Puisi: Surat untuk Bu Guru (Karya Turiyo Ragilputra)

Dalam puisi "Surat untuk Bu Guru," Turiyo Ragilputra mengungkapkan perasaan seorang murid terhadap perubahan dalam cara guru menyapa mereka.

Surat untuk Bu Guru


Bu guru
Hari ini aku tak masuk sekolah
kepalaku pusing
Setelah kemarin bu guru mengajari kami
cara bertegur sapa
yang aneh dan tak biasa

Biasanya setiap bu guru datang
menyapa kami dengan ucapan "Selamat pagi, anak-anak"
Kami menjawab riuh sekali
"Selamat pagi, Bu Guru"
Lalu kami berebut bersalaman
Bu guru menyambut dengan senyuman

Tapi kemarin tidak
Bu guru datang seraya menyapa "Halo! Hai!"
sambil tersenyum lebih indah dari biasa
Kami terbengong tak tahu maksudnya

Bu guru
kami lebih senang jika bu guru
menyapa kami dengan bahasa hati nurani
dengan sapaan menyentuh hati
"Selamat pagi, anak-anak"
Yang akan kami jawab
"Selamat pagi, Bu Guru"
Daripada hai halo, halo hai
tegur sapa yang merusak kelembutan hati
tegur sapa bergaya koboi

Ambal, Kebumen, Juli 2018

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Dalam puisi "Surat untuk Bu Guru," Turiyo Ragilputra mengungkapkan perasaan seorang murid terhadap perubahan dalam cara guru menyapa mereka. Puisi ini bukan hanya ungkapan perasaan, tetapi juga sebuah refleksi tentang pentingnya kesopanan dan kelembutan dalam interaksi sehari-hari.

Pertimbangan tentang Perubahan

Puisi ini mencerminkan reaksi alami seorang murid terhadap perubahan yang terjadi dalam cara guru menyapa mereka. Meskipun mungkin tampak sepele bagi beberapa orang, tetapi perubahan dalam bahasa dan sikap dapat memiliki dampak yang signifikan pada lingkungan belajar.

Arti dari Tegur Sapa

Dengan mengungkapkan preferensi terhadap sapaan yang lebih tradisional, puisi ini menyoroti pentingnya komunikasi yang hangat dan empatik antara guru dan murid. Tegur sapa yang sederhana seperti "Selamat pagi, anak-anak" mungkin terlihat kecil, tetapi dapat menciptakan suasana yang nyaman dan mendukung di dalam kelas.

Kritik Terhadap Gaya Komunikasi yang Tidak Biasa

Penekanan terhadap kelembutan hati dalam tegur sapa menunjukkan ketidakpuasan terhadap gaya komunikasi yang tidak biasa atau terlalu formal. Murid-murid merindukan kesederhanaan dan kehangatan dalam interaksi dengan guru mereka, sebagai bentuk penghargaan atas hubungan yang mereka miliki.

Pesan Tersembunyi

Puisi ini mengajak kita untuk memahami bahwa setiap kata dan tindakan memiliki dampak, terutama dalam konteks pendidikan. Guru memiliki peran penting dalam membentuk lingkungan belajar yang menyenangkan dan mendukung, dan komunikasi yang tepat adalah kunci untuk mencapai hal tersebut.

Puisi "Surat untuk Bu Guru" adalah pengingat yang mengharukan tentang pentingnya kesopanan, kelembutan, dan kehangatan dalam interaksi antara guru dan murid. Dengan mencermati pesan yang disampaikan dalam puisi ini, kita dapat lebih menghargai kebijaksanaan dalam setiap kata dan tindakan kita, terutama dalam konteks pendidikan.

Turiyo Ragilputra
Puisi: Surat untuk Bu Guru
Karya: Turiyo Ragilputra

Biodata Turiyo Ragilputra:
  • Turiyo Ragilputra lahir pada tanggal 7 April 1964 di Kebumen.
© Sepenuhnya. All rights reserved.