Puisi: Oleh-Oleh buat Pemetik Teh (Karya Mahbub Djunaidi)

Puisi "Oleh-Oleh buat Pemetik Teh" karya Mahbub Djunaidi menggunakan gambaran alam dan aktivitas sehari-hari untuk menggambarkan kehidupan yang ...
Oleh-Oleh buat Pemetik Teh

Kehijauan dalam hatimu
Di pinggir-pinggir pagi yang terbungkus
Embun ditinggalkan malam
Seperti kuda-kuda menaiki bukit batu
Mencucur peluhnya putih
Di perut pegunungan kau bersuara seperti biasa
Memenuhi umur siang
Hijau dan kaya
Kau sendiri dengan selendang merah mengelus-elus keletihan
Lalu malam mengetuk pintu dengan kecapi yang berdentingan
Menidurkan yang hijau dan kaya
Mengucapkan selamat bangun di pinggir-pinggir pagi.

Sumber: Majalah Siasat (5 April 1953)

Analisis Puisi:

Puisi "Oleh-Oleh buat Pemetik Teh" karya Mahbub Djunaidi adalah sebuah karya yang memadukan keindahan alam dengan refleksi tentang kehidupan dan keberadaan manusia di dalamnya. Dalam puisi ini, Djunaidi menggunakan gambaran alam dan aktivitas sehari-hari untuk menggambarkan kehidupan yang penuh makna dan keindahan.

Gambaran Alam dan Kehijauan

Puisi ini dibuka dengan gambaran kehijauan yang melambangkan kesuburan dan kedamaian dalam hati seseorang. "Kehijauan dalam hatimu / Di pinggir-pinggir pagi yang terbungkus / Embun ditinggalkan malam" menggambarkan suasana pagi yang segar dengan embun yang masih ada dari malam sebelumnya. Kehijauan juga mencerminkan kehidupan dan harapan yang terus tumbuh di dalam hati.

Aktivitas Pemetik Teh

Djunaidi menggambarkan aktivitas pemetik teh sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari yang keras namun tetap penuh dengan keindahan alam. "Seperti kuda-kuda menaiki bukit batu / Mencucur peluhnya putih / Di perut pegunungan kau bersuara seperti biasa" menggambarkan kerja keras pemetik teh yang menyesaki pegunungan dengan aktivitas mereka yang rutin.

Simbolisme Selendang Merah dan Malam

"Sekali merah mengelus-elus keletihan / Lalu malam mengetuk pintu dengan kecapi yang berdentingan" menggunakan selendang merah sebagai simbol kasih sayang dan perhatian terhadap mereka yang bekerja keras. Malam yang datang dengan kecapi yang berdentingan menggambarkan keindahan malam yang menenangkan dan memberi istirahat setelah seharian bekerja.

Refleksi Hidup dan Kemanusiaan

Puisi ini juga menyoroti refleksi tentang kehidupan dan kemanusiaan, di mana aktivitas sehari-hari menjadi sebuah perjuangan untuk mencari kehidupan yang lebih baik. "Menidurkan yang hijau dan kaya / Mengucapkan selamat bangun di pinggir-pinggir pagi" menggambarkan siklus hidup yang terus berputar, di mana manusia berusaha keras untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.

Puisi "Oleh-Oleh buat Pemetik Teh" karya Mahbub Djunaidi menghadirkan gambaran alam yang indah dan kehidupan manusia yang penuh dengan makna. Dengan menggunakan bahasa yang kaya dan simbolisme yang dalam, Djunaidi mengajak pembaca untuk merenungkan keindahan alam dan kerja keras manusia dalam mencapai hidup yang bermakna. Puisi ini tidak hanya sebuah penghormatan terhadap keindahan alam, tetapi juga sebuah pengingat akan nilai-nilai kemanusiaan dalam aktivitas sehari-hari.

Puisi: Oleh-oleh buat Pemetik Teh
Puisi: Oleh-Oleh buat Pemetik Teh
Karya: Mahbub Djunaidi

Biodata Mahbub Djunaidi:
  • Mahbub Djunaidi (dieja Mahbub Junaidi) lahir di Jakarta, pada tanggal 27 Juli 1933.
  • Mahbub Djunaidi meninggal dunia di Bandung, Jawa Barat, pada tanggal 1 Oktober 1995 (pada usia 62 tahun).
  • Mahbub Djunaidi adalah salah satu sastrawan angkatan 1966-1970-an.
© Sepenuhnya. All rights reserved.