Puisi: Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu (Karya Aming Aminoedhin)

Puisi "Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu" karya Aming Aminoedhin tidak hanya menggambarkan suatu momen atau peristiwa tertentu, tetapi ...

Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu


ribuan orang bergerak sepanjang jalan 
berteriak menuju hotel Yamato tengah kota
kibar bendera merah-putih-biru itu
menggemuruhkan gelegak antipati pada hati
tanpa henti tanpa kompromi

ribuan orang bergerak sepanjang jalan 
berteriak menuju hotel Yamato tengah kota
ribuan orang memanjat hotel itu, dan kau
telah robek kain biru pada bendera itu
ribuan orang bersorak, gemuruh
"Merdeka negeriku!
Merdeka Indonesiaku"

ribuan orang bergerak sepanjang jalan 
berteriak menuju hotel yamato tengah kota
sorak gemuruh mereka itu kian riuh
"Ini negaraku, negara tercinta
Satu Republik, Indonesia Raya!"

hai bangsa pemabuk, pemilik 
bendera merah-putih-biru
jika tak enyah dari negeriku, bambu runcing
akan menuding mengusirmu! 
jika tak juga enyah, kutawarkan semangat
dan darah kami muntah, biarkan tubuh kami
berdarah-darah, tapi kau harus 
berserah. kau harus menyerah!

telah kau robek kain biru pada bendera itu
tinggal merah-putihnya, kian terasa indah
di mata, mata kita semua!
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Jayalah bangsaku, jayalah negeriku!
Jayalah Indonesiaku!

Mojokerto, 15/8/2011

Analisis Puisi:

Puisi "Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu" karya Aming Aminoedhin adalah sebuah karya yang penuh dengan semangat nasionalisme dan kebanggaan akan identitas bangsa Indonesia. Puisi ini tidak hanya menggambarkan suatu momen atau peristiwa tertentu, tetapi juga mengandung pesan-pesan yang dalam tentang patriotisme, perlawanan, dan semangat untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

Konteks Sejarah dan Makna Bendera

Puisi ini dimulai dengan gambaran ribuan orang yang bergerak dan berteriak menuju Hotel Yamato di tengah kota. Hotel Yamato sendiri adalah simbol kekuasaan atau representasi yang mungkin terkait dengan masa lalu kolonial atau otoritarianisme. Kibaran bendera merah-putih-biru yang disebutkan mengundang gelegak antipati pada hati, menunjukkan bahwa ada perasaan penolakan terhadap situasi atau keadaan yang ada.

Simbolisme Bendera

Bendera merah-putih-biru menjadi pusat perhatian dalam puisi ini. "Telah kau robek kain biru pada bendera itu" adalah metafora kuat yang menggambarkan suatu tindakan atau peristiwa yang melukai atau mengancam kesatuan nasional. Robeknya kain biru pada bendera dapat diartikan sebagai pengkhianatan terhadap nilai-nilai atau prinsip yang diwakili oleh bendera tersebut. Namun, meskipun kain biru telah robek, masih ada bagian merah-putih yang tetap utuh, mengisyaratkan bahwa semangat persatuan dan kebangsaan masih ada dan semakin menguat.

Semangat Perlawanan dan Nasionalisme

Puisi ini penuh dengan semangat perlawanan dan panggilan untuk menegakkan kebenaran. Sorak gemuruh "Merdeka negeriku! Merdeka Indonesiaku!" mencerminkan keinginan untuk membebaskan diri dari segala bentuk penindasan dan menegakkan kemerdekaan dan kedaulatan bangsa. Penggunaan kata-kata yang kuat seperti "kutawarkan semangat dan darah kami muntah" menunjukkan kesiapan untuk berkorban demi kebebasan dan martabat bangsa.

Panggilan untuk Persatuan

Puisi ini juga merupakan panggilan untuk persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Meskipun ada perjuangan dan tantangan yang dihadapi, pesan yang terpancar adalah bahwa hanya dengan bersatu dan berjuang bersama, bangsa ini dapat mencapai cita-cita kebangsaan. Bahasa yang digunakan dengan penuh semangat dan kebanggaan mengundang pembaca untuk merasakan dan menghayati semangat nasionalisme yang dinyalakan oleh penyair.

Secara keseluruhan, puisi "Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu" karya Aming Aminoedhin adalah sebuah karya yang menginspirasi dan memotivasi untuk mencintai tanah air dan bangsa. Dengan menggunakan bendera sebagai simbol, penyair menggambarkan kompleksitas dan tantangan dalam mempertahankan persatuan dan identitas nasional. Puisi ini tidak hanya menyuarakan perlawanan terhadap segala bentuk penindasan, tetapi juga mengajak untuk memelihara semangat kebersamaan dan menghormati nilai-nilai yang diwakili oleh bendera merah-putih. Dengan demikian, puisi ini memberikan refleksi yang dalam tentang arti kebangsaan dan pentingnya mempertahankan persatuan dalam menghadapi berbagai cobaan dan perubahan zaman.

Aming Aminoedhin
Puisi: Telah Kau Robek Kain Biru pada Bendera Itu
Karya: Aming Aminoedhin

Biodata Aming Aminoedhin:
  • Mohammad Amir Toharm (atau lebih dikenal Aming Aminoedin) lahir pada tanggal 22 Desember 1957 di Ngawi.
© Sepenuhnya. All rights reserved.