Tradisi Halal bi Halal Setelah Salat Idulfitri di Kampung Halaman

Hari Raya Idulfitri juga dijadikan sebagai ajang saling memaafkan satu sama lain. Di Indonesia tradisi ini disebut juga sebagai Halal bi Halal.

Setiap manusia pasti melakukan kesalahan terhadap sesama manusia lain. Hubungan antara manusia juga dapat renggang apabila salah satu pihak melakukan kesalahan. Hubungan dapat kembali harmonis apabila kedua belah pihak saling memaafkan.

Selama bulan Ramadan, umat muslim berpuasa selama 1 bulan penuh. Selain menahan rasa lapar dan haus, juga menahan hawa nafsu untuk tidak berbuat maksiat. Pada bulan Ramadan umat muslim juga dianjurkan untuk banyak beribadah.

Selama 1 bulan berpuasa tentunya banyak tantangan dan rintangan agar tidak berbuat maksiat. Manusia merupakan makhluk yang sering berbuat khilaf baik kepada dirinya, sesamanya, dan tuhannya. Maka dari itu, kita perlu mengoreksi kesalahan-kesalahan dan berbenah diri.

Setelah 1 bulan berpuasa tibalah hari kemenangan umat muslim, yakni Idulfitri. Idulfitri menjadi momen yang sangat berharga bagi umat muslim. Setiap kerabat dan saudara berkumpul bersama pada momen itu. 

Hari Raya Idulfitri juga dijadikan sebagai ajang saling memaafkan satu sama lain. Di Indonesia tradisi ini disebut juga sebagai Halal bi Halal. Halal bi Halal merupakan tradisi yang telah menjadi budaya di Indonesia.

Tradisi Halal bi Halal Setelah Salat Idulfitri di Kampung Halaman
sumber: https://unsplash.com/@falaqkun

Sebenarnya makna Halal bi Halal tidak hanya saling memaafkan satu sama lain saja. Melainkan, segala kekusutan, kekeruhan atau kesalahan yang telah dilakukan dapat dihalalkan kembali. Artinya, semua kesalahan melebur dan kembali sedia kala, seperti perumpamaan kertas putih yang belum ternoda bercak tinta hitam.

Halal bi Halal sudah menjadi tradisi yang mengakar di Indonesia. Umumnya Halal bi Halal dilakukan dengan cara bersilaturahmi ke rumah tetangga, saudara, dan kerabat. Pada acara Halal bi Halal setiap bertemu dengan tetangga, saudara, dan kerabat akan saling memaafkan dengan cara bersalaman. 

Pada Kota Klaten, Jawa Tengah tepatnya pada kecamatan Cawas tradisi Halal bi Halal dilakukan setelah Salat Idulfitri. Biasanya, setelah melaksanakan Salat Idulfitri seluruh keluarga terlebih dahulu memaafkan satu sama lain atas kesalahan yang diperbuat di masa lalu. Anak-anak terlebih dahulu yang meminta maaf atau dalam bahasa Jawa disebut sungkem kepada kedua orang tuanya. Setelah itu baru orang tua yang meminta maaf kepada anak-anaknya.

Di daerah saya, setelah Halal bi Halal dengan keluarga selanjutnya Halal bi Halal dengan seluruh warga kampung. Biasanya dilaksanakan di masjid dengan cara mengumpulkan seluruh warga baik laki-laki dan perempuan, baik tua maupun muda. Halal bi Halal ini dipimpin oleh ketua RW dan dilakukan dengan cara berjabat tangan dan diiringi Selawat Nabi. Pada waktu itu banyak sekali warga yang menangis dan terharu mengingat dosa-dosa yang telah diperbuat kepada sesama. 

Setelah proses Halal bi Halal bersama warga selesai, dilanjutkan dengan 'open house' atau mengundang sanak saudara ke rumah untuk bersilaturahmi. Sewaktu berjumpa dengan saudara lain juga meminta maaf dengan bersalaman dan tidak lupa mengucapkan 'mohon maaf lahir batin' atau 'selamat hari raya'. Setelah itu, berbincang dan bersenda gurau bersama sambil menikmati makanan yang telah disajikan oleh tuan rumah. Momen-momen inilah yang membuat Hari Raya Idulfitri menjadi berkesan.

Sudah menjadi kodrat manusia yang berbuat dosa kepada sesamanya, maka dari itu sebaiknya kita menahan diri kita agar tidak berbuat sesuatu yang menyakiti orang lain. Apabila kita memiliki kesalahan sebaiknya langsung meminta maaf kepada orang yang bersangkutan. Tidak harus menunggu selama satu tahun untuk meminta maaf dan memaafkan satu sama lain.

Biodata Penulis:

Damar Adhi Nugroho lahir pada tanggal 18 Juni 2005 di Klaten. Saat ini ia aktif sebagai Mahasiswa Agribisnis, di Universitas Sebelas Maret.

© Sepenuhnya. All rights reserved.