Puisi: Cinta (Karya Bakdi Soemanto)

Puisi "Cinta" karya Bakdi Soemanto mengolah tema cinta dengan metafora yang kuat dan simbolis, menekankan berbagai aspek dan sifat cinta melalui ...
Cinta

Cinta seperti baja
ditempa, mengencling dan membara
memuntahkan tebar api
ke sekeliling.

Cinta seperti prisma
seribu bayang wajah
memantul.

Cinta seperti batu granit
membeban di dalam hati.

kalau toh menganga
ia bagai mulut serigala
tak menghancurkan
saat mengganyang.

Sumber: Kata (2007)

Analisis Puisi:

Puisi "Cinta" karya Bakdi Soemanto mengolah tema cinta dengan metafora yang kuat dan simbolis, menekankan berbagai aspek dan sifat cinta melalui gambaran yang konkrit dan emosional. Melalui gaya bahasa yang singkat namun padat, puisi ini menyajikan refleksi mendalam tentang cinta dalam bentuk-bentuk yang beragam.

Struktur Puisi

Puisi ini terdiri dari empat bait pendek, masing-masing mengungkapkan metafora yang berbeda untuk cinta. Setiap bait memberikan gambaran yang jelas tentang sifat dan dampak cinta, menggunakan perbandingan dengan elemen fisik dan alami.

Gaya Bahasa

  • Metafora: Puisi ini menggunakan metafora untuk menggambarkan cinta dengan cara yang kuat dan visual, seperti baja, prisma, dan batu granit. Contoh: "Cinta seperti baja," "Cinta seperti prisma," dan "Cinta seperti batu granit."
  • Personifikasi: Cinta digambarkan dengan sifat-sifat fisik yang biasanya dimiliki benda mati, memberi karakter dan intensitas pada konsep cinta. Contoh: "memuntahkan tebar api," dan "membeban di dalam hati."
  • Simbolisme: Setiap metafora melambangkan aspek berbeda dari cinta, seperti kekuatan, keragaman, beban, dan ancaman. Contoh: "baja" melambangkan kekuatan dan intensitas, "prisma" melambangkan keragaman, "batu granit" melambangkan kekuatan yang stabil, dan "mulut serigala" melambangkan ancaman yang tidak menghancurkan.

Tema dan Makna

  • Baja sebagai Simbol Kekuatan: Cinta diibaratkan seperti baja yang ditempa, menunjukkan bahwa cinta bisa sangat kuat dan membara. Ini mencerminkan sifat cinta yang penuh gairah dan kekuatan. Contoh: "Cinta seperti baja / ditempa, mengencling dan membara / memuntahkan tebar api / ke sekeliling."
  • Prisma sebagai Simbol Keragaman: Cinta digambarkan sebagai prisma yang memantulkan seribu bayang wajah, menandakan bahwa cinta memiliki banyak dimensi dan perspektif yang berbeda. Contoh: "Cinta seperti prisma / seribu bayang wajah / memantul."
  • Batu Granit sebagai Simbol Beban: Cinta juga diibaratkan sebagai batu granit yang membeban, menandakan bahwa cinta membawa beban emosional yang berat namun stabil. Contoh: "Cinta seperti batu granit / membeban di dalam hati."
  • Mulut Serigala sebagai Simbol Ancaman: Cinta yang menganga seperti mulut serigala menunjukkan bahwa meskipun cinta bisa menjadi ancaman atau berbahaya, ia tidak menghancurkan. Ini menggambarkan ambiguitas cinta yang kadang-kadang bisa menakutkan tetapi tetap tidak menghancurkan. Contoh: "kalau toh menganga / ia bagai mulut serigala / tak menghancurkan / saat mengganyang."
Puisi "Cinta" karya Bakdi Soemanto menggunakan metafora yang kuat untuk menggambarkan berbagai aspek cinta. Dengan membandingkan cinta dengan baja, prisma, batu granit, dan mulut serigala, puisi ini menekankan kekuatan, keragaman, beban, dan ancaman yang ada dalam cinta. Gaya bahasa yang padat dan visual memberikan dampak yang mendalam, mengajak pembaca untuk merenungkan sifat dan pengalaman cinta yang kompleks dan beragam.

Bakdi Soemanto
Puisi: Cinta
Karya: Bakdi Soemanto

Biodata Bakdi Soemanto:
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U lahir pada tanggal 29 Oktober 1941 di Solo, Jawa Tengah.
  • Prof. Dr. Christophorus Soebakdi Soemanto, S.U meninggal dunia pada tanggal 11 Oktober 2014 (pada umur 72 tahun) di Yogyakarta.
© Sepenuhnya. All rights reserved.