Malaikat tanpa Nama
untuk guru-guruku
Langkahmu tegas mencerahkan
kau buang segala kegelapan
yang menyelimuti ruang-ruang
hati kecil kami.
Nafasmu terasa kian berat
menyampaikan ilmu tersirat-tersurat.
Ketika gelisah tak sedikit pun kau resah,
Saat banyak keluh, dengan ringan
kau usap peluh.
Jikalau puncak Himalaya tak mampu
mengukur kasihmu pada kami.
Jikalau dalamnya samudra tak mampu
menenggelamkan rindumu pada kami.
Biarkan kisah-kisah yang terlukiskan
Menjadi doa-doa di langit malam.
Meski semangatmu berapi-api mengajari,
Selalu terlihat senyummu manis berseri-seri.
Hadirmu bagai angin yang membawa daun
untuk lepas terbang mencari jati diri.
Kalau saja aku telah pergi oleh sibuknya dunia,
Bolehkah dalam hatiku berkata dengan lirih memanggilmu:
Guruku tercinta.
Sumber: Surat dari Samudra (2018)
Analisis Puisi:
Dalam puisi "Malaikat tanpa Nama," Hidar Amaruddin menggambarkan sosok guru yang tak terlupakan dan penuh kasih sayang. Puisi ini bukan hanya ungkapan rasa terima kasih, tetapi juga merupakan perwakilan dari hubungan yang mendalam antara guru dan murid.
Kehadiran yang Mencerahkan
Langkah tegas dan keberanian dalam menghadapi kesulitan adalah ciri khas yang digambarkan dalam puisi ini. Guru, seperti malaikat tanpa nama, hadir untuk mencerahkan hati murid-muridnya dengan menyingkirkan kegelapan yang menyelimuti.
Kasih Sayang yang Mendalam
Meskipun menghadapi berbagai tantangan dan kegelisahan, guru selalu siap memberikan ilmu dan dukungan kepada murid-muridnya. Mereka tidak hanya mengajarkan pelajaran, tetapi juga memberikan semangat dan ketenangan dalam menghadapi kehidupan.
Kesetiaan dan Rindu yang Abadi
Kehadiran seorang guru begitu kuat hingga melampaui batas-batas fisik. Meskipun jarak memisahkan, rasa kasih sayang dan rindu terhadap guru tetap terasa. Bahkan ketika murid merasa terpisah oleh kesibukan dunia, rasa rindu akan guru tetap hadir dalam hati mereka.
Pesan Pembelajaran
Puisi ini mengajarkan tentang kekuatan hubungan guru-murid yang tak terlupakan. Selain itu, ia juga mengingatkan akan pentingnya menghargai peran guru dalam pembentukan karakter dan perjalanan hidup seseorang. Guru bukan hanya pengajar, tetapi juga mentor, pembimbing, dan sosok yang memberi inspirasi.
Puisi "Malaikat tanpa Nama" adalah sebuah penghormatan yang dalam terhadap peran guru dalam kehidupan kita. Melalui ungkapan yang indah dan penuh makna, Hidar Amaruddin menggambarkan betapa pentingnya hubungan antara guru dan murid dalam membentuk pribadi dan menginspirasi untuk meraih impian. Puisi ini mengingatkan kita akan keberadaan guru yang selalu hadir dalam setiap langkah perjalanan kita, bahkan ketika waktu dan jarak memisahkan.
Karya: Hidar Amaruddin
Biodata Hidar Amaruddin:
- Hidar Amaruddin lahir pada tanggal 16 Desember 1995 di Kudus.