Puisi: Selendang Batik Ibu (Karya Amalia Najichah)

Puisi "Selendang Batik Ibu" karya Amalia Najichah menggambarkan perjalanan emosional seorang anak dalam memahami pengorbanan dan kasih sayang ....

Selendang Batik Ibu


Kala itu, sebagai anakmu
Aku tidak mengerti
Apa saja yang telah kau berikan
untukku

Kala itu, sebagai anakmu
Aku tidak tahu
Apa yang kau perbuat
Untuk melindungiku

Kala itu, sebagai anakmu
Aku hanya tahu
Ketika aku menangis
harus kau yang datang
dengan selendang batikmu
mendekapku hingga aku
berhenti terisak

Sekarang, sebagai anakmu
dari selendang batikmu
memahamkanku
betapa luar biasanya dirimu
terima kasih, Ibuku

Wonorejo, 11 Mei 2018

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Selendang Batik Ibu" karya Amalia Najichah menggambarkan perjalanan emosional seorang anak dalam memahami pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu. Melalui simbol selendang batik, puisi ini menyelami hubungan antara ibu dan anak, dari ketidakmengertian masa kecil hingga pemahaman dan penghargaan yang mendalam di kemudian hari.

Tema Sentral: Pengorbanan dan Kasih Sayang Seorang Ibu

Tema utama dalam puisi ini adalah pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu. Penulis mengeksplorasi bagaimana seorang ibu memberikan cinta dan perlindungan kepada anaknya, meskipun anak tersebut mungkin belum sepenuhnya menyadari atau memahami pengorbanan tersebut pada saat itu. Selendang batik menjadi simbol kehangatan, perlindungan, dan kasih sayang yang tulus dari sang ibu.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini dibagi menjadi dua bagian utama: refleksi masa lalu dan pemahaman masa kini. Bagian pertama mengungkapkan ketidaktahuan dan ketidakmengertian sang anak terhadap pengorbanan ibunya. Frasa "Aku tidak mengerti" dan "Aku tidak tahu" diulang untuk menekankan ketidaksadaran masa kecil. Bait terakhir, yang dimulai dengan "Sekarang, sebagai anakmu," menunjukkan perubahan perspektif sang anak yang kini memahami dan menghargai semua yang telah dilakukan ibunya.

Gaya bahasa yang digunakan sederhana namun penuh dengan emosi. Pengulangan frasa "Kala itu, sebagai anakmu" menciptakan ritme dan memperkuat perasaan refleksi dan penyesalan. Deskripsi tentang ibu yang mendekap anaknya dengan selendang batik saat menangis menambahkan sentuhan emosional dan visual yang kuat.

Simbolisme Selendang Batik

Selendang batik dalam puisi ini berfungsi sebagai simbol utama kasih sayang dan perlindungan ibu. Selendang batik, yang mungkin merupakan barang sehari-hari, diangkat menjadi simbol kekuatan emosional yang mengikat ibu dan anak. Ini menggambarkan bagaimana tindakan sederhana seperti mendekap anak dengan selendang batik dapat memiliki makna yang mendalam dan berkesan.

Pesan Moral dan Filosofis

Puisi ini menyampaikan pesan moral tentang pentingnya menghargai dan memahami pengorbanan orang tua, khususnya ibu. Ini mengingatkan kita bahwa sering kali kita tidak menyadari betapa besar pengorbanan dan cinta yang diberikan oleh orang tua kita hingga kita dewasa dan bisa melihat kembali dengan perspektif yang lebih matang.

Secara filosofis, puisi ini menyoroti perjalanan emosional manusia dalam memahami dan menghargai cinta tanpa syarat dari orang tua. Ini juga menekankan pentingnya rasa syukur dan penghargaan terhadap kasih sayang yang sering kali kita anggap remeh atau tidak kita sadari saat masih anak-anak.

Kesan Akhir

Puisi "Selendang Batik Ibu" adalah karya yang sangat emosional dan reflektif, menggambarkan perjalanan seorang anak dalam memahami dan menghargai pengorbanan dan kasih sayang seorang ibu. Dengan menggunakan simbol selendang batik, Amalia Najichah berhasil menyampaikan pesan tentang betapa berharganya cinta dan perlindungan yang diberikan oleh ibu, serta pentingnya mengakui dan mensyukuri pengorbanan tersebut.

Puisi ini tidak hanya menyentuh hati tetapi juga mengajak pembaca untuk merenungkan hubungan mereka dengan orang tua dan untuk lebih menghargai kasih sayang yang sering kali kita terima tanpa menyadarinya. Melalui ungkapan sederhana namun penuh makna, puisi "Selendang Batik Ibu" menyampaikan penghargaan yang mendalam terhadap figur ibu dan pengorbanan tanpa batas yang mereka lakukan untuk anak-anak mereka.

Amalia Najichah
Puisi: Selendang Batik Ibu
Karya: Amalia Najichah

Biodata Amalia Najichah:
  • Amalia Najichah lahir pada tanggal 11 Desember 1991 di Demak.
© Sepenuhnya. All rights reserved.