Puisi: Sriwedari (Karya Mahatmanto)

Puisi "Sriwedari" karya Mahatmanto menggambarkan pengalaman batin seseorang yang terombang-ambing antara kenangan lama dan realitas yang pahit.
Sriwedari

Selama memandang diri
semakin dalam hati luka
teringat yang lama lalu
dahulu, waktu itu
baharu beredar
di kebun raya Sriwedari
bersiar-siar................

Tiba- tiba tubuh tersintuh
badan berduri
buaya betina Sriwedari
diiring kerling tajam menikam
mata burung hantu
menembus gelap kelam
dan senyum asam............

Bulu roma berdiri, keri
hatiku ngeri;
nyeri veneri
menggigit menyengat
menikam tajam
kejam, laknat ......... keparat.........

Sumber: Mimbar Indonesia (Agustus, 1948)

Analisis Puisi:

Puisi "Sriwedari" karya Mahatmanto menghadirkan sebuah narasi yang penuh dengan imaji-imaji yang kuat dan intensitas emosional yang mendalam. Dalam puisi ini, Mahatmanto menggambarkan pengalaman batin seseorang yang terombang-ambing antara kenangan lama dan realitas yang pahit.

Tema dan Atmosfer

Puisi ini mengeksplorasi tema-tema kegelapan, kekerasan, dan kebingungan emosional. Mahatmanto menggunakan metafora Sriwedari, yang mungkin mengacu pada kebun raya atau tempat hiburan, untuk menciptakan latar yang kontras dengan pengalaman emosional yang terasa begitu menyakitkan dan intens.

Imajeri yang Kuat

Puisi ini kaya akan imaji-imaji yang intens dan menggugah. Misalnya, "buaya betina Sriwedari" yang diiringi dengan "kerling tajam" dan "mata burung hantu" yang "menembus gelap kelam" memberikan kesan ketegangan dan kegelapan yang mendalam. Imaji-imaji ini tidak hanya menggambarkan lanskap fisik, tetapi juga mencerminkan keadaan emosional yang berkecamuk di dalam hati penyair.

Gaya Bahasa dan Ekspresi Emosional

Gaya bahasa Mahatmanto dalam puisi ini terasa puitis namun juga membingungkan. Pemilihan kata-kata yang intens dan penggunaan frasa-frasa yang membingungkan seperti "nyeri veneri / menggigit menyengat / menikam tajam / kejam, laknat ......... keparat........." menambahkan lapisan dramatis dan kebingungan yang mendalam dalam pengalaman yang digambarkan.

Struktur dan Penyampaian

Puisi ini terstruktur dalam baris-baris yang pendek namun sarat dengan makna. Tiap bait membawa pembaca melalui pengalaman emosional yang kompleks, dari kenangan lama yang menyakitkan hingga realitas yang tak terhindarkan. Struktur ini mencerminkan perjalanan batin yang rumit dan penuh ketegangan.

Puisi "Sriwedari" karya Mahatmanto adalah sebuah eksplorasi yang mendalam tentang kegelapan emosional dan konflik batin. Dengan menggunakan imaji-imaji yang kuat dan gaya bahasa yang intens, Mahatmanto berhasil menghadirkan sebuah karya yang memprovokasi dan menggugah untuk merenungkan makna-makna yang tersembunyi di balik kehidupan dan pengalaman manusia.

Dengan demikian, puisi "Sriwedari" bukan sekadar sebuah puisi, tetapi juga sebuah cerminan dari kompleksitas kehidupan dan pertarungan batin yang tiada henti.

Puisi Mahatmanto
Puisi: Sriwedari
Karya: Mahatmanto

Biodata Mahatmanto:
  • Mahatmanto (nama sebenarnya adalah R. Suradal Abdul Manan) lahir di Kulur, Adikarta, Yogyakarta, pada tanggal 13 Agustus 1924.
  • Dalam dunia sastra, Mahatmanto menggunakan cukup banyak nama samaran, beberapa di antaranya adalah Abu Chalis, Murbaningrt, Murbaningsih, Murbaningrad, Moerbaningsih, SA Murbaningrad, Suradal, Sang Agung, dan Sri Armajati Murbaningsih.
© Sepenuhnya. All rights reserved.