Seperti yang anda ketahui Indonesia merupakan bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai macam suku, masyarakat, budaya serta tradisi. Menyebar dari Sabang sampai Merauke kemudian melebur menjadi suatu sistem bahasa yang lebih dikenal dengan "Bnineka Tunggal Ika". Di banyak pulau dan wilayah berpenghuni, mereka mempunyai budaya berbeda dalam menyelesaikan masalah. Kebudayaan merupakan ciri kepribadian seseorang yang memuat unsur norma, seperangkat nilai yang harus dimiliki dan dijalani oleh orang atau komunitas pendukungnya.
Dalam kehidupan kebudayaan dapat menunjukkan derajat dan tingkat peradaban manusia. Salah satu budaya yang melekat dalam kehidupan manusia adalah budaya gotong-royong yang menjadi landasan kehidupan. Gotong-royong sendiri merupakan ciri dasar masyarakat Indonesia.
Istilah gotong-royong mendapat tempat terhormat dalam kehidupan sosial Indonesia, karena sering dijadikan kunci oleh tokoh-tokoh nasional untuk menggalang dukungan terhadap suatu gagasan. Masyarakat telah lama menyadari bahwa sebagai makhluk sosial mereka perlu melibatkan orang lain dan membantu orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Karena manusia memang tidak bisa berdiri dan hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain.
Gotong-royong merupakan asas hidup berdampingan yang didasari oleh semangat keakraban, kesediaan untuk saling membantu dan tanggung jawab untuk hidup berdampingan. Praktik gotong-royong sebenarnya merupakan pembentukan nilai-nilai Pancasila yaitu persaudaraan, persatuan, keadilan sosial dan penyelesaian masalah, serta membangun kehidupan yang adil dan makmur. Gotong-royong berperan penting dalam membangkitkan dan memperkuat semangat hidup berdampingan dalam menjaga persaudaraan, kerukunan, persaudaraan dan kerja sama antar masyarakat.
Konsep nilai gotong-royong yang melatarbelakangi sikap gotong-royong seluruh warga desa, harus digolongkan dalam kategori nilai budaya yang berkaitan dengan persoalan mendasar (hakikat hubungan interpersonal). Nilai tersebut mencakup empat konsep dalam sistem nilai kebudayaan Indonesia, yaitu pertama, manusia tidak hidup sendiri di dunia ini, melainkan dikelilingi oleh komunitas, masyarakat dan alam semesta, kedua, manusia pada dasarnya saling bergantung satu sama lain dalam segala aspek. Ketiga, harus selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan semua orang, agar tidak timbul konflik, dan keempat, selalu berusaha bersikap setara dan bersama-sama dengan masyarakat lainnya.
Menurut Nunung Unayah, gotong-royong mempunyai beberapa nilai positif, yaitu gotong-royong mencerminkan tumbuhnya kekompakan masyarakat, gotong-royong menciptakan persatuan dan kesatuan antar anggota masyarakat, gotong-royong mengajarkan setiap orang untuk berkorban dan mendahulukan kepentingan orang lain. Pengorbanan tersebut bisa berupa apa saja mulai dari pengorbanan waktu, tenaga, pikiran hingga uang atau materi. Gotong-royong sendiri menjadikan manusia saling bahu-membahu untuk saling membantu tanpa ada perbedaan. Sekecil apapun kontribusi seseorang dalam gotong-royong dapat memberikan bantuan dan manfaat bagi orang lain.
Dengan latar belakang perkembangan yang semakin maju dan kompleks, cara atau budaya gotong-royong mulai melemah. Hal ini disebabkan adanya perubahan dari pertanian ke industri yang membutuhkan lebih banyak tenaga mesin dibandingkan tenaga manusia. Karena nilai-nilai ekonomi yang berlaku di masyarakat, maka cara kerja sama pun berubah dan berubah. Masyarakat mulai memahami nilai uang sehingga gotong-royong menjadi pekerjaan yang dibayar dengan uang untuk kepentingan perekonomian masyarakat. Hal ini membuat masyarakat berpikir buruk untuk saling bekerja sama, masyarakat hanya mau melakukan kegiatan tersebut jika ada imbalan atau harga darinya.
Untuk mewujudkan sikap tersebut di usia yang sudah lanjut ini, perlu dilakukan beberapa upaya dan langkah, yaitu kesadaran seluruh pihak atau anggota masyarakat bahwa mereka siap berkorban demi kebaikan bersama, untuk mengurangi dan meminimalkan berbagai anggapan yang terungkap. Perilaku gotong-royong mencakup hal-hal yang tidak penting dan tidak berguna, mengurangi jarak antar strata sosial atau anggota, dan meningkatkan nilai kekeluargaan dan persahabatan, selalu menekankan atau mensosialisasikan pentingnya gotong-royong, tidak ada masyarakat yang mempergunakan hal-hal tertentu atau kasus-kasus tertentu, seperti ras, yang harus dicegah dengan perilaku gotong-royong. Bila hal ini dilakukan, maka akan melukai dan mencemarkan nilai-nilai yang melekat dalam gotong-royong. Dimana kegiatan itu akam terlaksana jika ada imbalan atau biaya.
Budaya gotong-royong memang sudah mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kebudayaan ini bukan sekadar kegiatan membangun atau membersihkan sesuatu, namun mengandung nilai-nilai yang diperlukan dalam kehidupan manusia. Jika budaya ini terus dipertahankan, maka akan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang toleran, saling membantu untuk mencapai persatuan dan kesatuan serta membawa kesejahteraan bagi masyarakat. Oleh karena itu, gotong-royong ini harus terus dilanjutkan oleh mahasiswa kita. Sebab kegiatan ini memberikan dampak yang sangat baik bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan mewujudkan sikap gotong-royong, kita menjadi bagian dari implementasi sistem sosial Indonesia.
Biodata Penulis:
Nadya Talia Putri Istiqomah saat ini aktif sebagai mahasiswa sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.