Puisi: Membantu Ibu (Karya Muhisom Setiaki)

Puisi "Membantu Ibu" karya Muhisom Setiaki menggambarkan pengalaman personal seorang anak dalam membantu ibunya, serta penghargaannya terhadap ...

Membantu Ibu

Aku sering sekali mendengar
Suara air gemericik pagi sekali
Sebelum ayam berkokok
Sebelum suara azan subuh berkumandang
Ibuku sudah bangun
Mengambil air wudu lantas salat
Tidak seberapa lama
Waktu subuh tiba
Ibu salat lagi
Setelah itu banyak pekerjaan dia lakukan
sampai siang
Menjelang aku berangkat sekolah
Ibu lakukan tanpa beban setiap hari
Ketika hari minggu
Aku ikut bangun sebelum subuh
Aku mengikuti semua yang ibu lakukan
Ibu mengerjakan semua pekerjaan dengan cekatan
Aku mengikuti sampai kecapaian
Aku baru kali ini membantu ibu
Ternyata ibu wanita perkasa
Aku berjanji dalam hati
Untuk selalu bisa membantu ibu
Untuk bisa rajin bekerja seperti ibu
Untuk rajin belajar juga agar ibu tidak kecewa

Parakan, 2018

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Membantu Ibu" karya Muhisom Setiaki adalah sebuah karya yang menggambarkan pengalaman personal seorang anak dalam membantu ibunya, serta penghargaannya terhadap kerja keras dan dedikasi ibunya dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan penggunaan bahasa yang sederhana namun penuh dengan makna, puisi ini mengangkat tema tentang peran ibu dalam keluarga dan perasaan terima kasih anak terhadap ibunya.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini memiliki struktur yang sederhana dengan penggunaan kalimat-kalimat pendek yang mudah dimengerti. Gaya bahasa Muhisom Setiaki cenderung lugas dan menggambarkan kegiatan sehari-hari dengan detail.
  • Kalimat Pendek dan Jelas: Setiap baris puisi menggunakan kalimat-kalimat yang langsung menyampaikan pesan, menciptakan ritme yang mengalir dan mudah diikuti.
  • Deskripsi Aktivitas Sehari-hari: Puisi ini secara rinci menggambarkan kegiatan ibu sejak pagi hari hingga menjelang siang, serta partisipasi anak dalam membantu ibunya.

Tema dan Makna

Puisi ini mengeksplorasi tema tentang pengabdian, kekuatan perempuan, dan rasa syukur anak terhadap ibunya.
  • Pengabdian Ibu: Tema utama dalam puisi ini adalah pengabdian ibu dalam menjalani rutinitas harian tanpa mengeluh. Ibu digambarkan sebagai sosok yang kuat dan tangguh yang melakukan segala sesuatu dengan penuh cinta.
  • Kekuatan Perempuan: Penyair menghormati kekuatan perempuan dalam menjalani tugas sehari-hari tanpa henti, baik dalam pekerjaan rumah tangga maupun dalam mendidik anak-anaknya.
  • Rasa Syukur Anak: Puisi ini mencerminkan rasa terima kasih dan penghargaan seorang anak terhadap ibunya yang tak kenal lelah. Anak merasa terinspirasi dan berjanji untuk meniru ketekunan dan keuletan ibunya.

Simbolisme dan Imaji

  • Suara Air Gemericik: Mewakili kedamaian dan keharmonisan pagi hari, serta kesadaran anak akan aktivitas ibunya yang dimulai sejak pagi hari.
  • Salat dan Pekerjaan Rumah: Menunjukkan rutinitas ibu yang penuh dengan ibadah dan pekerjaan rumah tangga, serta bagaimana anak ikut serta dalam mendukung ibunya.

Pesan Moral

Puisi ini menyampaikan pesan tentang pentingnya menghargai peran ibu dalam keluarga dan masyarakat, serta kesadaran akan pengorbanan dan dedikasi yang mereka berikan. Penyair juga menyoroti pentingnya meneladani ketekunan dan kesungguhan ibu dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Puisi "Membantu Ibu" adalah sebuah puisi yang sederhana namun menggugah yang mengangkat tema tentang peran ibu dalam keluarga. Muhisom Setiaki berhasil menggambarkan dengan jelas aktivitas sehari-hari ibu dan bagaimana anak merasakan dan menghargai pengorbanan ibunya. Puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan nilai-nilai keluarga, pengabdian, dan rasa syukur terhadap peran orang tua, khususnya ibu, dalam membentuk karakter dan membimbing anak-anak.

Muhisom Setiaki
Puisi: Membantu Ibu
Karya: Muhisom Setiaki

Biodata Muhisom Setiaki:
  • Muhisom Setiaki lahir pada tanggal 26 Juni 1964 di Parakan, Temanggung.
© Sepenuhnya. All rights reserved.