Puisi: Bermain Petak Umpet (Karya M. Aan Mansyur)

Puisi "Bermain Petak Umpet" karya M. Aan Mansyur menggambarkan nostalgia masa kecil dan kerinduan terhadap kenangan yang telah berlalu.
Bermain Petak Umpet

Kututup mata di depan, atau
barangkali di belakang, pohon
mangga dan menghitung satu dua
tiga empat lambat hingga sepuluh.
Kubiarkan kau berlari, menemukan
jarak dan tempat sembunyi. Ketika
kau sudah aman, kucari kau sambil
bernyanyi. Kutahu, di suatu tempat,
kau cemas menunggu.

Rasanya baru dua tiga bulan, bukan
sepuluh, anak-anak belum sempat
menggalkan diri dari kita. Tapi, di
antara pohon mangga tempatku
terpejam menghitung dan sunyi
tempatmu bersembunyi, telah
dibentangkan jalanan. Di dadanya,
orang-orang asing dan mesin-
mesin lalu-lalang lebih cepat dari
waktu, saling kejar mencari dan
mencari dan mencari dan mencair
jadi apa dan kenapa dan kapan.
Kau, meski tak lagi bersembunyi,
tidak
juga kutemukan.

Barangkali kau suntuk menunggu,
dan aku mulai cemas kehabisan
lagu.

Sumber: Melihat Api Bekerja (2015)

Analisis Puisi:

Puisi "Bermain Petak Umpet" karya M. Aan Mansyur menggambarkan nostalgia masa kecil dan kerinduan terhadap kenangan yang telah berlalu. Puisi ini menggunakan permainan sederhana sebagai metafora untuk menyampaikan perasaan kehilangan, perubahan, dan ketidakpastian dalam hubungan antar manusia.

Simbolisme

  • Pohon Mangga: Pohon mangga dalam puisi ini merupakan simbol masa kecil dan kenangan yang manis. Pohon ini adalah tempat berlindung dan awal dari permainan petak umpet, sebuah permainan yang melambangkan masa-masa tak terbebani dan bahagia.
  • Menghitung dan Bersembunyi: Aktivitas menghitung dan bersembunyi dalam permainan petak umpet menggambarkan siklus kehidupan, di mana seseorang mencari dan menunggu dengan harapan. Ini bisa diartikan sebagai pencarian jati diri atau makna dalam hidup.
  • Jalanan dan Orang-Orang Asing: Kehadiran jalanan dan orang-orang asing menggambarkan perubahan yang datang seiring waktu. Mereka mewakili gangguan dan pergeseran yang menyebabkan kehilangan rasa keakraban dan kedamaian.

Bahasa Puitis

  • Penggunaan Imajinatif: Aan Mansyur menggunakan bahasa yang imajinatif untuk menciptakan gambaran yang hidup. Frasa seperti "kucari kau sambil bernyanyi" dan "orang-orang asing dan mesin-mesin lalu-lalang" menciptakan kontras yang kuat antara masa lalu yang tenang dan masa kini yang sibuk.
  • Kesederhanaan dan Kelembutan: Puisi ini ditulis dengan kesederhanaan yang lembut, mencerminkan keindahan dan kesedihan yang mendalam dalam momen-momen sederhana kehidupan.

Struktur Puisi

  • Pembagian Bait: Puisi ini terbagi dalam tiga bait yang masing-masing menggambarkan bagian dari permainan petak umpet dan implikasinya dalam kehidupan nyata.

Nostalgia dan Kerinduan

  • Kenangan Masa Kecil: Puisi ini membawa pembaca kembali ke masa kecil yang penuh dengan kebahagiaan dan kesederhanaan. Permainan petak umpet menjadi simbol kenangan manis yang kini hanya bisa dikenang.
  • Kerinduan: Ada perasaan mendalam akan kerinduan terhadap masa lalu yang tidak bisa kembali lagi. Kerinduan ini tergambar dalam ketidakmampuan menemukan kembali sesuatu yang pernah akrab dan dekat.

Perubahan dan Ketidakpastian

  • Waktu yang Berlalu: Perubahan waktu digambarkan dengan jelas dalam puisi ini, menunjukkan bagaimana waktu yang berlalu membawa perubahan yang tak terhindarkan dalam hidup. Jalanan dan orang asing menggambarkan pergeseran dari masa kecil yang tenang ke kehidupan dewasa yang sibuk dan penuh ketidakpastian.
  • Ketidakpastian dalam Pencarian: Meskipun permainan sudah selesai, pencarian masih berlangsung. Ini menggambarkan ketidakpastian dalam mencari makna atau menemukan kembali sesuatu yang hilang dalam kehidupan dewasa.

Kehilangan dan Kecemasan

  • Kehilangan Hubungan: Puisi ini menggambarkan perasaan kehilangan dalam hubungan antar manusia. Meski jarak fisik sudah hilang, ada perasaan bahwa keakraban dan hubungan yang dulu ada sudah tidak bisa ditemukan lagi.
  • Kecemasan: Ketidakmampuan menemukan kembali sesuatu yang hilang menimbulkan kecemasan. Ini tergambar dalam frasa "aku mulai cemas kehabisan lagu," yang menunjukkan perasaan tidak berdaya dan kebingungan dalam menghadapi perubahan.

Emosional

Puisi ini menimbulkan perasaan melankolis dan introspektif. Melalui permainan petak umpet, Aan Mansyur menggambarkan perasaan nostalgia yang mendalam dan kerinduan terhadap masa lalu. Perubahan yang digambarkan dalam puisi ini juga membawa perasaan kecemasan dan ketidakpastian, mencerminkan realitas kehidupan yang terus berubah dan penuh dengan tantangan.

Puisi "Bermain Petak Umpet" adalah sebuah puisi yang mengajak pembaca untuk merenungkan perjalanan hidup melalui lensa nostalgia masa kecil. Dengan simbolisme yang kuat dan bahasa puitis yang lembut, M. Aan Mansyur berhasil menggambarkan perubahan, kehilangan, dan kerinduan dengan cara yang sangat menyentuh. Puisi ini menggambarkan bahwa meskipun waktu dan perubahan tidak bisa dihindari, kenangan dan perasaan yang terkait dengannya tetap memiliki tempat yang abadi dalam hati kita.

M. Aan Mansyur
Puisi: Bermain Petak Umpet
Karya: M. Aan Mansyur

Biodata M. Aan Mansyur:
  • M. Aan Mansyur lahir pada tanggal 14 Januari 1982 di Bone, Sulawesi Selatan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.