Puasa
Aku mau puasa Bu
mengisi kalbu
menjaga hati dari debu
membersihkan mulut dari lumut
Aku mau puasa Yah
ikut ayah beribadah
menjaga sarung jadi karung
di luar sana, anak-anak suka pesta
mengisi sukma dengan dunia
kuingin isi sarungku berisi hati
memikat malaikat dengan sahadat
Aku mau berpuasa
tidak makan minum tidak
selalu menggema doa dalam sukmaku
memunguti perintah Nabi
yang berserak dalam barak diri
karna kumenyalak bahkan teriak
kupunguti perintah Nabi
hati-hati kumasukkan dalam celana hati
yang tahun kemarin merana
sebulan tak puasa
karna kantong celanaku bolong
puasaku bagai tong
puasaku kini dapat bulan
begitu bulat memikat
Sumber: Surat dari Samudra (2018)
Analisis Puisi:
Puisi "Puasa" karya Gatot Supriyanto mengangkat tema spiritualitas dan pengendalian diri dalam menjalankan ibadah puasa. Puisi ini menggunakan bahasa yang sederhana namun penuh makna untuk menggambarkan bagaimana seorang individu, baik sebagai anak maupun sebagai orang dewasa, menjalani dan merasakan makna puasa.
Tema dan Makna
Tema utama puisi ini adalah puasa sebagai bentuk ibadah yang mendalam dan pengendalian diri. Puisi ini menekankan pentingnya puasa dalam membersihkan hati dan jiwa, serta menjaga diri dari godaan duniawi. Puasa dipersepsikan tidak hanya sebagai kewajiban agama, tetapi juga sebagai sarana untuk mencapai kedekatan spiritual dan kebersihan hati.
Struktur dan Gaya Bahasa
Puisi ini terdiri dari beberapa bait yang menggambarkan dialog batin seorang anak yang ingin berpuasa. Struktur puisi yang sederhana mencerminkan kesederhanaan namun kekuatan makna di dalamnya. Gaya bahasa yang digunakan Gatot Supriyanto adalah lugas dan langsung, namun penuh dengan simbolisme yang mendalam.
- Dialog Batin: Puisi ini dimulai dengan dialog batin seorang anak yang ingin berpuasa, menunjukkan niat yang tulus untuk menjalankan ibadah. Penggunaan kata "Bu" dan "Yah" mencerminkan kedekatan keluarga dan pentingnya dukungan keluarga dalam menjalankan puasa.
- Simbolisme: Puisi ini penuh dengan simbolisme. Misalnya, "menjaga hati dari debu" menggambarkan usaha untuk membersihkan hati dari dosa dan godaan, sedangkan "membersihkan mulut dari lumut" menunjukkan usaha menjaga ucapan dan perilaku.
- Penggambaran Dunia Luar: Puisi ini juga menggambarkan kontras antara dunia luar yang penuh dengan godaan dan keinginan duniawi ("anak-anak suka pesta") dengan dunia batin sang anak yang ingin mengisi "sarungku berisi hati" dan "memikat malaikat dengan sahadat".
Pesan Moral dan Spiritual
Puisi ini menyampaikan pesan moral dan spiritual yang kuat. Puasa digambarkan sebagai sarana untuk membersihkan diri, baik fisik maupun batin. Melalui puasa, seseorang dapat mengendalikan diri, mendekatkan diri kepada Tuhan, dan memenuhi perintah Nabi.
- Kedisiplinan dan Pengendalian Diri: Puisi ini menekankan pentingnya kedisiplinan dan pengendalian diri dalam berpuasa. Tidak hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menjaga hati dan pikiran dari hal-hal yang negatif.
- Kedekatan Spiritual: Puasa digambarkan sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, dengan "memikat malaikat dengan sahadat". Hal ini menunjukkan betapa puasa bukan hanya kewajiban, tetapi juga jalan menuju spiritualitas yang lebih tinggi.
Puisi "Puasa" karya Gatot Supriyanto adalah sebuah refleksi mendalam tentang makna puasa dalam kehidupan seorang Muslim. Melalui gaya bahasa yang sederhana namun penuh makna, puisi ini menggambarkan betapa puasa bukan hanya menahan diri dari lapar dan haus, tetapi juga membersihkan hati dan jiwa, serta mendekatkan diri kepada Tuhan. Pesan moral dan spiritual yang disampaikan sangat relevan, menekankan pentingnya kedisiplinan, pengendalian diri, dan kedekatan spiritual dalam menjalankan ibadah puasa. Dengan simbolisme yang kaya, puisi ini berhasil menyampaikan makna puasa yang mendalam dan penuh hikmah.
Karya: Gatot Supriyanto
Biodata Gatot Supriyanto:
- Gatot Supriyanto lahir pada tanggal 8 Oktober 1962 di Pontianak.