Sungai
Air yang sungguh sejuk
Menemani bermain habiskan waktu
Berenang bercanda dalam keriangan
Sesekali bebatuan membuat terjatuh
Sering aku lupa waktu
Jika bermain di sungai begitu asyik
Hingga tanpa sadar matahari telah tinggi
Dan selalu rindu untuk kembali
Sumber: Surat dari Samudra (2018)
Analisis Puisi:
Puisi "Sungai" karya Genduk Nur Kholifah menggambarkan kenangan indah tentang sungai sebagai tempat bermain yang penuh kegembiraan. Melalui deskripsi sederhana namun penuh makna, puisi ini mengajak pembaca merenungkan kebahagiaan masa kecil dan ikatan kuat antara manusia dan alam.
Struktur dan Gaya Bahasa
Puisi ini terdiri dari dua bait, masing-masing dengan empat baris. Bahasa yang digunakan mudah dipahami namun efektif dalam menggambarkan suasana dan perasaan. Tidak ada pola rima yang ketat, memberikan kesan spontan dan alami, seperti aliran sungai itu sendiri.
- Air yang sungguh sejuk / Menemani bermain habiskan waktu / Berenang bercanda dalam keriangan / Sesekali bebatuan membuat terjatuh: Baris-baris ini menggambarkan suasana riang bermain di sungai. Penggunaan kata "sejuk" dan "riang" memberikan nuansa kebahagiaan dan ketenangan. Bebatuan yang membuat terjatuh menambahkan sentuhan realisme, mengingatkan kita bahwa kebahagiaan sering disertai tantangan kecil.
- Sering aku lupa waktu / Jika bermain di sungai begitu asyik / Hingga tanpa sadar matahari telah tinggi / Dan selalu rindu untuk kembali: Bait ini menunjukkan betapa asyiknya bermain di sungai hingga lupa waktu. Matahari yang telah tinggi menandakan waktu yang telah berlalu dengan cepat, dan kerinduan untuk kembali menunjukkan kenangan yang kuat dan keinginan untuk mengulanginya.
Tema dan Makna
Tema utama puisi ini adalah kebahagiaan dan kenangan masa kecil yang sederhana namun mendalam. Sungai digambarkan sebagai tempat yang membawa kegembiraan dan ketenangan, menciptakan ikatan emosional yang kuat dengan alam.
- Kenangan Masa Kecil: Puisi ini mengingatkan pembaca pada masa kecil yang penuh keceriaan dan kebebasan. Sungai sebagai tempat bermain menjadi simbol kenangan indah yang tak terlupakan.
- Kebahagiaan dan Tantangan: Bebatuan yang membuat terjatuh menggambarkan bahwa kebahagiaan tidak selalu mulus, tetapi tantangan kecil tidak mengurangi kesenangan yang dirasakan.
- Keterikatan dengan Alam: Sungai sebagai tempat yang selalu dirindukan menunjukkan hubungan yang mendalam antara manusia dan alam. Ini mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hubungan tersebut dan merawat lingkungan kita.
Refleksi dan Simbolisme
Sungai dalam puisi ini tidak hanya sebagai tempat fisik tetapi juga sebagai simbol dari aliran waktu dan kenangan yang tak terhapuskan. Ini mencerminkan aliran kehidupan yang membawa kebahagiaan, tantangan, dan kenangan yang selalu ingin kita kembalikan.
- Aliran Waktu: Sungai mengalir terus, seperti waktu yang tak berhenti. Kenangan bermain di sungai menggambarkan bagaimana waktu berlalu tetapi meninggalkan jejak kebahagiaan.
- Kebahagiaan yang Sederhana: Bermain di sungai menggambarkan kebahagiaan yang sederhana namun mendalam. Ini mengingatkan kita bahwa kebahagiaan tidak harus datang dari hal-hal besar, tetapi bisa ditemukan dalam momen-momen kecil dan sederhana.
- Keinginan untuk Kembali: Kerinduan untuk kembali ke sungai menunjukkan betapa kuatnya kenangan tersebut. Ini mencerminkan keinginan manusia untuk kembali ke masa-masa yang membuat mereka bahagia, meskipun waktu terus berjalan.
Puisi "Sungai" karya Genduk Nur Kholifah adalah sebuah karya yang menggambarkan kebahagiaan dan kenangan masa kecil dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Melalui deskripsi yang hidup dan penggunaan bahasa yang lugas, puisi ini membawa pembaca merenungkan betapa pentingnya kenangan masa kecil dan hubungan kita dengan alam. Sungai dalam puisi ini menjadi simbol kebahagiaan sederhana, aliran waktu, dan kenangan yang tak terhapuskan, mengingatkan kita untuk selalu menghargai dan merawat hubungan kita dengan lingkungan sekitar.
Karya: Genduk Nur Kholifah
Biodata Genduk Nur Kholifah:
- Genduk Nur Kholifah lahir pada tanggal 2 Agustus l981 di Magelang.