Puisi: Bangun (Karya Sitor Situmorang)

Puisi "Bangun" karya Sitor Situmorang menggambarkan perjalanan emosional seorang perempuan dari tidur menuju kesadaran akan kesepian dan ...
Bangun

Tidurnya: kejalangan perempuan
Bangunnya: kesepian disugukan,
Racun menyebar di tubuh,
Tak ada yang mengeluh.

Merangkak ia ke jendela,
Memandang pagi seperti biasa
Ia lihat pohon-pohon berbuah,
Dunia yang makin indah.

Hatinya makin rawan.
Rindunya sampai ke awan.

Balik di dada perempuan,
Sorga lain ia impikan.

Analisis Puisi:

Puisi "Bangun" karya Sitor Situmorang menggambarkan perjalanan emosional seorang perempuan dari tidur menuju kesadaran akan kesepian dan kerentanannya di dunia yang penuh dengan racun dan indah pada saat yang bersamaan.

Tema dan Motif

Tema utama puisi ini adalah perjalanan emosional dan keinginan seseorang untuk mencapai ketenangan atau kebebasan dari realitas yang sulit. Motifnya mencakup kontras antara keindahan alam dan kekerasan dunia manusia, serta kerentanan emosional perempuan yang ditampilkan dalam puisi ini.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini menggunakan bahasa yang metaforis dan deskriptif untuk menggambarkan perjalanan dan pemikiran perempuan dalam menghadapi realitasnya. Penggunaan gambaran seperti "memandang pagi seperti biasa" dan "hatinya makin rawan" memberikan gambaran yang kuat tentang kondisinya secara emosional.

Simbolisme

Simbolisme dalam puisi ini, seperti "pohon-pohon berbuah" dan "sorga lain ia impikan", merujuk pada harapan dan keinginan seseorang untuk menemukan kedamaian atau tempat perlindungan dari kehidupan yang sulit. Hal ini memberikan kedalaman makna pada pengalaman emosional yang digambarkan dalam puisi.

Interpretasi dan Kesan

Puisi "Bangun" mengundang pembaca untuk merenungkan tentang kondisi emosional manusia dan keinginan mendalam untuk menemukan tempat atau keadaan yang lebih baik. Gaya bahasa dan struktur puisi menciptakan nuansa yang mendalam dan melibatkan, memungkinkan pembaca untuk mengalami perasaan dan pikiran karakter utama dalam puisi ini.

Dengan demikian, puisi "Bangun" bukan hanya sekedar deskripsi keadaan, tetapi juga sebuah refleksi tentang kehidupan dan perjuangan emosional manusia dalam menghadapi realitasnya.

"Puisi Sitor Situmorang"
Puisi: Bangun
Karya: Sitor Situmorang

Biodata Sitor Situmorang:
  • Sitor Situmorang lahir pada tanggal 2 Oktober 1923 di Harianboho, Tapanuli Utara, Sumatra Utara.
  • Sitor Situmorang meninggal dunia pada tanggal 21 Desember 2014 di Apeldoorn, Belanda.
  • Sitor Situmorang adalah salah satu Sastrawan Angkatan 45; yang juga menggeluti profesi sebagai wartawan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.