Puisi: Tepian Sunyi (Karya Mahatmanto)

Puisi "Tepian Sunyi" karya Mahatmanto adalah sebuah eksplorasi yang mendalam tentang perjalanan spiritual dan pencarian makna dalam kehidupan, ...
Tepian Sunyi

Aku hanyut dalam -- bersama --
di arus deras mengalir berlarian
lompat tiarap mengendap
berposing memotar
menggelegak gelak gilaan........
Aku hendak berjejak di dasar
sejenak menegak di arus lari
melepas lesu.
Tersumbat mulutku air seteguk
di ombak gelak bertepuk
mencekik nafasku sesak,
di arus menggumul, membanting,
                membenam.
hanyut aku tersentak
membujur, membalik, merenjak...
Ilahi, manakah tepi?
Nekad aku meraih, meraba, dengan
                memejam.
sekali cekam meregam
pucuk kayuan terkulai
mengulur melambai di tepian
                sunyi.

Sumber: Mimbar Indonesia (Agustus, 1948)

Analisis Puisi:

Puisi "Tepian Sunyi" karya Mahatmanto adalah sebuah eksplorasi yang mendalam tentang perjalanan spiritual dan pencarian makna dalam kehidupan, melalui metafora alam dan pertanyaan eksistensial.

Tema Sentral

Puisi ini mengeksplorasi tema-tema seperti perjalanan hidup, kesendirian, pencarian makna, dan hubungan dengan Ilahi. Mahatmanto menggunakan alam sebagai latar belakang untuk menggambarkan perjalanan spiritual seseorang yang hanyut dalam arus kehidupan yang penuh tantangan.

Imajeri Alam dan Emosi

Penyair menggunakan imaji-imaji alam yang kuat seperti arus deras, gelombang laut, dan tepian sunyi untuk menciptakan suasana yang dramatis dan introspektif. Puisi ini memadukan elemen-elemen alam dengan perasaan-perasaan seperti kegelisahan, ketegangan, dan keputusasaan, menciptakan sebuah narasi yang menggugah emosi pembaca.

Gaya Bahasa yang Kuat

Gaya bahasa dalam puisi ini terasa kuat dan menggugah. Pemilihan kata-kata yang intens dan penggunaan frasa-frasa yang membingungkan seperti "menggelegak gelak gilaan" dan "sekali cekam meregam" menambahkan lapisan dramatis dan ketegangan dalam pengalaman yang digambarkan.

Struktur dan Ekspresi Emosional

Puisi ini memiliki struktur yang dinamis dengan baris-baris yang pendek, mencerminkan perjalanan yang tidak teratur dan penuh tantangan dalam kehidupan. Ekspresi emosional yang jujur dan terbuka memungkinkan penyair untuk mengeksplorasi kedalaman perasaan dan pertanyaan eksistensialnya dengan intim dan intens.

Puisi "Tepian Sunyi" karya Mahatmanto adalah sebuah karya yang menghadirkan perjalanan spiritual dan pencarian makna dalam kehidupan melalui penggunaan imaji-imaji alam yang kuat dan refleksi personal yang mendalam. Dengan gaya bahasa yang puitis dan ekspresi emosional yang kuat, Mahatmanto mengajak pembaca untuk merenungkan tentang keadaan kehidupan yang penuh tantangan dan pencarian akan tepi yang sunyi, tempat di mana perenungan dan pertemuan spiritual dapat ditemukan.

Dengan demikian, puisi "Tepian Sunyi" bukan hanya sebuah puisi yang menggambarkan keindahan alam, tetapi juga sebuah pengungkapan yang mendalam tentang perjalanan rohani dan hubungan manusia dengan Ilahi dalam kehidupan yang penuh perubahan dan tantangan.

Puisi Mahatmanto
Puisi: Tepian Sunyi
Karya: Mahatmanto

Biodata Mahatmanto:
  • Mahatmanto (nama sebenarnya adalah R. Suradal Abdul Manan) lahir di Kulur, Adikarta, Yogyakarta, pada tanggal 13 Agustus 1924.
  • Dalam dunia sastra, Mahatmanto menggunakan cukup banyak nama samaran, beberapa di antaranya adalah Abu Chalis, Murbaningrt, Murbaningsih, Murbaningrad, Moerbaningsih, SA Murbaningrad, Suradal, Sang Agung, dan Sri Armajati Murbaningsih.
© Sepenuhnya. All rights reserved.