Lebaran selalu menjadi hal yang ditunggu tiap tahunnya. Entah waktu berkumpul dengan keluarga, THR tiap raya, bahkan berbagai tradisinya. Lebaran sendiri yakni momen spesial bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain menjadi hari raya keagamaan, Lebaran juga menjadi momen untuk berkumpul bersama keluarga dan kerabat. Adanya cuti lebaran menyebabkan para perantauan kembali ke kampung halaman. Suasana lebaran yang selalu diwarnai dengan keceriaan dan kebersamaan. Tak heran, banyak orang yang menyambut Lebaran dengan penuh semangat dan persiapan.
Berbagai tradisi saat Hari Raya pun tak bisa dihindari. Dari tradisi padusan, kenduri, sampai tradisi membersihkan rumah. Salah satu tradisi yang nggak pernah dilewatkan saat Lebaran adalah membersihkan rumah. Tradisi ini dikenal sebagai "mudik lebaran" atau "bersih-bersih lebaran". Tradisi ini memiliki makna spiritual dan estetika selain menyambut tamu. Dipercaya bahwa rumah yang bersih dan rapi akan membawa keberuntungan dan kebahagiaan bagi keluarga di tahun berikutnya.
Tradisi bersih-bersih Lebaran biasanya dimulai beberapa hari sebelum Hari Raya Idulfitri. Seluruh anggota keluarga bahu membahu membersihkan setiap sudut rumah, dari atap hingga lantai. Atap rumah dibersihkan dari debu dan kotoran, tembok dicat ulang, perabotan ditata rapi, dan lantai dipel hingga mengkilap. Proses membersihkan rumah tak jarang menjadi momen berkesan bagi keluarga. Cerita-cerita lama dibagikan, tawa dan canda menghiasi suasana, dan rasa kekeluargaan semakin erat terjalin. Bagi anak-anak, bersih bersih lebaran merupakan kesempatan untuk belajar tentang tradisi dan nilai-nilai budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi.
 |
| Sumber: Unsplash @ochimaxstudio |
Tahun ini tradisi membersihkan rumah tengah viral di laman media sosial. Tagar bertajuk ‘Riyoyo’ menghiasi beranda di setiap platform. Berbagai konten keseruan mengenai tradisi ini bersliweran di beranda media sosial. Ada yang membersihkan atap, mencuci pagar, mengepel seluruh lantai di rumah. Hal-hal nyeleneh pun terjadi saat melakukan tradisi ini. Ada yang membersihkan batu di depan rumah bahkan sampai mengelap daun pada tanaman di depan rumah.
Masyarakat pun terkesan memanfaatkan tradisi ini untuk sekalian merenovasi rumah. Entah mengganti cat rumah, merombak teras, ataupun merombak tatanan furniture rumah. Tradisi berkunjung saat Lebaran pun menjadi alasan mengapa tradisi bersih-bersih Lebaran tak pernah ditinggalkan. Banyaknya orang yang berkunjung ke rumah membuat orang semangat dalam membersihkan rumah. Keinginan untuk menyambut tamu dengan kondisi rumah sebaik mungkin menjadi salah satu alasan tradisi ini dilakukan.
Tradisi bersih-bersih Lebaran tak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di berbagai negara dengan mayoritas penduduk muslim. Di beberapa negara, tradisi ini bahkan diiringi dengan ritual khusus, seperti membakar dupa atau menaburkan air bunga di sekitar rumah. Lebih dari sekadar tradisi, bersih-bersih lebaran merupakan cerminan dari semangat gotong royong dan kebersamaan yang diwariskan oleh nenek moyang. Tradisi ini menjadi pengingat bahwa kebersihan dan kerapian tidak hanya penting untuk estetika, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam.
Meskipun zaman telah berubah dan gaya hidup semakin modern, tradisi mudik lebaran tetap lestari dan digemari oleh banyak orang. Tradisi ini menjadi bukti bahwa nilai-nilai budaya dan spiritual masih dipegang teguh di tengah arus globalisasi. Mudik lebaran bukan hanya tentang membersihkan rumah, tetapi juga tentang memperkuat rasa kekeluargaan, menumbuhkan rasa syukur, dan menyambut fitrah dengan hati yang bersih dan suci. Tradisi ini akan terus dilestarikan sebagai pengingat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan menyambut fitrah dengan penuh keikhlasan.
Penulis: Annida Kharisma