda angin," menggambarkan ketidakmampuan penyair untuk memenuhi harapan romantis yang tinggi. Penyair merasa terjebak dalam dunia mimpi dan tidak dapat menghadirkan kenyataan yang ideal, seperti membangunkan dan menyelamatkan kekasihnya dari bahaya.

Batasan Angan-Angan

  • Pentingnya Batasan: Puisi ini menekankan pentingnya batasan dalam angan-angan dan rasa takut: "Mestinya ada batas bagi angan-angan. Seperti pantai bagi laut." Batasan ini diperlukan untuk menjaga harapan tetap realistis dan untuk menghindari rasa sakit akibat ketidakmampuan memenuhi harapan tersebut.
  • Keindahan Tanpa Perubahan: Akhir puisi menunjukkan keputusan penyair untuk tidak mengubah kebun menjadi "kebun bunga." Ini melambangkan penerimaan terhadap keadaan yang ada dan kesadaran bahwa beberapa impian mungkin tidak perlu diubah untuk tetap indah. Kebun yang sederhana namun penuh makna tetap memiliki nilai dan keindahan dalam bentuknya yang sekarang.
Puisi "Kebun" karya Cecep Syamsul Hari menawarkan refleksi mendalam tentang angan-angan, keindahan, dan ketidakmampuan dalam mencapai idealisasi. Dengan menggunakan kebun sebagai simbol, puisi ini mengungkapkan betapa pentingnya batasan dalam harapan dan bagaimana rasa takut akan kehilangan serta ketidakmampuan untuk memenuhi harapan tinggi bisa memengaruhi kita. Puisi ini mengajak pembaca untuk menerima keindahan dalam bentuknya yang sederhana dan untuk memahami bahwa batasan dalam angan-angan bisa membantu menjaga harapan tetap realistis.

Cecep Syamsul Hari
Puisi: Kebun
Karya: Cecep Syamsul Hari

Biodata Cecep Syamsul Hari:
  • Cecep Syamsul Hari lahir pada tanggal 1 Mei 1967 di Bandung.
© Sepenuhnya. All rights reserved.