Puisi: Puasa Itu (Karya Bambang Tri Subeno)

Puisi "Puasa Itu" karya Bambang Tri Subeno menggambarkan pemahaman seorang Muslim terhadap puasa melalui perspektif yang diajarkan oleh seorang ...

Puasa Itu


Kata ustaz
Puasa itu melatih kesabaran
Kedisiplinan
Mengendalikan hawa nafsu
Bukan memanjakan lidah
Saat berbuka dan sahur
Hidangan tak perlu mengada-adakan
Lebih penting lagi
Meningkatkan ibadah

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Puasa Itu" karya Bambang Tri Subeno merupakan refleksi sederhana namun mendalam tentang esensi puasa dalam agama Islam. Puisi ini menggambarkan pemahaman seorang Muslim terhadap puasa melalui perspektif yang diajarkan oleh seorang ustaz, menekankan aspek spiritual dan moral dari ibadah puasa.

Tema dan Makna

Tema utama puisi ini adalah puasa sebagai latihan spiritual dan moral. Puisi ini menyoroti beberapa aspek penting dari puasa, termasuk kesabaran, kedisiplinan, dan pengendalian hawa nafsu. Esensi puasa yang disampaikan dalam puisi ini bukanlah sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah dan moralitas.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini memiliki struktur yang sederhana dan langsung, terdiri dari beberapa baris pendek yang membentuk sebuah narasi. Gaya bahasa yang digunakan Bambang Tri Subeno adalah lugas dan penuh makna. Kata-kata yang dipilih sangat tepat untuk menyampaikan pesan yang jelas dan tidak berbelit-belit, sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

Pesan Moral dan Spiritual

Pesan moral yang disampaikan dalam puisi ini sangat kuat. Ustaz sebagai figur yang mengajarkan nilai-nilai puasa, menekankan pentingnya kesabaran dan kedisiplinan. Puasa bukanlah tentang memanjakan diri dengan makanan mewah saat berbuka dan sahur, tetapi lebih kepada bagaimana seseorang dapat mengendalikan hawa nafsu dan meningkatkan kualitas ibadah. Ini adalah refleksi yang mendalam tentang bagaimana puasa dapat menjadi sarana untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
  • Melatih Kesabaran: Puasa sebagai latihan kesabaran mengajarkan seseorang untuk menahan diri dari berbagai keinginan dan godaan. Ini bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan diri dari amarah dan perilaku negatif lainnya.
  • Kedisiplinan: Kedisiplinan dalam puasa terlihat dari bagaimana seorang Muslim harus mengatur waktu untuk sahur dan berbuka, serta menjalankan ibadah-ibadah lainnya selama bulan Ramadhan.
  • Mengendalikan Hawa Nafsu: Mengendalikan hawa nafsu adalah inti dari puasa. Ini mencakup segala aspek kehidupan, dari makanan hingga perilaku sehari-hari. Puasa mengajarkan seseorang untuk memiliki kontrol yang lebih baik terhadap dirinya sendiri.
  • Ibadah yang Lebih Baik: Akhirnya, puasa diharapkan dapat meningkatkan ibadah. Ini mencakup peningkatan dalam shalat, membaca Al-Qur’an, dan melakukan amal kebaikan lainnya.

Kesederhanaan dalam Hidangan

Puisi ini juga menekankan pentingnya kesederhanaan dalam berbuka dan sahur. Alih-alih memanjakan diri dengan hidangan mewah, puisi ini mengingatkan bahwa yang lebih penting adalah menjaga esensi puasa itu sendiri, yaitu pengendalian diri dan peningkatan ibadah.

Puisi "Puasa Itu" karya Bambang Tri Subeno menyampaikan pesan yang kuat tentang esensi puasa dalam Islam. Melalui pandangan seorang ustaz, puisi ini mengajarkan bahwa puasa adalah tentang melatih kesabaran, kedisiplinan, dan pengendalian hawa nafsu. Pesan bahwa puasa harus dijalankan dengan kesederhanaan dan fokus pada peningkatan ibadah sangat relevan bagi umat Muslim yang menjalankan ibadah puasa. Dengan gaya bahasa yang lugas dan makna yang mendalam, puisi ini berhasil menyampaikan nilai-nilai spiritual yang penting dalam menjalankan ibadah puasa.

Bambang Tri Subeno
Puisi: Puasa Itu
Karya: Bambang Tri Subeno

Biodata Bambang Tri Subeno:
  • Bambang Tri Subeno lahir pada tanggal 17 Maret 1966 di Wonogiri.
  • Bambang Tri Subeno meninggal dunia pada tanggal 3 Juli 2021.
© Sepenuhnya. All rights reserved.