Puisi: Malam Indah nan Penuh Berkah (Karya Pujiastuti Hurip)

Puisi "Malam Indah nan Penuh Berkah" karya Pujiastuti Hurip merayakan keindahan dan keberkahan malam Lailatulkadar, sebuah malam suci dalam bulan ...

Malam Indah nan Penuh Berkah


Di bulan suci yang kini datang lagi
Adalah suatu malam yang penuh misteri.
Bulan separuh nampan, terlihat di kejauhan
Bintang-bintang berhenti berkejaran

Suara hewan-hewan menyepi tak lagi bernyanyi
Hanyut syahdu dalam alunan kalbu
Dalam kepasrahan jiwa kepada Sang Penguasa jagat raya
Malam itu lebih baik dari seribu bulan
Malam Lailatulkadar yang agung

Pagi itu sang surya menyapa ramah.
Bak bulan purnama berarakan awan putih bersih
Sebersih jiwa hamba-hamba-Nya yang suci
Ya Rabb pertemukan kami dengan Ramadan kembali

Sumber: Surat dari Samudra (2018)

Analisis Puisi:

Puisi "Malam Indah nan Penuh Berkah" karya Pujiastuti Hurip merayakan keindahan dan keberkahan malam Lailatulkadar, sebuah malam suci dalam bulan Ramadan yang dianggap lebih baik dari seribu bulan. Melalui bahasa yang indah dan penuh makna, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan dan merasakan keagungan malam tersebut.

Struktur dan Gaya Bahasa

Puisi ini terdiri dari tiga bait dengan gaya bahasa yang melankolis dan religius. Setiap bait membawa pembaca semakin dalam merasakan keagungan dan ketenangan malam Lailatulkadar. Penggunaan metafora dan personifikasi memperkuat kesan magis dan sakral dari malam tersebut.

Tema dan Makna

Tema utama dari puisi ini adalah keberkahan dan keagungan malam Lailatulkadar. Puisi ini juga menekankan pentingnya kepasrahan dan keikhlasan jiwa dalam beribadah kepada Allah.
  • Di bulan suci yang kini datang lagi / Adalah suatu malam yang penuh misteri: Pembukaan ini menekankan kedatangan kembali bulan Ramadan dan menyoroti misteri dan keagungan malam Lailatulkadar.
  • Bulan separuh nampan, terlihat di kejauhan / Bintang-bintang berhenti berkejaran: Metafora bulan separuh nampan dan bintang-bintang yang berhenti berkejaran menciptakan suasana tenang dan magis. Ini mengindikasikan penghentian segala aktivitas alam sebagai bentuk penghormatan terhadap malam suci ini.
  • Suara hewan-hewan menyepi tak lagi bernyanyi / Hanyut syahdu dalam alunan kalbu: Personifikasi hewan-hewan yang menyepi menunjukkan betapa malam ini begitu tenang dan sakral. Keheningan ini menggambarkan suasana meditasi dan ketenangan hati yang mendalam.
  • Dalam kepasrahan jiwa kepada Sang Penguasa jagat raya / Malam itu lebih baik dari seribu bulan: Kepasrahan jiwa merupakan inti dari ibadah pada malam Lailatulkadar. Pernyataan bahwa malam ini lebih baik dari seribu bulan menekankan betapa berharganya malam ini dalam Islam.

Refleksi dan Harapan

Bait kedua puisi ini lebih banyak berisi refleksi dan harapan. Pagi setelah malam Lailatulkadar digambarkan dengan keindahan dan ketenangan, mencerminkan kebersihan jiwa orang-orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh.
  • Pagi itu sang surya menyapa ramah / Bak bulan purnama berarakan awan putih bersih: Gambaran pagi yang ramah dan bersih mengisyaratkan keberkahan yang dibawa oleh malam Lailatulkadar. Kesejukan pagi ini melambangkan pembersihan diri setelah malam penuh ibadah.
  • Sebersih jiwa hamba-hamba-Nya yang suci: Kebersihan jiwa ini merupakan hasil dari ibadah yang khusyuk dan tulus pada malam Lailatulkadar.
  • Ya Rabb pertemukan kami dengan Ramadan kembali: Penutup ini adalah doa yang mengungkapkan harapan agar dapat bertemu dengan Ramadan dan malam Lailatulkadar lagi di masa mendatang, menunjukkan kerinduan akan keberkahan dan kedamaian yang dibawanya.
Puisi "Malam Indah nan Penuh Berkah" karya Pujiastuti Hurip dengan indah menggambarkan keagungan dan keberkahan malam Lailatulkadar dalam bulan suci Ramadan. Melalui penggunaan metafora, personifikasi, dan bahasa yang penuh rasa syukur, puisi ini mengajak pembaca untuk merenungkan keistimewaan malam tersebut dan pentingnya kepasrahan jiwa dalam beribadah. Refleksi dan harapan yang tersirat di dalamnya memberikan kesan mendalam tentang kebersihan jiwa dan keinginan untuk selalu dekat dengan Allah. Puisi ini bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah doa dan refleksi spiritual yang menyentuh hati.

Pujiastuti Hurip
Puisi: Malam Indah nan Penuh Berkah
Karya: Pujiastuti Hurip

Biodata Pujiastuti Hurip:
  • Pujiastuti Hurip lahir pada tanggal 24 Mei 1954 di Pekalongan.
© Sepenuhnya. All rights reserved.